Min Hyuk mengangkat tangan saat pria kekar bernama Won Ho berusaha melakukan panggilan melalui handphonenya. Won Ho berniat mengajak Min Hyuk untuk jabat tangan. Tapi, pria itu dengan ketus menyuruhnya duduk.
"Uda lama ya Min"
"Nggak perlu basa - basi sama gue Ho. Intinya gue cuma pengen ngomong ke lu. Jangan sekali kali lu bahas Won Hyun ke Ki Hyun. Karena itu bisa bikin dia sakit kepala karena harus nginget peristiwa yang nggak penting"
"Memangnya kenapa? Salah toh kalo gue nanyain anak gue sendiri ke mamanya? Trus apa peduli lu kalo Ki Hyun sakit apa nggak? Perasaan lu ke dia masih belom selesai, gitu? Jangan sok jadi pahlawan biar Ki Hyun jatuh cinta sama lu Min"
"Heh, bangsat! Jaga mulut lu ya! Seenggaknya gue nggak pernah ngelakuin hal pengecut kayak yang pernah lu lakuin sampe bikin Ki Hyun kecelakaan!"
"Maksud lu apa?"
"Won Hyun uda nggak ada. Tepat, setelah lu menginjakkan kaki di Los Angeles buat nemuin cewek yang di jodohin sama lu!"
Min Hyuk mengeluarkan kotak dari dalam tote bag, menyuruh Won Ho menelaah isinya.
"Victoria Public Hospital. Ki Hyun, Yoo"
Won Ho menscanning isi lembar demi lembar di hadapannya. Merasa frustasi ketika mencapai halaman terakhir.
"Sepulangnya dari bandara, sehabis nganterin lu lebih tepatnya. Dia kecelakaan, bayi kalian uda nggak bisa di selametin lagi. Jadi Ki Hyun harus di tindaklanjuti dengan prosedur kuretase (D&C) untuk menghilangkan isi rahim, dan membantu mencegah infeksi dan komplikasi setelah keguguran. Dua hari kemudian saat sadar, dokter ngelakuin pemeriksaan rutin dan kita ngerasa ada yang salah sama Ki Hyun. Karena dia sama sekali nggak inget peristiwa di bandara sampe dia kecelakaan.
Dokter bilang kalo dia juga kena amnesia disosiatif. Amnesia yang dicirikan dengan kehilangan memori akan suatu peristiwa atau kejadian tertentu yang nggak bisa dijelasin dengan suatu kondisi kehilangan memori biasa. Biasanya peristiwa yang dilupain adalah peristiwa traumatik di masa lalu atau yang memberikan stres yang berlebihan kepada orang tersebut.
Gue sama kakaknya beranggapan. Dia shock pas lu mutusin buat balik ke Los Angeles. Begonya lagi dia mengikhlaskan lu andaikan nanti perjodohan itu tetap terjadi. Bahkan dia dengan pedenya bilang. Kalo dia pasti bisa ngerawat Won Hyun sendirian. Senyumannya itu, gue benci banget kalo inget.
Saking bucinnya, gue sampe nawarin diri buat jadi bapaknya Won Hyun dan bertekad buat ngebunuh lu kelak kalo ketemu nanti. Ki Hyun mungkin keliatan ikhlas. Tapi, gue tau kalo di hari kepergian lu. Dia hancur, insecure dan totally overthinking. Dia sempet kepikiran gimana kalo nanti keluarganya malah malu karena Ki Hyun punya anak di luar nikah. Trus dia pura pura baik baik aja.
Sorry to say, dia nggak pernah tau kalo dia hamil anak lu walopun uda jalan tiga bulan. Kakaknya nggak sanggup buat ngomongin ini ke Ki Hyun. Makanya hasil lab, segala macem mengenai Ki Hyun di serahin ke gue. Bahkan ada diari terakhir Ki Hyun, lengkap dengan hasil USG janin. Dia bahkan sampe bikin diari online buat Won Hyun. Biar kelak Won Hyun tahu betapa sayangnya Mama Yoo ke dia.
Lu kebayang nggak sih jadi gue? Gue cinta sama dia, nggak pernah bisa ngedapetin hati dia. Tapi, gue harus ngejaga sesuatu yang kalo suatu saat dia tahu. Gue bakalan di benci seumur hidup sama dia" kedua mata Min Hyuk memerah, sekian lama ia menyimpan rahasia ini sendirian. Baru kali ini ia menumpahkan segalanya. Bahkan di depan orang yang sangat ia benci, penyebab Ki Hyun kehilangan ingatan serta bayinya.
"Lu tau nggak sih Min. Sesampainya gue di rumah, gue kaget sekaligus seneng pas ngebuka kotak yang Ki Hyun kasih.
Bisa aja gue buka pas di pesawat. Trus gue balik lagi sebelum take off. Tapi, gue terlalu sibuk sama pikiran gue sendiri. Gimana caranya gue keluar dari perjodohan konyol itu. Walopun resikonya gue di coret dari KK.
Di kotak itu ada sepasang sepatu rajut kecil warna biru, sama hasil cetak polaroid USG janin. Ada tulisan Lee Won Hyun di sana, serta tulisan tangan Ki Hyun yang bilang kalo dia nggak sabar pengen bikin keluarga kecil sama gue.
Saat itu mama gue masuk ke kamar dan ngeliat gue lagi megangin photo itu. Dia nggak marah, seneng malahan. Mama gue langsung bilang ke papa gue buat ngebatalin perjodohannya. Gue sempet di gampar sih sama papa. Tapi, beliau bilang. Kalo berani berbuat harus berani bertanggung jawab.
Jadi beliau nuntasin masalah yang timbul akibat perjodohan yang batal. Kita sekeluarga balik ke Melbourne buat nemuin Ki Hyun. Makanya gue heran kenapa Ki Hyun nggak bisa di hubungin. Lu juga, sampe gue susulin dia ke Queensland dan nihil. Ki Hyun nggak ada di manapun.
Gue berpikir pasti Ki Hyun ngiranya gue brengsek karena lebih milih pulang ke LA daripada nemenin dia. Makanya pas Ki Hyun ngegendong Oli, sempet bikin gue salah paham. Ternyata anak gue cewek toh, uda gede pula. Gimana bisa Ki Hyun ngerawat tuh anak sendirian tanpa bantuan gue?
Sekarang gue paham, kenapa dia sama sekali nggak inget siapa Won Hyun dan dia juga nggak inget apa alesan kita lost contact. Dia taunya gue sama dia putus. Gitu aja. Ternyata begini..."
Won Ho juga tak kuasa menahan emosinya lebih lama. Ia juga terisak, menundukkan kepala tanpa suara. Akhirnya ia tahu kebenarannya setelah memendam prasangka sekian lama. Ia sudah terlebih dahulu kehilangan Won Hyun sebelum ia sempat menggendong anak itu dalam pelukannya.
***
Wanita itu menutup bibirnya rapat rapat menggunakan satu tangan. Merapatkan topi yang ia kenakan saat ini. Rasa sesak juga nyeri memenuhi ruangan dalam dadanya. Bagaimana bisa? Bagaimana bisa?
Sekarang ia tahu kenapa hipnoterapi tidak berhasil pada dirinya. Karena Ruth sudah pernah bilang, jika peristiwanya terlalu menyakitkan. Biasanya alam bawah sadar akan meluncurkan berbagai macam proteksi agar ingatan itu tidak tergapai. Diumpamakan benda, ingatan itu seperti kotak yang terkunci rapat di dasar laut. Kadang lebih baik untuk melepasnya agar terhindar dari rasa sakit dan bersalah pada diri sendiri.
Kini kotak itu telah terbuka tanpa harus menyelami dasar memori.
***
Tiga puluh menit lalu
Ki Hyun sengaja mampir ke resto tak jauh dari Publisher House. Perutnya keroncongan dan ia perlu tenaga untuk menggantikan mertuanya menjaga Hyung Won. Sudah seminggu suaminya belum juga siuman. Efek kecelakaan yang tak terduga. Tapi, jika menilik kondisi mobil Hyung Won saat itu. Bisa saja hal itu terjadi.
Ki Hyun sengaja menaiki tangga resto menuju lantai dua. Lampu berpendar kuning dengan meja kayu berplitur khas membuatnya rileks. Karena konsepnya terbuka, Ki Hyun bisa menyandarkan sikunya pada sisi stainless sembari melihat keadaan pengunjung lantai bawah. Karena masih sepi, Ki Hyun mudah sekali mendengar suara orang tengah mengobrol. Mengingat jarak lantai satu dengan lantai dua tak lebih dari 6 meter.
Ia sempat ingin memanggil Min Hyuk. Tapi, urung karena melihat siapa partner bicaranya. Ki Hyun panik mendapati keduanya bersitegang. Suara mereka hampir memenuhi ruangan. Ki Hyun menelan ludah, tanpa sadar ia menguping seluruh pembicaraan sampai selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends Special Edition (Hyung Won - Ki Hyun)
FanfictionPerjanjian pra nikah kedua insan itu sangat sederhana, sederhana sekali malah. Hanya satu kalimat, yaitu : ~Nggak boleh saling jatuh cinta! Inget, kita ini nikah hanya karena utang budi~ Ki Hyun be like : "Gue nggak bakalan jatuh cinta sama lo!" Hyu...