Beauty Psycho 51 : Elisha Inginkan Kekuasaan

1.2K 220 0
                                    

Elisha menatap punggung kokoh Sean, punggung yang padahal rapuh itu tampak begitu memikat dari belakang. Elisha mengulum senyum, tangannya bergerak ingin menyentuh punggung itu.

Gadis itu meletakkan jarinya secara perlahan bertepatan ditempat luka yang pernah ia buat saat kecil. Ia menelusuri garis yang bahkan tidak terlihat itu membuat Sean membeku ditempat.

Ia tidak tahu Elisha akan menyentuh punggungnya seperti ini. Awalnya, Sean hanya berusaha mengabaikannya sambil berusaha keluar dari zona canggung.

Tapi, saat ia merasa kalau pergerakan Elisha seperti memegang garis bekas lukanya, ia tertegun. Ia merasa tidak nyaman sekaligus merasa deja vu dengan kejadian bertahun-tahun yang lalu.

Elisha sendiri, menarik tangannya secara perlahan. Ia memejamkan matanya sambil menghela nafas ringan. Kilas ingatan masa lalunya lagi-lagi terlintas dibenaknya.

Ia menoleh kearah jalanan, senyum miris tidak bisa ia cegah terpantri begitu saja. Dan Elisha tidak sadar bahwa Sean sudah memperhatikannya melalui spion dengan pertanyaan yang hanya bisa dia suarakan dalam hati.

Elisha jadi teringat kejadian semalam, lagi-lagi ia tersenyum miris.

Pukul 2 dini hari

Sudah hampir dua jam sejak ia berbicara dengan Don. Elisha dan Don memikirkan beberapa rencana untuk mencari tahu apa saja yang ada di rumah itu.

Setelah merasa cukup, Elisha kembali ke kamarnya. Namun, bukannya tidur dengan nyenyak, pikirannya malah terus bekerja dengan keras.

Dengan terpaksa gadis itu melihat jam dinding sebelum mengambil mantel hangat dan keluar dari kamarnya.

Don tampaknya belum tidur, terlihat jelas lelaki itu meminum secangkir kopi sambil membaca artikel di ponselnya. Elisha yang melihatnya diam-diam menghela nafas lalu mendatangi Don.

Don mendongak saat merasakan suara langkah kaki seseorang. Ia mengernyitkan dahi melihat Elisha yang tiba-tiba turun kesini.

"Apa ada sesuatu, Nona?" tanya Don.

Elisha mengangguk singkat. "Tolong ..." Secara tiba-tiba, ia memejamkan matanya. Gadis itu menggelengkan kepalanya. "nggak ada apa-apa. Lo bisa balik ke kamar," jawab Elisha lalu kembali menaiki tangga.

Setelah memasuki kamar, Elisha langsung mengikat rambutnya dan mengambi sebuah masker. Ia lalu mengambil handphonenya dan membuka pintu balkon secara perlahan.

Elisha lalu melewati pembatas balkon secara perlahan. Ia menoleh melihat keadaan, gadis itu lalu berjalan di sisi-sisi dinding sebelum melompat keatap yang lebih rendah hingga beberapa kali.

Sialnya, bunyi yang dihasilkan cukup membuat penjaga rumah ini langsung mencari sumber suara. Anjir! Elisha merasa menjadi penyusup di rumahnya sendiri.

Gadis itu lalu turun ke tanah dengan selamat, tetapi tetap saja tubuhnya sudah berkeringat dingin. Elisha, gadis itu menatap sekeliling.

Mustahil baginya untuk keluar tanpa ketahuan jika langsung berlari ke gerbang saat ini. Itu sebabnya, demi keselamatan, Elisha mengendap-endap selama hampir 10 menit.

Setelah gerbang rumah sekitar 50 meter dari tempat persembunyiannya. Elisha langsung mengeluarkan handphone sambil mencari kontak Erick.

Gadis itu lalu berlari sekuat tenaganya menuju gerbang dengan bertelanjang kaki. Sialan! Elisha hanya berharap tidak ada yang merasakan kehadirannya dan melaporkan ini ke kamarnya.

Akan lebih gawat kalau orang rumah mengetahui kalau ia keluar tanpa penjagaan.

"Halo?" Suara dari sebrang sana membuat Elisha langsung menempelkan handphone itu ke telinganya.

Beauty Psycho (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang