Sudah siap masuk ke part satu?
Yuk langsung baca!
Selamat menyaksikan kisah mereka!Enjoy 😼!
Kamis, 3 Maret 2022
____________________
"Iya, sebentar lagi ya, pak. Ini sedang kami siapkan."Lyodryn berbicara dengan seseorang melalui handphone nya yang kini terletak di atas sebuah meja. Kedua tangannya sibuk membungkus beberapa pesanan makanan yang terlihat cukup banyak. Masih terlihat kerepotan, padahal banyak yang membantunya.
Handphone nya kembali berdering setelah sambungan yang tadi terputus.
"Siapa lagi sih?" gumam Lyodryn.
Tangannya meraih benda pipih tersebut dan melihat ke layar nya. "Astaghfirullah, lupa kan. Udah jam Nabila pulang sekolah," gerutu Lyodryn. Ternyta alarm jam yang berbunyi. Karena bunyi dering nya sama, Lyodryn tak pernah menggantinya.
"Dira, saya titip sebentar ya. Nanti setelah selesai semuanya, langsung antar ke alamat ini. Saya mau jemput Bila dulu," ucap Lyodryn pada Dira, asisten kepercayaannya.
"Iya baik, Bu." Dira mengambil selembar kertas berisikan alamat tempat akan mengantarkan pesanan ini.
Lyodryn menggendong tas kecilnya dan mengambil kunci mobil. Berjalan dengan cepat kearah luar resto, memasuki mobil putih yang terparkir di depan sana.
Lyodryn mulai menjalankan mobilnya, dengan kecepatan yang lumayan tinggi. "Harusnya dari tadi aku udah berangkat. Biasanya macet," gumam Lyodryn.
Setelah berjalan cukup lama, ibu satu anak ini memasuki halaman sekolah dan memarkirkan mobilnya di sana. Lyodryn turun dari mobil setelah mesin mobil tersebut mati.
Dia berjalan menyusuri lorong kelas, beberapa orang tua sudah berlalu lalang bersama dengan putra putri nya.
"Nabila mana ya?" ucap Lyodryn. Lyodryn mencari Nabila, melihat ke arah kelas nya yang sudah kosong.
"Aku gak telat kok," ucapnya lagi. Matanya teralih melihat jam tangan yang terpampang di tangannya.
Lyodryn memutar arah, berjalan kearah lapangan sekolah lagi, pandangannya sembari mencari gadis kecilnya yang entah dimana itu.
"Bunda!"
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ UNTUK ARKANA
Romance"Kembali ke rumah, Ly. Aku butuh kamu," pinta Arka. ••••••••••• Semua yang di pertahankan sembilan tahun itu hampir saja selesai, hanya karena satu malam. Arkana terlalu lalai, terlalu sembrono dengan perkataann...