Athena 2 - 05.

551 37 0
                                    

"Ren..."

Rena menoleh ke belakang, ternyata Adhi. Sosok laki-laki yang menyebalkan di matanya. Berusaha mencari perhatian kedua orang tuanya agar Adhi direstukan. Rena berdecih,

"Ngapain lo?" ketusnya. Ia tidak suka berbicara lama-lama dengan cowok satu ini. Apalagi ini masih jam kerja, ia harus kembali ke kantor. Ia keluar karena Athala menyuruhnya membeli minuman.

"Kamu masih kerja?"

"Lo gak liat pakaian gue? gak usah basa-basi! buruan apa yang mau diomongin! sepuluh menit!" bentaknya. Adhi sudah terbiasa dengan bentakan gadis itu. Jadinya tidak ada rasa takut sedikitpun didalam dirinya,

"Kamu gak rindu sama orang tua kamu? mereka menyesal, Ren. Mereka mau anaknya kembali."

Lagi-lagi Rena berdecih sinis. Pembahasan yang membuat Rena muak mendengarnya, "Gue jijik dengernya. Jangan pernah coba bahas itu lagi didepan gue, Adhi. Karena sampai kapanpun gue gak akan balik ke mereka."

"Ren..." bujuknya lagi. Rena menggeleng tegas,

"Sekali gue bilang gak mau ya gak mau, Adhi! gue pamit."

Rena pergi begitu saja meninggalkan Adhi. Adhi mendengus pasrah, entah sudah berapa kali ia membujuk gadis itu agar pulang kerumahnya. Tapi demi gadis yang dia cinta, dia tidak akan menyerah begitu saja.

"Kenapa kamu lama sekali?!" omel Athala saat melihat sekretarisnya baru saja kembali dan menaruh pesanan di atas mejanya.

"Ma-maaf, Pak. Ada urusan sedikit tadi." jujurnya. Athala menggebrak meja hingga gadis itu tersentak kaget,

"Kamu ini masih bekerja! urusan lain bisa diselesaikan saat pulang nanti! kamu mau saya pecat?!"

Rena mengangkat kepalanya dan menggeleng cepat, "Maaf, Pak. Jangan pecat saya. Saya mohon."

"Jangan macam-macam kalau kamu tidak ingin saya pecat."

"Ba-baik, Pak. Sekali lagi maafkan saya." lirihnya. Athala mengangguk dan mempersilahkan Rena keluar kembali ke mejanya. Setelah gadis itu keluar, Athala tampak penasaran dengan urusan yang Rena bilang tadi.

Urusan apa? penting sekali memang?

Hei, Athala! sejak kapan kau jadi penasaran dengan urusan orang lain! Ia harusnya tidak peduli dan akhirnya memilih untuk meraih minuman dingin yang dibeli oleh Rena tadi.

Athala berdecak sebal melihat sosok fakboy datang lagi ke kantornya. Saat ini David sedang rebahan tanpa dosa di sofa yang ada di ruangan itu.

"Lo kesini cuma mau numpang rebahan?" tanya Athala dingin.

David terkekeh dan menoleh ke arah Athala yang sedang menatapnya sengit, "Capek gue, Tha. Jadi dokter ternyata gak semudah yang dibayangin."

"Bacot. Pulang lo sono!" usir Athala menunjuk pintu besar ruangannya. David menggeleng, ia malah memejamkan matanya erat. Athala mendengus pasrah, besok-besok ia akan menyuruh security untuk tidak menerima orang seperti David masuk ke kantor. Mengganggu saja.

"Tha, sekretaris lo tadi senyumin gue tau. Manis banget kayak gula pasir. Bisa-bisa diabetes gue." ujar David lagi, Athala mendengus,

Athena 2 [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang