Beauty Psycho 19 : Apartemen Nia

2K 352 1
                                    

Ngetik sambil nahan ngantuk_)

Maaf kalau ada typo.

_

Pukul setengah delapan malam, Elisha tiba di apartemen elit yang sangat ia kenal. Apartemen yang berbeda kali ia kunjungi. Gadis itu menelengkan kepalanya, "Kebetulan yang bagus," gumamnya sambil turun dari mobil.

Apartemen yang sama dengan Airin, teman masa kecilnya. Hanya beda lantai saja. Suatu kebetulan yang menarik. Lucu saja, sih. Mana ia sempat berkali-kali membantu gadis itu.

Tidak besar, hanya bantuan keciiiil saja.

Sambil berjalan di basement, ia menatap jam tangannya. Gadis itu sedikit menghela nafas. Ia sedikit terlambat, tetapi ia tetap berusaha tenang.

Elisha mengerjabkan matanya saat melihat seseorang yang ia kenal sedang berada di lift yang akan ia pakai. Seorang pemuda yang tinggi dengan pakaian casual yang sangat menarik.

Pemuda yang mempu menarik perhatiannya saat pertama kali bertemu. Namun, setelah melihat identitas pemuda itu, Elisha tidak yakin untuk berurusan dengan pemuda itu.

Dia ... hanya tidak ingin merasa bersalah.

Pemuda itu menatapnya, "Nggak masuk?" tanyanya membuat Elisha tersenyum tipis. Ia memasuki lift itu dan berdiri disamping pemuda bernama lengkap Sean Pradipta itu.

Sean berdehem, entah mengapa terasa begitu canggung. Ia menatap Elisha yang sedang membenahi rambutnya yang sedikit berantakan.

Tidak ada pembicaraan sampai suara lembut Elisha yang terdengar dingin menyapa telinganya.

"Kenapa lo mutusin sekolah padahal lo bisa homeschooling?"

Pertanyaan itu keluar dari mulut Elisha. Gadis itu berbicara tanpa menatap Sean yang sedikit tersentak. Karena ... pertanyaan ini merancu pada keberadaanya disini.

"Hanya ingin," jawab Sean sekenanya. Elisha tersenyum miring lalu menatap Sean. "Lo tau, lo harus bekerja lebih keras, karena bukti nggak akan mendatangi lo dengan sendirinya."

Elisha menoleh ke kiri, berusaha mengalihkan pandangannya, "Berusahalah sedikit lagi, maka niscaya lo akan sampai pada tujuan lo tanpa hambatan."

Sean sedikit terkejut mendengar ucapan itu. Ia tidak mengerti mengapa Elisha berkata demikian. Pemuda itu menyatukan alisnya, ia seperti mengerti sesuatu.

Kalimat yang merancu pada satu hal, tetapi Sean tidak yakin itu benar. Memangnya siapa Elisha? Sangat tidak mungkin jika gadis itu mengetahui permasalahannya, 'kan?

Sean menarik ujung bibirnya, "Mengapa lo mengatakan demikian?"

Pintu lift terbuka membuat Elisha menyeringai, gadis itu berjalan keluar mendahului Sean yang mengernyitkan dahinya.

"Biarlah waktu yang menjawab," jawab Elisha tanpa menoleh ke belakang. Ia hanya berjalan dengan pandangan lurus.

Sean menghela nafas, pemuda itu memicingkan matanya. Sungguh, ia benar-benar penasaran.

"Apa gadis itu mengetahui sesuatu?"


***


Elisha melepaskan sepatu high heels yang ia kenakan lalu menggantinya dengan sendal berbulu rumahan. Ia menatap Nia yang berdiri mematung didepannya.

Canggung, karena kejadian kemarin masih membekas diingatan Nia.

Senyum Elisha luntur tak kala suara bel berbunyi, Elisha tau betul siapa orang yang ada dibalik pintu itu. Ia berekspresi datar lalu berjalan perlahan kearah ruang tamu.

Beauty Psycho (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang