Chapter 21 : Pesta Part 1

2.7K 305 0
                                    

Satu hari sebelum acara kedewasaan Yvonna Alteria, Aenon merasa gelisah di ruang kerjanya. Ia berkontemplasi tentang kabar Vianca di esok hari.

Apakah benar Ragrand Heinous akan mengajukan pertunangan kepada Vianca besok? Apakah Vianca menolaknya? Atau menerimanya?

Kata" menerima membuat wajah indahnya mengerut dan dadanya sesak.

'Kenapa perasaanku aneh? Tidak mungkin aku merasa aneh seperti ini karena wanita itu kan?'

Disaat otaknya bertanya-tanya, hatinya tetap mengkhawatirkan Vianca. Hingga satu titik ia sangat gelisah dan tidak bisa tinggal diam.

Di tempat lain, tepatnya kediaman Marquis Alteria, Semua orang sibuk. Para pelayan menghias dinding. Para tukang kebun mengguting dedaunan agar berbentuk bulat.

Istri sang Marquis, Yvonna dan Vianca sedang menyocokan gaun untuk pestanya besok. Gaun merah muda terang serta tiara berlian diatas kepala Yvonna. Seperti bidadari yang turun dari surga, Ia sangatlah cantik dan megah. Ia berputar-putar di kaca sambil melihat gaunnya melintir.

"Ibu aku ingin adikku tercinta memakai gaun itu! Gaun yang seragam denganku!"

Ia menunjuk ke arah gaun merah muda terang yang mirip dengan gaunnya. Akan tetapi, gaun tersebut jauh terlihat keanak-anakan, seperti gaun yang digemari anak berumur 10 tahun.

Pita-pita yg tersebar di seluruh baju tersebut membuat Vianca mual melihatnya.

'Ugh! Gaun macam apa yang memiliki seratus buah pita?!'

"Pilihan yang bagus Yvonna! Adikmu tentu akan menyukainya! Ya kan, Vianca?"

Sasha Alteria, istri sang marquis melirik ke Vianca dengan mata ularnya. Vianca yang tidak mau repot menjawab dengan suara datar.

"Iya ibu..."

Vianca mengambil gaun keanak-anakan itu kemudian meninggalkan ruangan.

Tak

Pintu tertutup dan senyum Sasha terjatuh. Ia menatap Yvonna dengan penuh ancaman.

"Kau harus lebih bersikap keras kepada Vianca! Kau tahu kan apa yang akan terjadi bila kau ketahuan! Demi aku dan kau sendiri, kau harus menekan Vianca! Jangan sampai ia menonjol di acara kedewasaanmu dan pastikan pertunanganmu dengan Ragrand Heionus!"

Yvonna yang sudah menyangka kejadian ini, menunduk dan bersuara.

"B-baiklah ibu.."

--------------------------------------------------------------

"Hah- melelahkan."

Gumamanku cukup besar sampai terdengar Elise yang mengikutiku dibelakang.

"Nona ingin teh dan beberapa biskuit?"

"Ah, boleh. Tolong buatkan teh yang meredakan rasa lelah."

"Baillah Nona."

Elise berpisah dengan ku ke dapur dan aku terus berjalan di lorong panjang ini menuju kamarku.

Sesampai di kamar, aku memasukkan gaunku ke lemari baju dan kembali ke meja kerjaku. Diatas meja terdapat kayu balsa tipis, yang berwarna putih halus, tersusun rapih membentuk suatu bangunan.

'Sepertinya sedikit lagi jadi.'

Aku mengambil penggaris segitiga dan mulai menggambar.

Tok tok tok

"Silahkan masuk Elise."

Tok tok tok

Aku bingung kenapa Elise tidak masuk. Apakah ia tidak mendengar suara ku? Aku berdiri dan berjalan menuju pintu. Saat kubuka pintu kamarku, tidak ada seorang pun di luar.

The Villainess Did a RevolutionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang