Kaget

270 42 20
                                    

Ki Hyun masih ngelamunin hal tadi pagi. Dia ngeliatin kesepuluh jarinya. Gimana bisa ya? Dokter juga pernah bilang sih. Walopun otak nggak inget. Kadang tubuh merespon sebaliknya. Tapi, kapan dia pernah ngerajut?

Suara klakson kenceng itu bikin Ki Hyun kaget. Pengen banget rasanya dia nyumpah serapah. Tapi, berhubung di lobby banyak orang. Jadi dia cuma ngedehem. Kelakuan si Min Hyuk suka bikin naik darah emang.

"Cepet naik" kata Min Hyuk nurunin jendela kaca di sisi satunya. Wajah Chang Kyun muncul dari balik jendela belakang. Tiap liat muka tuh anak. Ki Hyun jadi nggak bisa marah.

Min Hyuk as always, selalu masangin sit belt Ki Hyun.

"Babe, jangan deket deket gitu wajahnya. Jadi pen cium ih" goda Ki Hyun.

"Mba Kirana nggak boleh ganjen gitu. Uda punya mas koki juga" kata Chang Kyun galak.

Sementara Ki Hyun terdiam, karena baru saja Min Hyuk mencium pipi, lebih tepatnya yang mengarah ke ujung bibir.

"Nyebelin. Nyebelin. Nyebelin" Ki Hyun memukul lengan Min Hyuk secara brutal. Namun, pria itu hanya tertawa.

"Terakhir kalinya sebelum lo di ambil orang Ki"

Ucapan Min Hyuk membuat kedua penumpang dalam mobil terdiam. Sepertinya perkataan itu berasal dari lubuk hati terdalamnya.

Ki Hyun seketika mengaduk tas ketika mendengar dering handphone pertanda panggilan masuk. Nama Elios tertera di sana. Min Hyuk sekilas melihat nama itu dan tersenyum. Entah kenapa hati Ki Hyun agak perih melihat senyumannya barusan.

"El"

"Si Matt nanya nih Chang Kyun uda sampe mana || Haloooo, noona. Lagi sama Chang Kyun nggak?"

Sepenggal suara Hyung Won, sepenggal lagi suara Joo Heon.

"Oooh. Jadi Min Hyuk ini mau nganterin Chang Kyun ngedate sama Joo Heon toh. Nih, orangnya. Tanya sendiri" Ki Hyun nyerahin smartphonenya ke Chang Kyun.

"Halo" sapa Chang Kyun manis. Ki Hyun tengah sibuk memarahi Min Hyuk yang dari tadi diam saja. Tidak memberi tahu kalau Chang Kyun ada jadwal ngedate bersama Joo Heon. Sekarang mereka seperti sepasang orang tua yang mengawal putranya untuk kencan pertama.

"Ooh. Hape gue mati. Sorry, sorry. Ini mau ngedrop Mbak Kirana ke Quarantine Studio dulu. Baru otw ke sana. Iya, nggak papa kok ketemuan di resto. Kan kalo nanti kenapa napa ada yang ngawasin. Ada pacarnya Mbak Ki kan di sana. Andaikan lo macem macem. Biar langsung di sentil. Ati - ati lo, papa sama mama gue galak. Ha? Hehe. Mama Ki Hyun sama Papa Min Hyuk lah. Orang tua gue ga tau kemana. Kok malah curhat sih, ntar di sana aja deh lanjutnya. Okayy. Bye"

"Cieeeeeee" ledek Ki Hyun dan Min Hyuk bersamaan.

"Anak kita uda gede mah" Min Hyuk mulai drama.

"Iya pah. Waktu cepet banget berlalu. Perasaan baru tiga tahun nemuin Chang Kyun di dalem kardus depan pintu" Ki Hyun mulai menanggapi dengan sedikit mendramatisir.

"Kalian apaan sih. Lebaylah. Pulang neeeh" ancam Chang Kyun mengundang tawa.

***

Malam ini Young Hyun membantu proses rekaman Podcast Ki Hyun.

"Tumben kamu nggak bawa buku cerita?" tanya Young Hyun.

"Aku nemu cerita tentang kentang sama tomat di instagram. Mau ceritain itu aja" jawab Ki Hyun.

"Potato and Tomato. Eh, matching lho dek" kata Young Hyun masangin headphone bermotif eskalasi bintang favorit adiknya. Lalu menyodorkan microphon.

Jae Bum dari balik kaca control room menunjukkan sinyal oke menggunakan telunjuk serta ibu jari kanannya. Ki Hyun tersenyum, memberi sebuah anggukan sebagai respon.

Young Hyun menghenyakkan pantatnya ke kursi, tepat di samping Jae Bum.

"Masih nggak rela lo?" Tanya Jae Bum tak lupa membuat suara percakapan mereka tak terdengar oleh Ki Hyun.

"Uda waktunya lagian. Gue nggak mungkin nahan nahan dia buat memulai fase baru dalam hidupnya" sahut Young Hyun menatap wajah adik bungsunya nan ayu. Mungkin Ki Hyun terlihat rapuh. Tapi, bagi Young Hyun adiknya itu sudah seperti berlian sekarang,  setelah sekian lama berproses dalam berbagai macam metode menyakitkan layaknya karbon harus melewati pemanasan dengan suhu tinggi dan ditumbuk bersama dengan kekuatan yang sangat keras.

Young Hyun sendiri merasakan dua keterkejutan hari ini. Helaan nafas terus menemani di sepanjang perjalanan kembali ke tempat kerjanya.

Pertama, tadi siang. Ia tak sengaja bertemu dengan mantan pacarnya di hell restoran. Niat Young Hyun semata ingin menjajal Aglio Olio menu andalan tempat makan yang selalu di bangga banggakan oleh Ki Hyun. Tapi, Tuhan berencana lain. Memberinya kejutan.

Ruth, rambutnya masih sebatas tengkuk. Berwarna dark blue. Kemeja flanel orange merah serta ripped jeans tengah duduk menikmati banana split. Tepat di hadapannya, beberapa buku tebal berserakan di samping laptop. Ia tak mengucap apapun. Tapi, wanita berkacamata itu mendongak. Tak kuasa berlama lama saling menatap. Sebuah senyuman muncul dari wajah sang mantan. Memanggilnya dengan sebutan kesayangan beberapa waktu lalu. Bri.

Ruth menepuk bangku di sampingnya. Sadar jika terlalu sempit, ia mengulurkan tangan menunjuk bangku sebrang. Young Hyun menurut. Mereka malah menghabiskan beberapa menit bersama. Ruth tidak canggung membuka obrolan. Seperti biasa, malah mengungkapkan kekagumannya melihat nama Young Hyun di bagian kredit album para penyanyi. Ternyata sekarang Ruth tengah mempersiapkan thesis program master psikologinya.

Ketika waktu habis meninggalkan memori singkat lumayan indah untuk Young Hyun. Hyung Won datang memberi dessert gratis. Menggodanya yang masih tersipu.

Berita mengejutkan lainnya. Ketika chef di hadapannya meminta izin.

"Hyung. Kalo gue mau serius sama Ki Hyun boleh nggak?"

"Emang selama ini lo bedua main main?"

"Ih. Nggak gitu hyung. Ini kita beneran mau kesana. Menuju sana. Into the world of marriage"

Young Hyun tertegun. Kalau di pikir pikir, Ki Hyun dan Hyung Won sudah berhubungan baik lebih dari enam bulan semenjak peristiwa tak terduga malam itu. Mereka akrab. Yah, walaupun Young Hyun sempat enggan mengakui jika Hyung Won sendiri sudah menyandang predikat pacar oleh sang adik.  Jadi, wajar kan kalo keseriusan mereka mengarah ke kata pernikahan?

"Dateng ke rumah. Bawa mama papa. Minta izin sama bapak gue dulu. Kalo gue mah apapun yang bikin Kirana bahagia. Gue pasti acc. Jangan khawatir El. Waduh, uda jam segini. Thengkyu lo dessertnya. Aglio Olionya emang enak. Nggak salah jadi favorit adek. Apa mungkin karena chefnya juga kesukaan dia ya?"

Hyung Won hanya bisa tertawa mendengar calon kakak iparnya berusaha melucu di balik ekspresinya yang tegang. Mungkin pertanyaannya tadi cukup membuat Young Hyun shock.

Friends Special Edition (Hyung Won - Ki Hyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang