Crestfallen

5.6K 435 18
                                    

Crestfallen's most favourite time

Let them hurt you!

Again and again!

So then we can find the reason to conduct revenge

Her only favourite time in life

Taken from Flolady Ochie's book

.
.
.
.
.
.
.
.
A princess — begitu julukan mayoritas jika melihat Lalisa. Seorang gadis yang terlahir di keluarga kaya. Dari ujung kepala hingga ujung kaki, semua terawat dengan baik. Itulah mengapa, begitu banyak gadis diluar sana yang ingin bertukar tempat dengannya dan begitu banyak pria yang mencoba mendekatinya.

Bagi Lalisa, she is not a princess. She named herself as a Crestfallen. Kehidupannya tidak sebahagia yang terlihat. Ia hidup dalam kesedihan dan kekecewaan, sepanjang hidupnya.

"Kau menangis lagi?" sebuah suara yang begitu ia kenal, merasuk ke telinganya. "Kenapa kau membiarkannya menyiksamu?" Younghoon, pria yang berbicara itu kini berjongkok di hadapan Lalisa sambil mengelus puncak kepalanya.

Menatap pilu kepada gadis yang kini sedang memeluk lututnya sambil menenggelamkan kepalanya di lipatan tangannya. Sedikit bersender di tempat tidur king size nya yang dilapisi kain sutra berwarna pink pastel.

"Sekarang, apalagi yang diperbuat olehnya?"

Lalisa masih terdiam, mengatur napasnya sebelum akhirnya menolehkan wajahnya, menatap Younghoon yang sudah berpindah duduk di sebelahnya.

"Siapa?"

"Siapa? Tentu saja dia. Pria pilihan orang tuamu yang berstatus tunanganmu."

Lalisa terkekeh. Membuat Younghoon menggeleng. "Kau masih bisa tertawa?"

"Tentu. Apa lagi yang bisa kuperbuat selain mentertawai diriku. Orang tuaku mengecewakanku. Mereka sama sekali tidak pernah hadir di setiap acara pentingku bahkan saat aku membutuhkan sandaran. Tunanganku, berkali-kali menyelingkuhiku dengan temanku dan selalu marah jika kupertanyakan. Dan aku selalu sendiri, seperti orang yang tersisih. Mereka yang melabeliku sebagai teman dan sahabat hanya orang-orang bermuka dua yang akan menjadi orang pertama kabur saat aku terpuruk. Apa aku tidak boleh mentertawai diriku sendiri?"

"Kalau begitu, lepaskan semuanya. Kau berhak bahagia, Lalisa. Aku akan selalu ada di sisimu." Younghoon menatap Lalisa dengan sayang. Dia, mungkin hanyalah seorang lelaki yang terlahir dari rahim seorang pelayan. Dan sudah menjadi takdir hidupnya untuk ikut mengabdi di keluarga Lalisa.

Pertemuan mereka adalah saat Younghoon berusia sepuluh tahun. Saat itu — baginya — Lalisa seperti boneka barbie yang sering dimainkan anak-anak gadis di sekolahnya. Namun semakin ia sering menemaninya, Lalisa bukanlah barbie. Gadis itu lebih cocok disandingkan sebagai boneka porcelain. Sangat rapuh dan mudah terluka. Karenanya, ia berjanji untuk selalu berada di sisi Lalisa dan akan melakukan apapun deminya.

"Kau bilang, biarkan mereka menyakitiku. Agar aku memiliki alasan melakukan pembalasan," lirih Lalisa.

"Bukan begitu maksudku, Lalisa. Aku mengucapkannya karena aku tahu kalau kau terlalu lembut untuk melakukan pembalasan. Aku tahu kalau kau akan merasa bersalah jika melakukannya. Padahal, mereka yang menyakitimu harus dibalas berkali-kali lipat," jelas Younghoon, merengkuh tubuh Lalisa yang begitu lembut.

"Kalau begitu, ayo kita lakukan. Setelahnya, ayo kita pergi ke tempat dimana tidak ada lagi yang akan mengenali kita." Lalisa melepaskan pelukan Younghoon, menatap dalam-dalam ke manik mata kelamnya.

Keduanya kini sudah berada ratusan ribu kilometer jauhnya ketika headline-headline besar meramaikan berbagai media. Memberitakan kematian beberapa orang berpengaruh karena kebakaran hebat yang melalap rumah megah keluarga Lalisa.

Termasuk didalamnya; kedua orang tua Lalisa, tunangannya, empat orang yang melabeli dirinya sebagai teman Lalisa. Termasuk didalamnya selingkuhan tunangannya, dan dua orang tidak dikenal yang dianggap jenazah milik Lalisa dan Younghoon.

¤¤¤

Kim Younghoon - The Boyz / Actor97 Liner - 8 August 1997183 cm

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim Younghoon - The Boyz / Actor
97 Liner - 8 August 1997
183 cm

InterludeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang