Sial! Erick brengsek anak siapa sih!? Elisha sedang harap-harap cemas karena kehadiran Sean yang malah berjalan kearahnya. Harusnya sedari tadi dia melijat dulu, apa Sean sudah pergi atau belum.
Ah, tidak!
Ini bukan salah Elisha, ini salah Erick yang belum juga membuatnya bernafas dengan lega dengan membukakan benda persegi panjang ini! Hei, Erick, cepatlah jika tetap ingin selamat.
Elisha mengusap dahinya, berusaha menutupi wajahnya. Itu sia-sia, Sean pastinya sudah mengetahui siapa dirinya.
"Ngapain lo ngikutin gue?" tanya Elisha sedikit sewot sambil menatap tajam Sean yang bersedekap dada sembari menatapnya menelisik.
Njir! Nih cowok kok jadi kepo kek gini sih? Salah makan kah?
"Lo mau nemuin siapa?" tanya Sean dingin, membuat Elisha meneguk ludahnya gugup. Duh, kok jadi ciut gini sih!?
Elisha terkekeh sinis, "Lo pikir mau nemuin siapa lagi? Kagak ada lah!" bantah gadis itu sewot.
Giliran Sean yang terkekeh sinis, "Berarti nggak ada orang dong? Kok lo kayak nunggu dibukakan pintu?" Sean memiringkan kepalanya sambil tersenyum miring.
Duh, duh, masalahnya Erick dan Sean tidak bisa dipertemukan. Erick mulutnya kek ember bocor, bisa-bisa dia malah bercerita tentang silsilah keluarga mereka sampai kakek buyut.
Hiks ... malangnya nasibmu Elisha. Menyembunyikan Erick adalah opsi terbaik untuk saat ini.
Percayalah, wajah Elisha memerah karena malu. Bisa-bisanya dirinya bertingkah ceroboh seperti ini. Hei, dimana Elisha yang dulu!?
"Nggak tuh, ini gue mau buka pintu," jawab Elisha jutek. Senyuman miring Sean sudah tergantikan dengan seringaian membuat bulu kuduk Elisha meremang.
Dingin.
Dengan gugup, gadis itu memencet 6 digit password apartnya sebelum dipakai Erick. Plis, Elisha mohon, jangan ganti password-nya dong!
Erick, jangan bikin masalah, ok? Elisha sudah cukup malu dengan yang tadi tapi kenapa harus dipermalukan karena password-nya salah sih!? Mengapa harus diganti sih, anjing!?
Erick sungguh meresahkan. Harusnya Elisha mengirim pemuda itu kembali ke rumahnya saat melihat pemuda itu.
Setan! Setan! Guguk! Sumpah, nggak guna! Erick tai, hiks ...
Seringaian Sean semakin licik saja, Elisha bisa merasakan mata-mata jahat tengah menertawakan dirinya. Sungguh memalukan!
Menyembunyikan rasa malunya, Elisha berdehem lalu menatap Sean masih dengan wajah angkuh membuat Sean gemas saja.
"Asal lo tahu aja, Sean, gue itu nggak pernah loh mencet-mencet ginian. Sebelum itu terjadi, anak buah gue udah sigap semua," alibi gadis itu dengan sombongnya.
Huh, pasti saat ini Sean sedang menertawai dirinya yang ceroboh sedari tadi. Elisha mendelik kesal. "Pergi nggak lo! Ngapain masih disini sih!?" Tanpa sadar ia berseru didepan Sean.
Sungguh pengalaman langka. Sean sangat menikmati wajah gadis yang tengah kesal sekaligus menahan malu itu. Mengapa Elisha bisa seimut ini sih?
Masih dengan wajah memerah antara kesal dan malu, Elisha meruntuki Erick dengan umpatan-umpatan dalam hati. Sungguh, ia akan mendepak Erick jika kejadian seperti ini kejadian lagi.
Sean bisa melihat sudut bibir gadis itu berkedut kesal menahan sesuatu. Tak bisa dicegah, tawanya lolos begitu saja tanpa beban.
Sungguh pengalaman yang menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty Psycho (END)
Novela Juvenil[Mengusung tema mental health pada tokohnya. Ada plot twist dan teka-teki yang membuat Anda mikir.] CERITA INI BELUM DIREVISI! Ketika dua orang dengan masa lalu yang sama dan bersangkutan berusaha keluar dari lubang kegelapan yang penuh dengan teria...