Elisha berjalan di ballroom sebuah hotel yang baru saja rampung pembangunannya. Sepertinya, hotel ini adalah hotel kakeknya. Tak peduli, gadis itu berjalan dengan wajah datar.
Gadis cantik yang sebenarnya berumur 16 tahun itu berhenti saat melihat keluarga besarnya sedang duduk di kursi masing-masing dengan makanan yang menghiasinya.
Huft ... disisi-sisi ruangan, banyak remaja seumurannya sedang berbicara dengan sepupu-sepupu lainnya.
Sungguh pemandangan yang menyilaukan, sayang. Sayang sekali, Elisha sama sekali tidak tertarik dengan apa yang dilakukan oleh sepupu-sepupu itu.
Lah, bodo amat. Ngapain juga kepo sama aktivitas anjing? Lebih baik memberi anjingnya makan daripada melirik anjing orang lain.
Sungguh ... Elisha sangat tidak menyukai suasana seperti ini. Ia hanya bisa berekspresi datar sambil meremas tas yang dibawahnya.
Disebelah Elisha, Don terlihat begitu tampan dengan tuxedo dan hari ini ia datang untuk mengawal Elisha.
Elisha sudah sering sekali menghindari perkumpulan keluarga seperti ini. Tapi, hari ini ia tidak bisa seperti itu.
Setelah pertemuannya dengan Erika beberapa jam yang lalu, Elisha sudah tahu kalau wanita itu akan mencari latar belakang Sean. Dan buruknya ... Elisha tahu kalau wanita itu bisa saja mengancamnya menggunakan Sean.
Ya ... Sebelum itu terjadi, ada baiknya Elisha menjadi anak yang penurut untuk saat ini. Sial, ia benar-benar kembali menjadi anjing keluarga ini.
Oh, ayolah, Elena, berpikirlah lebih jernih. Ini hanya untuk satu malam, ok? Itu tidak buruk, anggap saja mereka adalah anjing-anjing liar yang masih berada ditempat penampungan.
"Oh, lihat siapa yang datang?" Suara seorang gadis mengalihkan perhatian Elisha dari perkumpulan itu.
Sial, itu adalah Jane, salah satu sepupunya yang sangat tidak Elisha sukai. "Wah, lo datang?"
Elisha menatap gadis yang bernama Jane itu dengan datar. Lihatlah wajahnya yang menyebalkan itu. Elisha juga tahu betul itu hanyalah kalimat sindiran.
Sindiran yang menjelaskan kedatangan Elisha yang tidak terduga. Bagaimana tidak? Elisha sama sekali tidak bertemu dengan keluarga besarnya selama hampir 3 tahun ini, pasti menimbulkan pro dsn kontra.
"Halo, apa kabar, Elisha?" sapa sepupunya yang lain dan tidak dihiraukan oleh Elisha.
Huft ... sindiran Jane sebelumnya dan sapaan gadis yang Elisha sendiri tidak kenal, berhasil mengundang tatapan dari para keluarga besarnya. Jane ini benar-benar!
Mencoba terlihat biasa-biasa saja, Elisha berjalan menuju mereka dengan anggun. Suara heels yang beradu membuat pasang mata menatapnya penasaran.
"Elisha? Balik lagi?"
"Dah jadi aib keluarga juga, sok-sokan melepaskan diri dari keluarga ini. Eh, balik lagi juga kan!"
"Ah, lihatlah wajahnya yang sombong itu. Betapa memuakkan!"
"Bagus, Elisha, welcome back, sepupu tercintaku! Gelud! Gelud!"
Elisha tidak menghiraukan cuitan-cuitan yang dilayangkan kepadanya. Ia hanya berusaha untuk tuli saja saat ini. Emangnya, apa yang ia harapkan dari keluarga Alexander yang sudah sehina ini?
Tidak ada ...
Kedatangannya hanya formalitas ...
Agar tidak ada seseorang pun yang penasaran akan Sean ...
Pemuda itu, terlalu berharga daripada keluarganya.
Langkah kaki Elisha terhenti didepan sepasang suami-istri yang sudah terlihat tua tetapi masih terlihat begitu jelas wibawa diwajah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty Psycho (END)
Novela Juvenil[Mengusung tema mental health pada tokohnya. Ada plot twist dan teka-teki yang membuat Anda mikir.] CERITA INI BELUM DIREVISI! Ketika dua orang dengan masa lalu yang sama dan bersangkutan berusaha keluar dari lubang kegelapan yang penuh dengan teria...