Chapter 44 : Teh dan Maaf

2.8K 259 50
                                    

Tok tok tok

"Permisi Tuan Aenon, ini saya, Evan."

"Masuklah."

"Anda mau teh atau ko-"

"Sudah katakan saja, aku sangat sibuk sekarang."

"Ah, iya iya."

Evan yang terbata-bata meneruskan laporan pentingnya.

"Tuan Ragrand memutus hubungannya dengan aku, mata-matanya. Kata Tuan Ragrand ia tidak butuh jasaku lagi."

"Hah?"

Aenon tercengang bingung mendengar perkataan Evan. Ia tau Evan tidak pernah berbohong kepadanya, tapi berita ini merupakan shok bagi Aenon.

"Huh, sebenarnya dia berencana apa lagi..."

"Sa-saya tidak tahu."

Untuk sekali dalam seluruh kehidupan kerja Evan sebagai informan, motif asli Ragrand lah satu hal yang ia tak ketahui.

"Yasudahlah. Untuk sekarang kita biarkan hal ini. Urusan daerah timur lebih penting."

Aenon mengangkat bahunya selayak itu bukan hal menarik dan kembali mengerjakan dokumennya.

'Memang tidak salah jika tuanku dirumorkan sebagai pekerja keras...'

***

Gaun kuning yang imut dan cantik, rambut pirang bergelombang dengan bandana serta mata hijau emerald. Sheila Heinous yang baru saja turun dari kereta kuda telihat lebih imut dan cantik hari ini.

Ia langsung dikawal oleh seorang ksatria kerajaan menuju taman kerajaan. Dari kerjauhan tetlihat satu meja dan dua kursi, di mana salah satu kursinya tedapat Snag Ratu dengan gaun merahnya yang amat anggun.

Jika dilihat sekilas, putri Sheila yang kecil ini terlihat seperti kelinci putih dan ratu terlihat seperti ular berbisa.

"Selamat pagi Yang Mulia Bulan Kerajaan Aephraisa."

"Silahkan duduk Nona Sheila."
Sang Ratu tersenyum meskipun hatinya mencurigakan segala gerak-gerik kelinci putih ini. Sang ratu tahu jelas putri kecil bagai kelinci ini tidak sepolos wujudnya. Jika ia mengajakan berjamu bersama, artinya ada sesuatu yang ingin dibicarakan.

Akan tetapi, karena tempatnya di taman terbuka dan waktunya pagi hari, kemungkinan besar ia tidak akan membicarakan suatu rahasia penting.

Sheila duduk di depan sang ratu sambil memancarkan senyuman gembiranya.

"Ah! Sudah lama sekali sejak saya mengadakan pesta teh bersama Yang Mulia!"

Ratu tersenyum dan menangguk.

"Oh ya! Satu bulan yang lalu temanku dari kerajaan sebelah datang membawa daun teh langka, Daun Gasha! Katanya aromanya sangat wangi dan manis lho Yang Mulia! Apakah anda ingin mencobainya bersama saya?"

Sang Ratu mulai curiga akan tetapi ia menyetujuinya.

Pelayan Sheila memberikan kotak berisi Daun Gasha kepada pelayan Sang Ratu kemudia pelayan tersebut langsung pergi ke dapur untuk merebusnya.

The Villainess Did a RevolutionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang