Chapter 37 : Teater

1.5K 211 6
                                    

'Selama aku berpacaran hingga bertunangan seperti ini, inilah pertama kalinya ia mengirimku surat dan mengajakku untuk pergi bersama.'

Yvonna tersenyum membaca surat di tangannya sambil duduk di kursi kereta kuda. Sesampai di kediaman Marquis, ia melihat surat kedua yang diletakkan di depan meja riasnya.

[Untuk Yvonna Alteria, kakakku.

Jika kamu telah membuka surat ini, artinya aku sudah pergi jalan ke daerah timur. Aku sudah izin ayah untuk pergi ke daerah timur untuk mengunjungi Duke Luthi. Aku akan pergi kurang lebih selama dua minggu atau lebih. Tolong jaga dirimu sendiri dan tolong jangan terlalu percaya kepada Ragrand Heinous.

Adikmu, Vianca Alteria]

Melihat surat yang dibuat adiknya, Yvonna merasa sedih dan kesepian. Selain itu Yvonna juga menggaris bawahi kata ketidakpercayaan tersebut.

'Memangnya Ragrand kenapa?'

Yvonna menutup surat tersebut lalu beranjak ke ranjang besarnya. Selama ini Yvonna yang terperangkap dengan emosi negatif tidak pernah berpikir jernih tentang hubungannya dengan Ragrand. Setelah merenungkan isi surat adiknya dengan otak jernihnya, ia tepikirkan satu hal.

Memang sangat klise dan heroik untuk Ragrand menyelamatkannya saat ia ingin mengahiri hidupnya. Akan tetapi, mungkin saja ada faktor lainnya yang membuat ia memilih keputusan tersebut.

Dapat dilihat jelas bahwa Marquis Alteria sekarang sedang sangat sukses dengan bisnisnya. Lalu Marquis Alteria hanya memiliki dua putri yang pastinya tidak dapat meneruskan keluraga Marquis Alteria.

Oleh karena itu, tidak heran jika para putra bangsawan yang haus akan datang untuk mengambilnya.

'Lewat pernikahan.'

Mendapatkan kenyataan pahit ini, Yvonna menutup matanya dengan sikunya dan mengerutkan dahinya. Selama berapa tahun? Kurang lebih tiga tahun. Iya tiga tahun penuh kebohongan.

Yvonna juga sadar bahwa ia tidak terlalu memperhatiakan Ragrand selama mereka berpacaran. Selalu Yvonna lah yang mencari perhatiannya terlebih dahulu.

Yvonna tertawa akan kebodohannya lalu air matanya bertetesan dengan sendirinya.

'Hah... Betapa bodohnya aku...'

Yvonna mengusap matanya lalu tertidur dengan nyenyak sambil memegang satu prinsip.

'Baiklah, aku akan berhati-hati di depannya dan jika segala hal berubah menjadi yang terburuk, aku harus segera memutuskan pertunangannya."

***

Esok hari tiba cepat, Yvonna bangun pagi dengan segar dan langsung bermandian minyak aroma mawar. Setelah itu iya merias wajahnya dan sarapan pagi. Tidak lama setelah sarapan, seorang pelayan datang untuk menyampaikan pesan.

"Nona Yvonna, Tuan Heinous sudah tiba di depan rumah."

Yvonna tersenyum kecil lalu mengangguk. Lalu ia membuka pintu rumahnya dan menemukan tunangannya Ragrand, memegang bunga Bellflower yang secerah mata birunya.

"Selamat pagi Nona Yvonna. Sudah lama kita tidak berjumpa."

'Tumben sekali Ragrand datang ke depan pintu dan membawa bunga Bellflower. Mungkin benar perkataan Vianca. Ada sesuatu yang mencurigakan.'

Yvonna menerima bunga Bellflowernya dan mengopernya ke seorang pelayan untuk disimpan.

"Selamat pagi juga Tuan Ragrand. Terima kasih sudah mengundang saya untuk pergi bersama anda."

--------------------------------------------------------------

Rangrand merasa tidak puas melihat Yvonna yang terlalu sopan di hadapannya. Tentu ia tetap terlihat berkilauan di matanya, tetapi ekspresi senyumannya bersifat netral dan datar. Seakan semua hal ini hanyalah sebuah formalitas.

The Villainess Did a RevolutionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang