Chapter 2 : Vianca Alteria part 1

6.9K 600 13
                                    

"Gila ruangan ini semuanya pink! Ugh enek aku."

Imelda berdiri dan jalan-jalan di sekitar ruangan itu. Ia menemukan cermin oval, tentunya dengan ukiran emas yang norak di sekujurnya. Ia melihat kearah cermin itu dan terpantulah soksok wanita.

"Haaaah?! Apa ini?!"

Mata merah darah yang besar seperti permata, rambut perak keunguan yang lurus dan amat panjang, serta muka kecil berkulit putih seperti salju. Tentulah ini bukan ciri fisik Imelda.

"Kenapa ini? Aku yakin aku lagi tenggelam di danau? Apa ini mimpi? Aneh banget mimpiku ini..."

Ia membuka jendela sambil menikmati udara pagi yang segar dan matahari yang bersinar cerah.

'Lalu, apa maksud dari suara besar itu? Aku yakin aku mendegarnya dengan jelas dan tentu itu bukanlah mimpi. Kata suara itu ini merupakan kesempatan berkarya tanpa ambisi?'

Tok tok tok

Terdengar suara ketukan dari pintu putih besar itu. Lalu masuklah sebuah wanita yang seperti seumuran tubuh ini dengan baju aneh. Seperti baju pembantu kerajaan eropa jaman dahulu.

"Selamat pagi Nona, Anda mau makan atau mandi terlebih dahulu?"

Lalu terlitaslah pikiran di otak encer imelda.

'Setelah dipikir-pikir lagi, Ranjang yang besar dengan tirai bukanlah tren abadku. Ukiran di dinding ini sangat berkhas Eropa pada abad pertengahan, kemudian wanita ini yang memakai pakaian yang seperti orang cosplay [1], tidak mungkin kan aku di abad pertengahan Eropa?!'

"Nona Vianca?"

Imelda terhensentak dan kebali ke realita.

'Vianca? Siapa ya itu? Kayaknya pernah dengar...'

"Apakah nona sakit? Apa saya perlu panggil dokter?"

"Tidak... Saya tidak sakit."

"Aduh Nona~ Anda tidak perlu terlalu formal-formal seperti itu dong..."

Vianca dengan jiwa Imelda kebingungan. Sekarang ia ada di masa krisis identitas yang penuh ketegangan.

"Huh, Nona mandi dulu saja ya. Aku akan menyiapkan kamar mandi dan gaun nona."

Wanita itu masuk ke pintu sebelah lemari baju besar meninggalkan vianca sendirian. Karena tidak habis pikir lagi, Vianca menetapkan bahwa ini hanya mimpi dan mulai menjalani akting dalam mimpinya. Ia membuka lemari baju besar itu dan melihat baju yang tidak lagi berbentuk kaos maupun kemeja, semuanya adalah gaun yang megar, banyak pita dan lapisan-lapisan berenda. Tentu warnanya tidak lain selain pink.

'Ukh, aku ini mimpi macam apa sih bisa sampai melihat pink semua? Apalah aku dendam terhadap warna pink?'

Vianca mengambil satu baju dengan warna pink yang paling sedikit lalu pintu di dekatnya terbuka.

"Nona, kamar mandinya siap dipak- Waaah, nona sedang apa?!"

Muka wanita tersebut terkejut dan membiru.

"Hm? Aku sedang memilih baju yang inginku pakai setelah mandi."

The Villainess Did a RevolutionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang