[18]

1.5K 153 0
                                    


Udh bedebu lapak ini, happy reading love 💜

Yok absen..

+++

"Bagaimana tentang pernikahan anak kita? " Tanya tuan kim memulai percakapan di ruangan itu. Hanya ada mereka berdua dalam pertemuan yang di atur khusus.

"Mereka sudah memiliki ikatan, perjanjian kita hanya sampai saham itu jatuh ke perusahaan mu. Dan itu kini sudah terjadi, tapi aku tidak akan mengecewakan putri ku dengan janji seperti itu. Saham itu tidak masalah jatuh ke perusahaan mu dan pernikahan kedua anak kita terus berlanjut. " Jawab tuan Ahn, beliau sedikit khawatir karena mungkin saja pria yang di depannya ini licik. Tuan Ahn sungguh tidak berniat memperjualkan putri nya demi perjanjian seperti ini. Karena ada hal yang memang harus mewajibkannya mengikhlaskan sang putri untuk di nikahkan.

Tuan Kim berdecih pelan dan menyatukan kedua tangannya di tengah kedua pahanya. "Benarkah? Bisakah begitu? Bukannya pada awal perjanjian kita aku sudah mengatakan jika hanya akan menggunakan Haeri untuk perjanjian 15 tahun silam? "

Tuan Ahn juga tidak bodoh jika tidak mengerti rencana busuk pria di depannya. "Tentu, tapi bukannya kau sudah menyetujui perjanjian itu akan di perpanjang selama perusahaan putra bungsu mu terus membaik? Dan kau harus mengingat juga hutang mu Kim."

Tuan Kim terdiam, ternyata ia salah menilai jika pria di depannya ini terlihat lemah di balik wajah tegas nya yang seringkali menunjukkan sikap ramah. Ya, ia tampak seperti orang jahat seperti ini.
"Tentu, selama Jcorp masih naik aku tidak memaksa. "

***

Taehyung baru saja keluar dari kamar mandi, wangi dari sabun mahal nya menyeruak hebat di penghidung Haeri yang kini sedang berdiri di depan cermin untuk bersiap menuju ke sekolah di hari pertama ujian akhir nya. Mata Haeri bersitobrok dengan manik hazel Taehyung yang sudah memfokuskan atensi ke arah gadis itu. Pagi pertama Taehyung merasa benar-benar memiliki seorang istri. Taehyung tersenyum dan berjalan ke arah Haeri, mengecup sekilas pipi istrinya. "Ingin aku antarkan baby girl? "

Bulu Haeri meremang setelah mendengar nya, wah hebat sekali. Kenapa ia merasa geli ketika Taehyung bersikap seperti barusan? Memang kesalahan dirinya mungkin tentang semalam. Ia serius mengatakan ingin berbaikan dan perlahan merubah sikap acuh dengan Taehyung. Tapi tetap saja ia masih geli dengan suasana baru seperti ini. Pada akhirnya Haeri membalas senyuman Taehyung. "Ya, tentu." Jawab Haeri masih kaku. Demi apapun, tatapan Taehyung yang sekarang itu sungguh membuat Haeri takut sekaligus ngeri. Bayangkan, tatapan pria itu seperti tatapan para ahjussi di luar sana yang ingin menganggu para gadis.

"Aku sudah menyatakan cinta semalam tapi kenapa kau masih gugup? Padahal kau belum memberi tahu ku tentang perasaan mu. Atau kau gugup seperti itu karena kau juga mencintaiku?"

"Yak, apa yang kau katakan?" Sarkas Haeri tidak terima. Dengan secepat kilat ia membalikkan wajahnya. "Selesaikan memakai pakaianmu, aku tidak ingin terlambat di hari pertama ujian ku. " Haeri langsung bangkit dan berjalan menuju lemari untuk mengambil beberapa potong pakaian suaminya. Tidak aneh bukan dengan sebutan suaminya?

"Bukan hal buruk jika kau membantu ku untuk berpakaian. " Taehyung sudah merentangkan kedua tangannya, memberi kode.

Haeri berdecak dan berbalik. "Kau memang menyebalkan, aku menyesal tentang kejadian semalam."

Taehyung malah terkekeh menatap punggung sempit Haeri yang menghilang di balik pintu kamar mereka. Reaksi pagi Taehyung kali ini lebih menyenangkan. Taehyung bersenandung kecil sambil kaki jenjang nya memasuki ruang ganti. Sama sekali tidak salah tentang keputusannya untuk kembali mencintai. Tapi ada hal yang tidak boleh Taehyung lupakan. Jungkook, adik kecilnya yang tidak semudah itu menyerah dan sang ayah yang diam-diam memiliki rencana tersendiri.

Setelah menyiapkan dua potong roti panggang di atas meja, Haeri kembali menyibukkan dirinya dengan pembelajaran yang akan di ujiankan hari ini, sambil menunggu Taehyung selesai dan mereka akan menyantap sarapan pagi bersama. Ini pertama kali ia merasa lebih tulus menunggu kehadiran pria itu di meja makan, biasanya ia tidak rela menghabiskan sarapan dengan Taehyung. Sebelum hubungan mereka membaik, di mata gadis itu Taehyung hanyalah pria yang menyebalkan dan menjengkelkan. Sifat acuh yang sangat terkutuk itu membuat Haeri menggigit jari.

Satu notifikasi masuk kedalam ponselnya membuat Haeri mengalihkan perhatiannya kepada benda pipih yang berada di dekatnya. Jari lentiknya bergerak membuka pesan dari sang ayah.

Appa

"Jumpai appa di kantor, katakan pada Taehyung untuk ikut."


Pesan dari tuan Ahn dan membuat secercah senyum di wajah Haeri. Ia rindu sekali dengan sang ayah, semenjak hari pernikahannya ia sudah jarang bertemu dengan sang ayah.

"Kenapa tersenyum?" Taehyung yang baru sudah siap dengan setelan kantor nya duduk di depan Haeri dan mencomot sandwich buatan gadis itu.

Haeri langsung meletakkan ponsel nya di samping. "Aa, tadi appa meminta ku untuk ke kantor nya dan dia juga menyuruh mu untuk ikut."

Taehyung mengangguk dan meletakkan sandwich nya ke atas piring. "Aku tidak bisa karena memiliki beberapa pekerjaan di kantor. Biar aku yang mengantar."

Pertama kalinya Haeri menyukai cara makan Taehyung. Oh lihatlah pria itu, dengan pipi yang mengembung penuh dengan sandwich berani menatap Haeri seperti itu. Mengerjap beberapa kali dan mengunyah sisa makanan di dalam mulutnya dan itu menambahkan kesan menggemaskan bagi Haeri. Astaga, tidak mungkin sekali perasaannya langsung tumbuh setelah kejadian semalam yang singkat. "Baiklah, akan aku katakan pada appa nanti. "

***

"Sayang, sudah selesai ujianmu? " Suara yang kembali membuat jantung Haeri ingin keluar. Tadi setelah ujian selesai tiba-tiba Jungkook meneleponnya dan memanggilnya dengan sebutan sayang. Haeri merasa asing.

"Ehm, baru saja selesai. " Sahut Haeri dengan segaris senyum paksa.

"Kau sudah tidak ingin merayakan ulang tahun ku setelah kemarin aku membatalkan nya tiba-tiba? " Tanya Jungkook penuh harap.

"Aku tidak bisa hari ini, appa memanggil ku ke kantornya. "

Di seberang sana Jungkook menekuk wajahnya kesal. "Padahal aku sangat ingin merayakan nya dengan mu. Aku rindu sekali. "

Hati Haeri mencolos begitu saja, membayangkan bagaimana hari-hari bahagia mereka sebelum semua ini terjadi dan terkuak satu persatu. "Maaf sekali, tapi aku benar-benar tidak bisa."

Di seberang sana Jungkook mengeram dan meremas buku-buku tangannya. Beberapa hari ini emosi nya sering tersulut dengan masalah sepele. Ia tidak bisa merelakan Haeri. "Tidak bisa, ada yang ingin aku katakan padamu. Pukul 7 malam aku akan menjemput mu. " Setelah mengatakannya Jungkook segera menutup panggilan dengan sepihak.

Haeri melupakan satu fakta jika Jungkook tidak menyerah begitu saja dan tidak membiarkan sesuatu miliknya hilang. Kemarin Haeri menyukai Jungkook dengan itu.

Tbc.

Menurut klian Jungkook itu seperti apa dan Taehyung itu gimana?

Married Him [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang