"Akhirnya kamu lulus juga, nak! mama sama papa bangga banget!" senang Rachel sambil memeluk tubuh Athala yang sedang merayakan kelulusan sarjananya. Athala tersenyum dan mengecup kening Rachel lembut, lalu menoleh ke arah Gino,
"Pa, aku lulus!"
"Iya, Tha. Selamat. Papa bangga sama kamu." kata Gino sambil menepuk pundak anak sulungnya. Athala juga melihat adiknya, mengelus surai hitam legam Athiya,
"Kamu gak mau ucapin apa gitu ke abang?" tanya Athala menggoda Athiya. Gadis itu menggeleng,
"Athiya sedih, bang."
"Eh? sedih kenapa?" tanya Athala sambil menangkupkan wajah adiknya. Athiya mengusap air matanya,
"Pasti abang bakal lebih sibuk setelah lulus ini."
"Hei, abang gak bakal lupa sama adik abang sendiri. Abang juga masih tinggal satu rumah sama kamu, sama papa mama juga."
"Tapikan..."
"Udah, jangan sedih lagi." Athala menoleh ke arah papanya, "Pa, emang beneran aku bakal jadi penerus papa di kantor?"
"Iya, Tha. Gak apa-apa kan?"
"Gak apa-apa, Pa. Aku bakal belajar jadi manajer yang baik."
♡
Keesokan harinya, Athala mendatangi pemakaman yang sudah menjadi rutinitasnya selama 4 tahun ini. Dengan membawa satu buket bunga berukuran besar, ia berlutut di samping makam itu,
"Halo, Sen. Ini, seperti biasa aku bawain bunga buat kamu."
"Bunganya cantik, sama kayak kamu."
"Oh iya, mulai besok aku bakal bekerja menggantikan posisi papa. Aku senang, kemarin juga aku baru lulus sarjana, Sen. Ah, seandainya kamu masih ada, pasti kita bisa ngerasain lulus sarjana bareng-bareng. Apalagi dulu kamu pengen banget kuliah."
"Yaudah ya, aku pamit dulu. Aku akan selalu bahagia, Sen. Selalu bahagia."
Athala bangkit dan pergi dari sana. Ia berjalan mendekati mobilnya, dan melihat ada seseorang yang sibuk membersihkan kaca mobil depannya menggunakan kemoceng. Athala mengernyitkan kening, dia siapa?
"Lo siapa? berani banget nyentuh mobil gue pake kemoceng lo itu."
Sosok gadis itu terkejut dan langsung menjauhkan kemoceng tersebut dari kaca mobil, "Ma-maaf, saya memang bekerja sebagai tukang bersih-bersih kaca mobil yang terparkir. Bahkan mobil-mobi yang berhenti di lampu merah depan juga saya bersihkan."
"Miris sekali nasibmu itu. Minggirlah, gue mau balik." usir Athala sambil mengibaskan tangannya. Gadis itu mengangguk dan mulai pergi. Tapi sebelum itu, Athala memanggilnya lagi,
"Nih, seratus ribu buat lo. Gue harap lo jangan pernah sentuh mobil gue lagi." dingin Athala memperingatkan sosok yang tidak dikenalnya itu.
Gadis itu mengangguk saja, dalam hati ia terus mengucapkan terima kasih karena sudah mendapat uang yang jumlahnya lebih besar dari uang makan sehari-hari.
♡
Keesokan harinya, Athala sudah tampil rapi mengenakan kemeja kantor berwarna merah maroon juga celana hitam panjang yang terlihat pas di kaki panjangnya. Tak lupa ia menggunakan jam tangan hitam, lalu menyisir rambutnya ke belakang hingga memperlihatkan kening mulusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athena 2 [ ✔ ]
Romance[ ROMANCE ] Setelah lulus dan menyandang gelar sarjananya, Athala Januar Pratama memutuskan untuk menerima permintaan Ayahnya menjadi manajer perusahaan. Menggantikan posisi beliau selama ini. Tanpa Athala duga, ternyata sekretaris yang dikirimkan...