"Siang, kakak cantikkkk!!! bang Athala nya ada di dalam kan?" tanya Athiya yang baru saja datang ke kantor. Rena segera berdiri dan tersenyum kepada tamu tersebut,
"Siang juga, mba. Mau mencari pak Athala ya? apa sudah ada janji sebelumnya?"
Athiya tertawa keras. Rena mengernyit, ia salah bicarakah? lagipula ia belum pernah melihat gadis ini sebelumnya, umurnya pun terlihat lebih muda daripada atasannya. Siapakah dia? pacar Athala?
"Ada kan? kalo ada saya masuk nih!"
Rena mengangguk, "A-ada kok, silahkan masuk ya."
Athiya langsung masuk begitu saja ke dalam. Ada perasaan cemburu yang datang ke hatinya saat mengetahui Athala ternyata sudah memiliki pacar.
Pantas saja laki-laki itu selalu bersikap dingin dan menolak perasaannya.
"ABANGGGG!!!"
Athala yang sedang mengetik sesuatu di laptop pun terkejut saat mendengar suara toa adiknya. Untung saja ruangannya ini kedap suara, jadinya tidak terdengar sampai keluar.
"Kamu ngapain deh kesini?" tanya Athala kepada adiknya itu,
"Mau minta uang, bang."
"Astaga. Kemarin bukannya udah dibuat beli kuota kan? kok cepet banget abis sih?"
Athiya menggeleng, "Kuota masih banyak, bang. Kan rumah make wifi, jadinya jarang gunain."
"Ya terus kamu mau beli apa sampe harus repot-repot dateng ke kantor abang?" tanya Athala sarkas. Athiya menyengir lebar,
"Skincare aku udah habis, bang. Rencananya abis ini aku mau belanja." jawab Athiya sambil memasang puppy eyes nya. Berharap abangnya luluh dan mau memberi uang secara cuma-cuma.
"Ya sudah, butuh berapa?"
Athiya bersorak, "Lima ratus ribu, bang!"
"Buset! lo gak lagi bohongin gue kan?!"
"Ck! bos Athala yang terhormat, adikmu ini mana pernah berbohong, hah?!"
"Dulu waktu SMA kamu pernah bohong. Katanya gak punya pacar, eh ternyata pas abang cek HP nya ada chat dari pacarnya." balas Athala tanpa dosa membuat Athiya melotot tajam, "Ish! itu kan duluuuuu!!"
"Yaudah sama aja, intinya kamu pernah bohong. Ayo, butuh berapa nih? kalo gak jawab yaudah abang masukin dompet lagi."
"Beneran lima ratus ribu, bang."
"Yaudah, beli skincare aja loh. Jangan yang lain!" pesan Athala kepada adiknya. Athala berdecak, "Sekalian beli makanan boleh ya, bang."
"Ck! terserah kau sajalah."
Athiya bersorak senang, sebelum pergi ia mencium punggung tangan Athala dan mengecup kedua pipinya. Athala tersenyum dan memandangi pintu ruangan yang sudah tertutup rapat.
Tak lama kemudian, setelah adiknya pergi, Rena datang dengan membawa setumpuk dokumen dan menyerahkannya kepada Athala, "Ada beberapa dokumen yang harus bapak setujui,"
Athala mengangguk tanpa suara sambil menerima dokumen yang Rena berikan. Rena memperhatikan gerak-gerik atasannya, pasti Athala bahagia sekali bisa didatangi oleh pacarnya tadi. Ada perasaan iri timbul di hatinya saat ini. Ia seharusnya sadar kalau dia ini bukan siapa-siapa.
"Kenapa kamu diam saja?"
Rena tersadar, "Eh, enggak kok, Pak."
"Saya tahu, kamu itu pasti sedang memikirkan sesuatu kan?" tanya Athala tepat sasaran. Rena menggeleng cepat, "Ti-tidak, Pak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Athena 2 [ ✔ ]
Romance[ ROMANCE ] Setelah lulus dan menyandang gelar sarjananya, Athala Januar Pratama memutuskan untuk menerima permintaan Ayahnya menjadi manajer perusahaan. Menggantikan posisi beliau selama ini. Tanpa Athala duga, ternyata sekretaris yang dikirimkan...