Chapter 28 : Saat ini saja

2K 213 2
                                    

Aku melihat di atas mejanya terdapat satu buah minuman kaleng yang sangat mirip dengan dunia asalku. Aku kaget sekaligus kangen melihat benda tersebut.

'Dari mana ia mendapatkan benda ini?'

"Apakah anda terkejut? Perkenankan saya menjelaskannya."

Aku mengambil minuman kaleng itu dan melihat isi kadarnya. Ternyata ini adalah minuman soda, bukan bir.

'Ah untunglah! Aku sedang merasa ingin minum minuman bersoda!'

Aku memutar kursiku ke samping hingga berdepan-depanan dengan sofa besar yang Aenon duduki. Aku membuka kaleng itu lalu meminumnya dua teguk. Rasa lemon, daun mint dan jeruk nipis mengelitik lidahku.

"Ah! Aku kangen sekali rasa menyegarkan ini! Rasa ini sangat mirip dengan virgin mojito!"

Muka Aenon bingung dan kaget saat melihat reaksiku yang diluar dugaanya.

'Aduh! Aku tidak sengaja mengatakan hal yang aneh baginya! Selain itu, sebagai wanita bangsawan zaman ini, tentu saja seharusnya aku tidak mengetahui benda seperti ini!'

"Ahahaha... Sepertinya saya perlu menjelaskan ini juga..."

Aenon menanggkat bahunya dengan pose 'Ya sudahlah' dan tersenyum.

"Tidak apa-apa Nona, mari kita minum dan makan bersama."

Ia juga mengeluarkan keripik kentang dari kotak hadiahku.

'Aaaah! Keripik kentang kesukaan ku!'

Matanya berbinar-binar melihat junk food di depanku. Aenon terseyum hangat melihat antusiasmeku dan membuka toples isi keripik kentang. Aku secara spontan menarik tangan Aenon lalu kita duduk dilantai bersama.

Mungkin menurut kalangan bangsawan, duduk dilantai sangatlah tidak sopan. Selain itu, duduk di lantai, apalagi malam hari, sangat dingin dan tidak nyaman. Namun, lantai bangian ini dilapisi karpet tebal yang menciptakan kehangatan.

Alhasil, aku tidak senggan menarik Aenon untuk duduk dilantai. Ditambah lagi, aku kangen dengan tradisi makan di lantai dengan teman-teman terdekat sambil bercerita dan tertawa.

Aenon yang terperanjat dengan tarikan tanganku, mengikuti arah tanganku dan ikut duduk di lantai. Aku mengambil satu lembar keripik kentang lalu bercerita.

"Tuan Aenon, pertama-tama saya sangat berterima kasih anda telah memberikan saya hadiah yang menakjubkan ini!"

Aenon mengangguk dan malu akan pujian secara tidak langsung tersebut.

"Kemudian, bolehkan saya bersikap informal kepada anda hanya untuk waktu ini saja."

"Untuk Nona, saya persilahkan."

"Baiklah kalau begitu panggil aku Vianca saja ya!"

--------------------------------------------------------------

Memanggil nama panggilan, terlebih tanpa panggilan hormat, hanya dapat dilalukan oleh teman dekat atau pacar. Pada dasarnya, panggilan ini sangatlah jarang diaplikasikan oleh para bangsawan yang selalu menjaga derajat kehirmatannya, apalagi di keluarga kerajaan seperti Aenon.

Mendapatkan kesempatan untuk bercakap santai merupakan pengalaman baru yang Aenon belum pernah rasakan.

"Ba-baiklah Vianca."

"Bagus! Kalau begitu, aku ingin bercerita tentang kehidupan singkatku, akan tetapi kamu tidak boleh memberitahukannya ke siapapun ya, Aenon!"

Mendengar namanya yang dipanggil hatinya lompat sedetik dan wajahnya otomatis tersenyum.

The Villainess Did a RevolutionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang