Athena 2 - 06.

510 39 0
                                    

Disinilah Athala sekarang, duduk didepan ruang UGD rumah sakit terdekat dari kantor. Sudah lima belas menit, tapi dokter yang menangani Rena belum juga keluar. Athala jadi panik sendiri.

Tapi sedetik kemudian, ia tersadar. Kenapa ia harus sepanik ini ketika sekretarisnya sakit. Bukannya ia tidak suka dengan Rena? ah, entahlah.

Laki-laki paruh baya berjas putih keluar dari ruangan. Athala berdiri dan mendekati dokter tersebut, "Bagaimana keadaan Rena, dok?"

"Dia hanya kelelahan, asam lambungnya juga kambuh karena perutnya belum diisi makanan sama sekali. Tidak ada yang parah. Kalau begitu saya permisi."

Athala masuk dan menemui Rena yang terbaring lemah di atas brankar. Athala mendengus, "Kenapa kamu tidak makan?"

"Ma-maaf, Pak. Saya terlalu fokus bekerja hingga lupa makan." jawabnya sambil bergetar. Athala mengalihkan wajahnya ke arah lain,

"Kamu ini ada-ada saja. Setelah ini saya belikan kamu bubur ayam, dan kamu harus makan! saya gak terima bantahan dari kamu!"

Rena mengangguk lesu, "Ba-baik, Pak."

"Ayo dimakan, saya tunggu." ujar Athala yang berdiri dari sofa lalu kembali ke mejanya. Rena menatap bubur tersebut dengan tidak minat. Ia sedang tidak nafsu makan dari semalam.

"Rena, makan!"

Rena menggeleng lemah, "Saya tidak nafsu makan, Pak."

Athala melotot dari tempatnya, "Saya tidak peduli! makan atau saya suapin?!"

"Sa-saya..."

Athala bangkit dan berjalan mendekati Rena yang sedang bingung di sofa ruangannya. Laki-laki itu duduk di sebelah Rena dan mulai menyuapkan satu sendok ke mulut gadis itu.

"Ngeyel sekali. Harus banget saya suapin? makan sendiri!" omelnya. Rena menelan bubur itu, lalu mengangguk. Berusaha untuk meraih sterofoam berisi bubur dari tangan Athala. Tapi Athala menjauhkannya,

"Sudahlah, biar saya yang suapin. Kamu nurut saja." ucapnya dingin dan ketus seperti biasa. Untung saja Rena sudah tahu sifat atasannya itu. Jadinya ia tidak perlu kaget melihatnya.

Tak terasa, bubur yang Athala beli tadi habis tak tersisa. Athala menyuruh Rena minum. Lalu membuang bungkus tersebut di tempat sampah.

"Maaf kalau saya merepotkan bapak."

Athala terdiam, entah ia harus menjawab apa. Ia hanya tersenyum tipis sebagai respon.

Athala kembali disibukan dengan beberapa dokumen yang baru saja Rena berikan padanya. Saat laki-laki itu fokus dengan dokumen di tangannya, tiba-tiba ponselnya berbunyi tanda panggilan masuk. Ia berdecak dan mengangkat panggilan tersebut tanpa melihat siapa peneleponnya.

"Apa?" tanya Athala dingin tanpa basa-basi.

"Kamu kenapa? ini mama. Mama mau minta tolong sama kamu."

Mendengar nada mamanya di telepon, Athala merasa malu dan langsung meminta maaf kepada Rachel,

"Ma-maaf, Ma. Iya mama mau minta tolong apa?"

Athena 2 [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang