Beauty Psycho 42 : Arti Pesan SMS

1.3K 248 12
                                    

Sean kembali ke kelas dengan raut wajah lelahnya. Padahal, baru saja ia ingin ke parkiran, tetapi pemuda itu lupa kalau belum mengambil korannya.

Huh ... ini sangat menyebalkan sekali.

Koran yang termasuk dalam misteri yang ia ketahui untuk saat ini. Memasuki kelas, Sean melewati beberapa meja dan kursi kosong untuk mendatangi mejanya.

Pemuda itu menghela nafas lelah untuk kesekian kalinya. Ia merasa tidak tenang akan sesuatu. Tapi, menyebalkannnya adalah bahwa ia tidak tahu apa yang ada dibenaknya itu.

Apalagi saat salah satu kode itu terungkap. Kode biner yang sanggup membuatnya selalu tidak bisa tidur dengan nyenyak lada malam hari.

'Kau tertipu'

Hah, apa yang dimaksud dengan dua kata itu? Sean tertipu akan apa? Semuanya tidak jelas dan tentunya tidak bisa ia mengerti. Sungguh, Sean rasanya sudah terlalu malas untuk terlibat akan banyak hal.

Hal yang Sean takutkan adalah, bahwa yang menerornya itu adalah pembunuh yang sama dengan pembunuh keluarganya.

Bayangkan saya, bisa saja pembunuh yang sebenarnya mengetahui identitasnya, bukan? Bisa juga pembunuh itu merasa kehadiran dirinya adalah masalah.

Yang jadi masalah sebenarnya adalah, ia tidak bisa mengetahui siapa pembunuh itu. Waktu itu, ia terlalu kecil untuk mengetahui apa yang terjadi.

Sean mengusap wajahnya gusar sebelum kembali berjalan menuju parkiran. Sebuah mobil masih terparkir rapi. Sean tentunya tidak memakai motor kesayangannya karena kondisi pagi tadi yang rintik.

"Permisi." Suara lembut seseorang membuat atensi Sean teralihkan. Ia menatap datar seorang wanita cantik yang berdiri anggun dihadapannya.

Sean berdecak dalam hati, mau apa sih wanita ini? Ia sudah terlambat karena harus kembali ke kelas yang jaraknya lumayan jauh.

Wanita itu mendekat sambil tersenyum, ia lalu berjongkok anggun dan memungut sesuatu. Wanita itu lalu kembali menatap Sean dengan senyuman miring yang membuat hati Sean merasa tidak enak.

Perasaan tidak nyaman apa ini?

Seakan ada alarm yang memperingatkan dirinya akan sesuatu.

Disisi lain, wanita itu menyeringai menatap pemuda dihadapannya. Sean sendiri tidak mengerti tatapan itu. Ia hanya bisa diam saja, menunggu respon selanjutnya wanita itu.

"Barang kamu jatuh," katanya sambil menyodorkan sesuatu. Sean mengernyitkan dahi sambil bergumam, "barang?"

Wanita itu mendekat sambil meletakkan sesuatu ditangan Sean. Sean tersentak kaget melihat gerakan tiba-tiba wanita itu.

"Senang bertemu denganmu," ujar wanita itu lagi. Sean benar-benar tidak mengerti siapa wanita itu dan mengapa ia seperti sok dekat dengan senyumannya itu.

Sean membuka kepalan tangannya yang pemuda itu menatap benda itu tidak percaya. Sontak ia langsung menjatuhkan benda itu syok.

"Itu bukan punya gue!" elaknya cepat sambil menendang benda itu dengan kaget.

Wanita itu hanya tersenyum melihat ekspresi Sean. Jantung Sean rasanya menggila karena ketakutan. Wajahnya pucat bersamaan dengan keringat dingin yang mulai membasahi wajahnya.

Sebuah miniatur rantai yang dijadikan gantungan kunci. Rantai ... Sean memiliki ingatan buruk tentang benda itu.

Sean rasanya ingin memaki wanita dihadapannya karena memberikan Sean benda ini. Tetapi, wanita itu hanya tersenyum saja, padahal harusnya wanita itu terkejut karena Sean membuang benda itu.

Beauty Psycho (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang