[19]

1.5K 155 1
                                    


Aloha, apa kabareu? Sehat smuanya?? Smoga sehat yaaaa🥰
Ad yg nungguin tdk?

+++

Tepat ketika jarum panjang menginjak pukul 8 malam Haeri memberanikan kakinya menginjak ubin restoran tempat di mana Jungkook mengajak nya bertemu. Sebelumnya Haeri melarang  Jungkook menjemputnya dengan alasan sedang berada di rumah kedua orang tuanya setelah selesai ujian tadi.

Haeri berjalan mantap ke arah Jungkook yang sedang duduk menunggu nya dengan secangkir espresso di depannya. Favorit Jungkook dan dirinya. Sesaat ia menghirup nafas dalam-dalam dan memberanikan untuk memanggil Jungkook. Pria itu langsung mengangkat wajah nya dan menatap Haeri sendu. Ia rindu.

"Apa aku terlambat? " Tanya Haeri ragu dan melihat ke arah cangkir Jungkook yang hanya tinggal setengah.

"Tidak, kau datang tepat waktu. Aku yang datang terlalu cepat agar tidak membuatmu menunggu. " Jawab Jungkook, sungguh membuat Haeri terenyuh. Haeri gundah dengan hubungan mereka, apakah mereka sedang marahan sekarang?

"Oppa–" Panggil Haeri tertahan. Tiba-tiba jantung nya seperti tertanam paku, nyeri sekali. Melihat Jungkook di sini membuatnya serba salah. Kemarin ia menantikan kepulangan pria itu, ia menunggu momen manis mereka seperti hari-hari yang sudah terlewatkan. Tapi hari ini? Marah, kecewa dan kesal dengan dirinya dan juga Jungkook berkumpul menjadi satu.
"Ayo akhiri hubungan ini. " Ucap Haeri setelahnya, wajahnya menunduk tidak sanggup melihat Jungkook di depannya.

Jungkook mengenggam tangan Haeri, ia terpukul mendengar itu. Bukan itu yang ia harapkan di pertemuan ini. "Tidak, aku tidak mau. "

Haeri menarik tangannya dan beralih menatap Jungkook. "Kenapa tidak mau? " Sejujurnya Haeri masih belum bisa mengatakan alasan kenapa ia memutuskan seperti ini. Ia juga sama kalutnya, dan ia berharap Jungkook mengakui kesalahannya.

"Haeri, aku mencintaimu. Kau sendiri juga tau seberapa besar cintaku. Hubungan kita sudah hampir menginjak 3 tahun dan dengan begitu mudah kau mengajak putus? " Suara Jungkook terdengar sumbang, pikiran nya terbelah. Memikirkan kesalahannya dan juga hubungan diam-diam antara Haeri dan juga hyungnya. Siapa yang bersalah di sini?

"Jeon Jungkook, selama di Jeju kau jauh dari ku. Aku ingin menutup mata tentang kejadian beberapa hari lalu di apartemen mu setelah kau menyuruh ku pulang. " Mata Haeri terlihat berkaca-kaca. Hatinya juga remuk, kebohongan Jungkook membuat hatinya patah.

Dengan cepat Jungkook menggeleng.
"Tidak sayang, kau salah paham tentang itu. Hanya kau, kau yang ada di hati ku. " Ucap Jungkook sungguh-sungguh, namun entah kenapa Haeri tidak merasakan itu sama sekali. Pria itu menggengam tangan Haeri dan menaruh harap.

"Lepas!" Haeri menghempaskan tangan Jungkook dengan kasar. "Buang kata manismu itu, aku sudah muak mendengar nya. " Mata Haeri memerah menahan tangis dan amarah.

Jungkook menarik segaris senyum dan berdecih mendengar ucapan Haeri barusan. Oh apakah Haeri menyalahkan dirinya di sini? Sedangkan gadis itu juga bersalah dan malah sudah melangkah terlalu jauh.
"Lalu kau apa? Diam-diam kau menikah dengan hyung ku sendiri! Kau tidak lebih buruk dari jalang Ahn Haeri! "

Plak~

Satu tamparan berhasil mendarat di pipi kanan Jungkook, wajah Haeri memerah menahan amarah dalam diri nya. Untung saja keadaan cafe sedang sepi karena mereka memilih lantai atas sehingga tidak ada yang memperhatikan mereka. "Kau, apa bukti hubungan 3 tahun kita? Kemana saja kau selama ini tidak mengetahui apapun yang di rencanakan oleh ayahmu? Kemana Jungkook? Kenapa kau diam saja dan kau tidak tau apa-apa tentang ini? Aku diam karena aku kira kau akan menentang nya dan mengatakan aku ini milikmu!" Genangan air yang ia tahan akhirnya turun membasahi pipi nya.

Jungkook tercekat kemudian langsung berlutut di depan Haeri dan mengenggam tangan gadis itu. "A...aku benar-benar tidak tau apapun tentang itu."

Haeri langsung menepis tangannya dan mengelap sisa air matanya. Ia harus kuat dan tidak boleh terlihat lemah. "Sudah tidak ada lagi. Untuk saat ini jangan temui aku, aku tidak mau melihat wajahmu!" Haeri berbalik dan meninggalkan tempat itu. Mereka sama-sama terluka di sini, Haeri tidak  bisa menyalahkan Jungkook sepenuhnya, dalam hal ini mereka berdua terlibat. Mungkin satu-satunya cara mereka tidak saling bertemu dulu, saling memberi waktu untuk berpikir dan menyelesaikan semuanya.

***

"Jadi Jungkook dan gadis itu memiliki hubungan selama ini?" Tuan Kim mengeram keras dan melempar beberapa lembar foto di mana terdapat Jungkook dan Haeri yang sedang tertawa bahagia. Apa yang ia lakukan sekarang adalah menyakiti Jungkook, bukan malah membuat putra nya bahagia.

"Iya tuan, saya melihat ada banyak bingkai foto mereka di dalam kamar Jungkook. " Ucap bodyguard nya dengan wajah yang tertunduk. Selama ini ia tidak pernah mengetahui apapun mengenai hubungan tuan muda.

"Kenapa baru sekarang kalian melihat nya hah?!" Wajah tuan Kim tampak memerah menahan amarah. Selama ini ia tidak pernah mengetahui tentang ini. Kenapa harus Haeri?

"Maaf tuan, Jungkook selalu mengunci kamarnya dan tidak memperbolehkan seorang pun untuk memasuki kamarnya. " Ujar bodyguard itu lagi. Selama ini juga di lihat dari Jungkook sendiri ia baik-baik saja, pria itu menuruti segala perintah sang ayah. Tidak ada yang perlu diselidiki.

Tuan kim mengeram dan mengigit bagian dalam mulutnya. Bagaimana mungkin ia baru mengetahui tentang ini sekarang? Disaat pengambilan bagian nya malah menjadi kacau oleh satu gadis. Setelah terjadi sejauh ini tidak bisa untuk kembali di bicarakan baik-baik. Kesepakatan nya dengan tuan Ahn juga sudah bulat. Dan yang ia lakukan juga untuk Jungkook sendiri.

"Katakan kepada Taehyung untuk selalu berada di samping Haeri. Sebagiannya aku yang akan mengurus urusan Jungkook. "

Sang bodyguard itu mengangguk hormat dan setelah nya keluar dari ruangan sang bos. Tuan Kim mengambil beberapa berkas dari dalam lacinya dan di letakkan di atas meja. Sejenak tuan kim hanya memandang berkas itu, ia memikirkan apa yang perlu ia lakukan  saat ini. Ia tidak bisa memastikan karena Jungkook akan mencampur tangannya penuh. Ia sangat hafal dengan perangai sang putra, karena sama sepertinya. Melindungi milik nya adalah pedoman teguh.

Tbc.

Pendek? Aaa, aku blank smpahh deh, gmana ya??

Married Him [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang