Chapter 10 : Investor Part 1

3.7K 441 6
                                    

Hari berjalan seperti biasa. Bangun, makan pagi bersama, kelas embroidery, makan siang, kelas etiket, minum teh, bertukar pikiran dengan Elise, berdebat dengan Yvonna, makan malam bersama, dan kebali ke awal. Sama halnya dengan hari lainnya aku sedang bertukar pikiran dengan Elise yang sambil menggosok punggung belakangku di pagi hari ini.

"Huft, kapan ya informan tersebut mengirim surat kepadaku."

"Tenang saja nona, jikalau memang ia tidak dapat menemukan investor yang nona cari, ia pasti akan tetap mengirimkan surat sekaligus uang 100 koin emas nona."

Aku memakai gaun yang baru saja sampai di kediaman keluarga marquis Alteria. Gaun biru pucat simpel tetapi indah. Inilah gaun hari ini yang akan ku pakai. Makan pagi untungnya berjalan dengan lancar tanpa debat dengan Yvonna dan tatapan keji ibu.

Tak tak tak

Aku berjalan menuju ruang tamu ke tiga yang selalu digunakan untuk kelas embroidery-ku. Berbeda dengan hari lainnya, Contess Barret yang selalu sampai duluan di ruangan ini, membawa kotak yang berbau harum.

"Ah! Selamat pagi Nona Vianca! Hari ini aku membawakan kue untuk Nona!"

"Waah kue? Terima kasih banyak Countess Barret!"

"Ayolah Nona Vianca, bukankan nona berjanji untuk berbicara dengan akrab saja? Kenapa nona memanggilku Countess?"

Countes Barret, Eh bukan. Nona Katarina Barret tersenyum sambil membuka kotak kuenya.

"Oh ya betul juga! Hehe... maafkan aku Nona katarina!"

"Uhum! Oke sekarang, sebelum memulai kelas embroidery kali ini, bagaimana jika kita makan kue buatanku dulu?"

"Aah, ini kue buatan nona sendiri?"

Tanganku mengambil satu buah kepingan kue kering dan mengigitnya.

"Betul sekali! Ini kedua kalinya aku membuat kue kering. Tolong berikan aku kritik dan saran untuk kue kering ku! Aku perlu orang yang cukup jujur untuk menilai kue ku."

Manis, tapi tidak berlebihan. Gurih, tapih tidak terlalu asin. Tetapi entah kenapa, teksturnya terlalu lembut untuk digolongkan sebagi kue kering.

"Hmm... kuenya terlalu lembut. Sepertinya Nona Katarina tidak menyimpannya dengan baik. Dengan apa nona menyimpannya?"

"Ah begitu kah? Aku menyimpannya di kotak kardus agar mudah di berikan ke banyak orang, seperti nona salah satunya."

Hap. Aku menlenyapkan satu kue lagi kedalam mulutku.

"Tidak bisa begitu... kue kering harus dijaga kelembapan udara sekitarnya agar kualitasnya tetap terjaga. Gunakanlah toples kaca yang lebih kedap udara."

Sambil menikmati kue Nona Katarina aku menoleh ke Elise dan seketika terlintas suatu pikiran di benakku.

"Ah baiklah aku akan menggunakan toples ka-"

"Nona Katarina! Apakah Nona ingin bekerja sama denganku?"

"Eh? Bekerja sama?"

Aku berdiri di hadapan Nona Katarina dan megenggam tangan halusnya.

"Aku baru saja berencana membangun cafe di Jalan Antheton tetapi aku belum menemukan perajin kue yang tepat untuk cafeku!"

"Ah eh, bo-boleh..."

"Baiklah! Untunglah aku mempunyai teman yang pandai membuat kue!"

Nona Katarina yang memerah tersenyum malu sambil menganggukan kepalanya.

Kelas embroidery hari ini mengahsilkan suatu karya. Waktu bergerak dan sekarang sudah sore hari, saatnya aku minum teh bersama Elise sambil berbincang-bincang di taman.

'Hmm... Konon, sapu tangan sulaman merupakan senjata wanita. Senjata ini dapat digunakan untuk menyombongkan keterampilan dan keluarganya sampai dengan untuk menunjukkan kelembutan seorang wanita yang dapat memikat berbagai hati para lelaki.'

Aku menatap sapu tangan sulamanku sendiri yang indah. Embroidery bunga mawar berwarna violet keputihan seperti rambutku berada di tengah sapu tangan. Bunga mawar dengan warna ini melambangkan keluargaku, keluarga Mariquis Alteria.

'Akan tetapi, dimataku, sapu tangan seperti ini, setidaknya hanya untuk lap mulutku setelah minum teh atau saat aku berkeringat. Lagipula bukankah itu tujuan utama suatu sapu tangan?!'

Elise mendekat dan membawa nampang dengan perangkat teh lengkap. Dua cangkir dan satu teko.

"Nona... kenapa muka anda tertekan seperti itu?"

"Ah! Tidak apa-apa."

Aku yang terhentak kembali ke realita melihat ke arah Elise lalu bertanya,

"Apakah ada kabar dari sang informan?"

"Ah ada nona!"

Elise mengabil secarik surat dari kantongnya dan memberikannya kepadku.

[Yang Terhormat, Nona Vianca Alteria. Saya telah menemukan investor yang telah menarik perhatian anda. Atas nama Tuan berinisial Q, ia tertarik untuk menjadi investor and dalam membangun cafe. Ia telah menyiapkan uang sejumlah seratus ribu koin emas melalui cek yang saya lampirkan. Sebagai imbalannya, ia mengingkan saham cafe-nya sebesar empat puluh persen. Sekian, semoga kesepakatan ini dapat memuaskan anda.]

Aku tersenyum lebar. Elise yang menunggu tanggapanku menghisap teh perlahan-lahan.

"Elise, tolong ambilkan aku selembar kertas dan pena. Aku ingin membalasnya."

The Villainess Did a RevolutionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang