Seorang anak lelaki berusia 9 tahun tampak berlari-lari di koridor sebuah rumah yang sangat besar. Rumah ini tampak seperti kastil terkutuk yang ada dibuku dongeng yang ia baca. Banyak lorong-lorong gelap membuatnya kesulitan untuk mencari jalan keluar. Nafasnya terlihat memburu dengan keringat dingin yang membasahi tubuhnya.
Anak itu terus saja menengok ke belakang berharap tidak ada yang melihat dirinya melarikan diri. Entah di mana ini, tapi yang ia tau dirinya telah diculik. Bersama ayah, ibu, dan adik perempuannya yang masih berusia 5 tahun yang entah ada di ruangan mana.
"ARGHHHHHHHHHHHHHHHHH!"
Langkah kaki anak itu terhenti saat mendengar erangan dan rintihan kesakitan dari sebuah ruangan tak jauh dari tempatnya berdiri. Dadanya naik turun, tangannya memutar knop pintu dengan perlahan. Dan pemandangan didepannya membuat anak itu terjatuh.
Ia menyaksikan bagaimana ayah dan ibunya dibunuh dengan kejam oleh dua orang berbeda gender yang anak laki-laki itu tebak adalah sepasang suami-istri.
"Mau kemana, manis?" suara lembut seseorang gadis membuat anak lelaki itu kelabakan. Ia menoleh mencari sumber suara sambil menutup mulutku agar tidak mengeluarkan sedikit ringisan pun.
Dengan cepat, ia menunduk dan memasuki kolong sebuah meja yang ia perkirakan meja makan. Air mata anak lelaki itu membasahi pipinya saat sepasang kaki memasuki indera penglihatannya. Tubuhnya gemetaran hebat, bibir kecilnya mulai mengeluarkan cairan merah karena terlalu dalam menggigit bibir bawahnya untuk meredam isakan kecil itu.
Ia dapat melihat sepasang kaki. Kaki itu begitu mungil namun yang begitu menarik perhatian adalah sebuah rantai besar yang gadis itu seret hingga menimbulkan suara yang menambah kesan horor.
"Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa"
Mata anak lelaki itu membola saat mendengar suara teriakan yang begitu familiar ditelinga nya. Sambil terisak, ia mengintip dari bawah meja makan ini dan matanya melihat adik perempuannya sudah tergeletak dengan darah yang menggenang.
Anak lelaki itu terpekik dan menutup mulutnya segera. Anak itu semakin pamik saat terdengar suara kekehan merdu seorang gadis perempuan dan suara gesekan lantai dan rantai semakin dekat.
Dengan perlahan anak perempuan itu berjongkok dan menatap anak laki-laki itu sambil tersenyum miring.
"Kau ... selanjutnya."
_
Sebenarnya cerita ini saya tulis pada bulan Mei sebelum cerita Welcome Back 'Tunanganku' dan The Exorcists. I am Indigo! dipublikasikan.
Tapi, saat itu draftnya masih 5 aja nggak kayak WBT yang saat itu sudah ada belasan bab. Cerita ini bukan spin off atau sequel dari cerita WBT. Cuma mungkin saya bakal memunculkan beberapa tokoh dari cerita WBT karena mereka berasal dari lingkungan sekolah yang lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty Psycho (END)
Teen Fiction[Mengusung tema mental health pada tokohnya. Ada plot twist dan teka-teki yang membuat Anda mikir.] CERITA INI BELUM DIREVISI! Ketika dua orang dengan masa lalu yang sama dan bersangkutan berusaha keluar dari lubang kegelapan yang penuh dengan teria...