[22]

1.6K 143 0
                                    

Ayo absen:)


Seharusnya ini tidak terjadi, berbagai perkataan yang di jadikan alasan membuat dunia nya seolah sempit. Jika saja saat itu Jungkook tidak mengikuti sang paman maka kecelakaan itu tidak akan terjadi dan perjanjian 15 tahun silam yang melibatkan Haeri  juga tidak akan pernah ada. Kekasihnya masih ada di sini, Taehyung tidak membencinya dan sang ayah tidak juga mengasihinya selayak seonggok daging tak berguna.

Jungkook mengikuti segala perintah yang di atur oleh ayahnya, Taehyung tidak bersalah melainkan pria itu yang berada di pihaknya selama ini. Kepergian kekasih mereka akibat tangan Jungkook sendiri, ia menyakiti Taehyung sekaligus Yerin. Ia tidak berguna, ia memang tidak pantas memiliki Haeri lagi. Gadis itu, memang selayaknya untuk Taehyung.

Jungkook merasa ia sedang berada di dalam jalan gelap dan tak berpenghuni . Tidak, bukan karena nya Yerin memilih untuk bunuh diri. Saat itu Jungkook tidak tau harus memilih, Taehyung yang terus menerus memarahi Yerin dan mendiami Jungkook seharian sampai rasanya ingin menangis. Benar adanya jika cinta itu tidak bisa di atur akan jatuh kepada siapa, saat pertama kali Jungkook melihat Taehyung membawa Yerin kerumah ia langsung menaruh hati pada gadis 20 tahunan itu. Terlebih Yerin juga menaruh perasaan padanya, saat itu semua terkendali saat Jungkook berkencan dengan Yerin diam-diam di belakang Taehyung. Gadis itu juga yang menyerahkan dirinya, sebagai pria dewasa Jungkook tidak bisa menolak tawaran dari seseorang yang ia cintai.

"Apa ini karma? " Gumam Jungkook dalam kesendirian nya, ia rapuh baik dalam maupun luar nya. Tidak ada seorang pun yang bisa memahami nya saat ini.

Jungkook rasanya ingin menangis, kini Jungkook tau bagaimana sakit nya menjadi Taehyung. Tapi Jungkook bergelap mata, ia masih tidak rela dan tidak sudi menyerah begitu saja. Ia akan menggunakan cara apapun untuk merebut miliknya.

Dalam keambisiuannya itu, alam sadar nya kembali menarik dirinya dan menoleh ke arah pintu apartemen nya. Ada beberapa ketukan terdengar di sana. Segera beranjak bangkit untuk membuka pintu.

"Halo Jungkookie, apa kabar? " Sekujur tubuh Jungkook berdenyar aneh, mata nya menggelap dan urat-urat lehernya mencuat.

***

"Taehyung, kau harus mendengarkan apa yang appa katakan. Ceraikan Haeri dan relakan dia untuk adikmu."

Taehyung kesal bukan main, dia mengepalkan tangannya di atas paha. Ia memang tidak bisa menolak setiap kali sang ayah memberi perintah, tapi untuk saat ini Taehyung berkeras hati. "Tidak akan appa, walau demi adikku sekalipun! Aku tidak ingin mendengarkan apapun dari mulutmu! "

"Taehyung! Apa yang telah gadis itu lakukan untuk mu sampai kau membangkang hah?! " Tuan kim membentak Taehyung sampai mata nya memerah. "Apa dia gadis SMA yang memberi mu pelayanan terbaik saat di ranjang? "

Taehyung dengan sekuat tenaga menahan emosi nya agar tidak meninju rahang sang ayah, urat lehernya mencuat dengan mata yang menatap memicing. "Aku telah menghamili gadis itu, jadi jika kau masih bersikukuh mengatakan hal yang berulang-ulang. " Taehyung menghentikan ucapannya dengan suara yang bergetar. Ia marah sekali. "Tidak akan ku biarkan perusahaan ini bertahan di atas kuasa mu lagi. Jangan kau kira aku tidak bisa. "

Taehyung langsung berjalan keluar dari sana, hatinya sangat panas sampai membakar hingga ke ubun-ubun. Kenapa ayahnya sangat terobsesi dengan Jungkook? Walau Taehyung sendiri sangat menyayangi sang adik tapi ayah nya terlihat sangat berbeda.

***

"Lusa besok terakhir kita ujian, apa setelah ini aku akan memiliki keponakan?" Soora menyenggol bahu Haeri, menatap gadis itu genit.

Haeri melebarkan matanya
tajam. "Bukan main, apa pelajaran mr. Han terlalu sulit untuk mu sampai mengatakan hal itu huh? "

Soora terlihat pura-pura berpikir, dan itu membuat Haeri semakin
kesal. "Sulit tapi tidak bisa memengaruhi kerja otakku, aku sungguh-sungguh menantikan keponakan Kim nanti."

Haeri menepis tangan Soora yang bergerak untuk mencolek dagunya, gadis itu terlalu centil untuk ukuran anak SMA. Eh, tapi bagaimana dengan Haeri? Mendesah seperti jalang? Oke, lupakan karena itu kemakluman seorang istri. "Terserah kau saja. " Balas Haeri apa adanya.

"Pasti kau sudah membuat nya kan? "

Lagi-lagi Soora berkecoh tidak berguna, hampir saja jantung Haeri melorot karena ucapan sahabatnya. Ya karena memang mereka telah melakukannya nya, tapi Soora tidak perlu mengetahui apapun tentang itu. "Sekali lagi kau berbicara, aku akan membakar semua koleksi album mu yang kau titip di kamarku! "

Oh untuk yang satu itu ancaman terbesar dalam hidup Soora, buktinya gadis itu terlihat membolakan mata dan mengatup bibirnya rapat-rapat. Tapi sepertinya ancaman itu tidak berguna sesudah Soora membopong seluruh koleksinya yang memenuhi kamar Haeri. Setidaknya sekarang ia masih memiliki senjata untuk membungkam bibir nyinyir sahabatnya. "Bagus." Haeri tertawa, sahabat nya patuh sekali sekarang.

Saat hendak membalikkan halaman buku yang sedang ia baca, ponselnya berdering dan dengan cekatan Soora melirik. Ya, gadis itu terlihat sangat ingin tau tentang kehidupan pernikahan sahabatnya.

"Mata mu astaga. " Geram Haeri dan menutup layar ponselnya dengan telapak tangan, berdiri untuk sedikit menjauh dari paparazi park Soora yang menyebalkan untuk menerima panggilan dari sang suami.

"Halo baby girl, apa ujian mu telah selesai? " Tanya Taehyung hangat dari seberang, reflek membuat pipi Haeri merona memanas. Jika saja Soora melihat nya ia yakin gadis itu akan menertawakan nya.

"Ya, baru saja selesai. "

"Apa ada kegiatan lain setelah nya?"

"Hm tidak, sudah kosong dan sekarang aku sedang berada di perpustakaan bersama Soora. "

"Baiklah, aku akan menjemput mu 10 menit lagi. "

"Ya."

"Hanya itu? "

"Terus? "

"Tidak ada kalimat lain hm? "

"Terimakasih."

"Untuk? " Terdengar kekehan Taehyung dari ujung sana.

"Terima kasih saja, kenapa banyak sekali bertanya sih?"

Taehyung membuang nafasnya jengkel. "Kau masih tidak peka ya? yasudah aku tutup. "

Taehyung segera menutup panggilannya secara sepihak membuat Haeri kebingungan. Namun segaris senyum tertarik di wajah cantiknya, ah perubahan Taehyung berubah sangat manis dan keterbalikan dari sifat asli nya dulu. Tangannya beralih untuk membuka ruang obrolannya dengan Taehyung dan mengetik beberapa pesan di sana. Setelah nya ia menjadi malu sendiri dan salah tingkah.

"Aku menunggu mu." Rasanya Haeri ingin menguburkan diri nya setelah membaca lagi deretan pesan yang ia kirim, karena sudah terlanjur gadis itu membiarkannya dan berjalan menghampiri Soora dengan hati yang berbunga.

Namun siapa sangka, setibanya Haeri ke meja tempat ia dan Soora duduk tadi ia di kejutkan dengan tidak adanya keberadaan sahabatnya itu dan yang lebih mengejutkan orang-orang yang tadi juga terlibat dalam perpustakaan seakan-akan lenyap tanpa menyisakan satu benda pun. Lampu di sekitar ruang baca juga hanya tinggal beberapa, meninggalkan kesan redup di ruang luas itu. Rak-rak yang tadinya terlihat ramai mendadak menjadi kosong, satu perpustakaan itu menjadi senyap. Haeri mengintip ke arah luar dan tidak ada seorang pun di sana, ia seperti mengalami perhentian waktu tapi itu tidak mungkin. Seperti memang ada seseorang yang sengaja melakukan ini.

Jantung Haeri bertelu kencang, ia merasakan seperti ada sesuatu yang buruk setelah ini. Mewaspadai ke sekeliling ruangan sambil tangannya merogoh kembali ponsel di dalam sakunya. Tak sempat menekan digit nomor di sana, tiba-tiba mulutnya di bungkam dari belakang dan semuanya menggelap.

Tbc.

Jgn suudzon astogeee
 

Married Him [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang