Prepare

316 41 21
                                    

Sabtu pagi,

"Bapak uda ganteng belum?" Tanya sang ayah datang ke ruang tengah. Tempat, di mana Ki Hyun tengah mengobrol dengan Young Hyun.

"Wooh. Ganteng banget" Ki Hyun berdiri, mengusap bagian bahu hingga lengan baju ayahnya.

Hari ini mereka sengaja memakai baju batik, kesukaan ibundanya dulu.

"Yah, bapak. Bentar lagi adek di ambil orang" Young Hyun mengusak rambut adiknya.

"Mas. Ih, uda di tata ini" keluh Ki Hyun membuat kedua laki - laki di hadapannya tertawa.

"Uda gede, nduknya bapak" pria paruh baya itu mendekap tubuh mungil Ki Hyun ke dalam pelukannya. Suasana pagi ini benar - benar emosional. Tidak lama kemudian terdengar suara bel menggema di ruang tengah. Ki Hyun berinisiatif untuk membuka pintu.

"Tanteeee, om" Ki Hyun langsung memeluk mama Hyung Won dengan erat, lalu bercipika cipiki.

"Hello bro" sapa Ki Hyun menyapa calon suaminya, berniat untuk high five. Hyung Won malah meraup wajah Ki Hyun menggunakan satu tangannya. Tentu saja si hamster mengamuk.

Para orang tua berkumpul di ruang tengah, mereka bertukar sapa dengan obrolan ringan. Sementara Ki Hyun dan Hyung Won masih cek cok mengenai sapaan menjengkelkan tadi. Membuat yang melihat tak sanggup menahan tawa. Young Hyun juga mampu menjembatani komunikasi sang ayah dan calon besan.

Hyung Won membantu Ki Hyun membawa cemilan ke ruang tengah. Setelah itu mereka duduk terpisah, saling berhadapan.

"Jadi, Kirana sama Elios maunya kapan?" tanya Young Hyun kalem.

"Bulan depan" jawab mereka serentak, lha iya wong uda diskusi duluan sebelum ketemu.

Para orang tua kembali tertawa.

"Nggak mau tunangan dulu apa dek?" Young Hyun ngebelai kepala Ki Hyun.

"Kalo kelamaan tunangan, nggak cuma pikiran aja yang berubah. Tapi, hati juga. Kan kita nggak tau apa yang akan di lakukan waktu terhadap kita mas" sahut Ki Hyun.

"She's amazing. I like, anni. I love her" Hyung Won menyangga dagu menggunakan telapak tangan yang terlipat.

"Hoo. Bucin kamu ini nak" kata sang ibu menepuk bahu Hyung Won.

Hari itu juga mereka menetapkan tanggal pernikahan. Mereka berdua kompak, menyatakan ketidak inginannya untuk menggelar pesta mewah di hari bahagianya nanti. Cukup private garden party dengan tamu undangan family, teman dan kolega tertentu. Bahkan Hyung Won tidak ingin ada wartawan ataupun jurnalis di sana. Tak ada yang keberatan, mereka semua mendukung rencana calon pengantin. Hyung Won meraih tangan Ki Hyun untuk di genggam sangat erat.

"Well done" bisik Ki Hyun sebelum Hyung Won beranjak pulang.

"So, i am your steak now?" tanya Hyung Won membuat dahi Ki Hyun mengerut.

"Well done itu tingkat kematangan steak di mana daginya matang secara keseluruhan. Nggak ada lagi daging merah, lemaknya juga uda terpanggang habis. Makanya jadi kering, trus warnanya kurang menarik"

Ki Hyun sadar kalau pria di sampingnya ini adalah seorang chef.

"Maksud gue kerja yang bagus Elios. Malah ke sana sana bahasannya. Uda sana, tante sama om uda nungguin" kata Ki Hyun mendorong punggung Hyung Won menuju pintu keluar.

"Aboenim, hyungnim. Annyeong higyeseyo. Eh, kecil" panggil Hyung Won.

"Wae?" Tanya Ki Hyun.

Hyung Won tak mengucap apapun, malah menempelkan bibirnya ke dahi Ki Hyun. Mengusap pipinya sebentar, lalu pergi. Saat membalikkan tubuhnya, ia melihat ayah dan kakaknya bertingkah aneh.

***

Hari hectic pun di mulai, jadi Hyung Won mengajak Ki Hyun untuk menemui Wedding Organizer. Menentukan tema, dekorasi, menu dan hal penting lainnya.

Di minggu selanjutnya, mereka berdua mulai mendesain kartu undangan yang di cetak sangat terbatas. Lalu memilih suvenir yang cocok untuk para tamu yang hadir. Siang itu Ki Hyun mampir ke apartemen Hyung Won untuk numpang tidur. Capek banget, sampe matanya mau keluar dari tempatnya. Bahkan sekarang kepala sebelah kanannya cenat cenut.

"Ki. Lo nggak mau pake bridesmaid gitu apa?" Hyung Won ngangkat kepala Ki Hyun buat nyorongin bantal di bawahnya.

"Nggak punya temen cewek. No bachelorette party. No bridesmaid. No problem. I am okay El" Ki Hyun nepuk nepuk bantalnya yang empuk. Natap Hyung Won yang masih jongkok di sebelah sofa tempetnya tiduran. Memang kalo di inget inget. Ki Hyun dari SMP sampe SMA nggak pernah punya bff macem cewek cewek lain. Dia ramah ke semua orang. Hanya aja nggak pernah deket. Baru di tinggal mikir, Ki Hyun uda pules.

Hyung Won nyisir rambut pendek Ki Hyun pake jemarinya. Lalu mendaratkan sebuah kecupan di pipi Ki Hyun. Dia sendiri juga pengen istirahat. Nggak pernah kebayang kalo ngurus nikahan seribet ini. Belum lagi minggu depan mereka harus ke catatan sipil sama fitting baju sekeluarga.

***

Gadis itu segera mengunci pintu setelah berhasil masuk ke dalam mobil sedan navynya. Tangan kanannnya mencengkram baju bagian dada. Kedua matanya merah, nafasnya terputus putus mengingat betapa emosionalnya ia hari ini. Tak lama kemudian tangisnya pecah, ia tersedu menabrakkan dahi ke setir mobil. Suara klakson sempat mengagetkan beberapa orang yang berada di parkiran.

Sepuluh menit, dua puluh, di menit tiga puluh ia memutuskan untuk menyudahi kegiatan yang menguras air matanya. Setelah membersihkan wajah menggunakan tisyu basah. Ia mengambil kacamata minus dari dalam tas. Memanaskan mobil sebentar, lalu keluar dari tempatnya sekarang. Bandara memang selalu ramai, wajar saja lalu lintas agak tersendat.

Tetes hujan membasahi kaca jendela depan. Membuat si pengemudi harus mengaktifkan wiper guna memperjelas jarak pandang ke depan. Sesekali ia menghapus ujung hidungnya. Ia menangis lagi. Kata - kata itu terus terngiang di telinganya, sentuhan lembut di wajahnya, lalu kecupan di bibir sebelum orang itu berpaling membuat pertahanannya runtuh.

Tepat di atas dashboard mobilnya terdapat sepasang benda lucu hasil karya tangannya berwarna biru muda. Benar, tak boleh terlalu sedih. Kasihan, nanti bisa sakit.

Terdengar bunyi klakson dari arah sebaliknya, membuat ia terkejut sehingga berteriak. Tangannya memutar kemudi secara tidak beraturan dan bunyi bumpernya menabrak pembatas jembatan. Mobilnya berguling sebelum akhirnya masuk ke dalam air.

***

"Hhh. Hhh. Hhh" Ki Hyun terengah engah saat bangun dari tidurnya.

Hyung Won memberinya segelas air putih. Mengusap dahi Ki Hyun yang berkeringat dingin.

"Lo mimpi apa sih? Gelisah banget tadi tidurnya" Hyung Won ngusap wajah Ki Hyun pelan.

"That accident. Wae kkamjagi? Ugh" Ki Hyun terisak kembali, Hyung Won masih tak mengerti. Yang ia lakukan hanya menenangkan Ki Hyun dalam pelukannya.

Friends Special Edition (Hyung Won - Ki Hyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang