Chapter 23 : Pesta Part 3

2.6K 310 12
                                    

"Kakakmu sudah susah payah mencari gaun yang kembaran untuk adikku tercinta, akan tetapi ia tidak memakainya di hari berbahagia ini..."

Tamu-tamu bangsawan mulai berbisik-bisik. Aku yang menyadari hal tersebut hanya cuek dan mencoba menanggapi ujaran Yvonna senetral mungkin.

"Aku memkai gaun yang kakak berikan kok. Akan tetapi, aku desain ulang beberapa bagian dari gaun ini agar terlihat lebih menarik."

"Ah, apakah desain yang kupilih seburuk itu sampai kamu perlu mendesain ulang?"

Bisikan para bangsawan semakin ricuh.

"Tidak Kakaku tercinta. Pilihan kakak memang yang terbaik. Hanya saja pilihan kakak sudah ketinggalan trend dan terlalu keanak-anakan untuk adikmu yang berusia 15 tahun. Oleh karena itu aku mencoba untuk mendesain ulang sesuai seleraku.

Para bangsawan yang memperhatikan debat kita berdua terdiam mendengar kata-kataku. Mereka bertanya-tanya apakah benar kakaknya memilih gaun yang ketinggalan trend?

"Oh ya? S-sepertinya adikku memang hebat! Ia mengetahui tren gaun dan dapat mendesainnya pula! Hahahahaha."

Yvonna yang mengakui kekalahannya, terpaksa memujiku. Jika ia terus menggertak dan menghinaku lebih dari ini, para bangsawan akan memulai rumor buruk tentang dirinya.

"Kalau begitu, saya pamit dulu."

Aku kembali membungkukan diri lalu pergi dari ruangan acara utama.

Tiba-tiba ada tangan yang menangkapku.

"Tunggu Vianca!"

Setelah ku lihat, ternyata Tuan Heinous, Ragrand Heinous. Ada apa urusan dengaku?

"Bolehkah kita berbicara secara pribadi di taman?"

Aku menganggui dengan anggun dan berjalanlah kita berdua ke taman.

Sesampai si taman, Rangrand setengah berlutut seperti pose pelamaran.

"Vianca, mau kah kamu bertunangan denganku?"

Waduh, orang ini sudah gila sepertinya... Orang seperti apa yang berpacaran dengan kakaknya dan bertunangan dengan adiknya?

Aku yang tidak tahan kekesalan yang di hati, menlontarkan kata-kata sarkastik sambil tersenyum besar.

"Apa kamu masih waras?"

"Iya?"

"Aku bertanya apa kamu masih waras?"

Kalimat kedua yang ku ucapkan lebih keras dan tegas membuatnya bingung.

Muka rupawan dengan rambut pirang itu tersenyum tulus.

"Aku mulai jatuh cinta kepadamu saat pertemuan ketiga kita. Pada saat itu mata kamu bersinar melebihi sinar matahari, rambut perakmu berkilauan melebihi cantikmya dewi bulan, kulitnmmu yang putih seperti-"

"Iya cukup aku mengerti."

Aku lelah mendengarkan gombalan panjang seperti ini. Tidak berguna dan tidak meyakinkan sama sekali.

"Maafkan aku. Aku harus menolaknya dengan dua alasan."

"Dua alasan?"

"Pertama, Tuan Ragrand adalah pacar dari kakaku tercinta. Kedua, Tuan Ragrand bukanlah tipeku. Kalau begitu aku pamit dahulu."

Aku jalan membalik arah lalu ia menangkap ku kembali.

"Aku tidak berpacaran dengan Yvonna dan aku bisa berusaha menjadi tipemu! Jadi tolong berikan aku kesempatan"

The Villainess Did a RevolutionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang