Athena 2 - 16.

465 33 0
                                    

"Ini rumahnya? kamu gak salah alamat kan?" tanya Aira kepada Adhi yang mengantarkannya ke rumah Rena.

"Gak salah, ini benar tempat tinggal Rena selama dua tahun ini." jawab Adhi, hal itu membuat Aira dan Reva tambah menyesal. Aira tidak sanggup melihat rumah dihadapannya, bangunannya hampir rubuh, dan banyak dinding yang berlubang karena dindingnya terbuat dari anyaman bambu.

"Coba gue ketuk ya." ujar Reva melangkah maju untuk mengetuk pintu rumah tersebut,

"Assalamualaikum, Rena. Ren, ini kakak." ujarnya sambil mengetuk-ngetuk pintu tersebut berulang kali. Tapi tetap saja tidak ada respon,

"Kira-kira kemana ya? Apa kamu tahu?"

Adhi mengeluarkan ponselnya, "Saya coba telepon sebentar ya."

Adhi berdecak kesal, berulang kali ia berusaha menghubungi gadis itu, namun nomor Rena tidak aktif, kemanakah dia?

"Rena tidak bisa dihubungi, tante." ujar Adhi yang memasukan ponselnya kembali ke dalam kantong celana. Aira menghela nafas, "Mungkin nanti sore kamu bisa antarkan saya dan Reva kesini lagi."

"Iya, tante. Akan saya antarkan."

"Kakak gak sama kak David?" tanya Melisa yang duduk bersama Rena di sebelahnya. Rena menggeleng, "Dia sedang bekerja, kakak gak mau mengganggu."

Rena datang ke panti seorang diri tanpa David. Entahlah, yang jelas ia tidak mau bertemu dengan ibu dan kakaknya itu. Ia masih belum bisa memaafkan kesalahan mereka,

"Ini hari biasa, kakak libur kerja?" tanya Melisa, Rena mengangguk,

"Iya, tapi besok aku kerja lagi kok." jawab Rena, Melisa hanya mengangguk sebagai respon. Gadis kecil itu sibuk mengemut permen gagang di mulutnya.

Sedangkan di lain tempat, Athala baru saja datang ke kantor dan matanya menyipit ketika melihat meja Rena masih kosong. Biasanya gadis itu rajin datang pagi.

"Apa dia marah sama gue ya?" tanyanya bermonolog.

"Ck! tidak profesional! harusnya tetap bekerja walaupun dia marah sama gue!" kesalnya lalu membanting pintu ruangannya.

Tak lama kemudian, Yuda masuk ke dalam hingga membuat kepala Athala terangkat, "Selamat pagi, tuan. Ada yang ingin saya sampaikan pesan dari nona Rena, sekretaris tuan."

"Silahkan."

"Hari ini nona meliburkan diri, dia izin cuti beberapa hari."

Athala melongo, "Beberapa hari kata bapak? lalu saya ini bagaimana? sekretaris saya hanya dia." kesalnya,

Yuda tersenyum, "Ada beberapa sekretaris yang siap bekerja untuk menggantikan Rena sementara, bapak tenang saja."

"Baiklah, terima kasih."

"Sama-sama, kalau begitu saya permisi."

Laki-laki itu keluar dan Athala memijit pangkal hidungnya, apa tadi? meliburkan diri selama beberapa hari? ada apa ini? pokoknya saat pulang kerja nanti, ia harus mencari Rena ke rumahnya untuk meminta penjelasan.

"Kamu ini bagaimana?! saya minta dokumen ini harus selesai sekarang! kamu ini niat bekerja tidak?!" omel Athala kepada sekretaris pengganti Rena sementara yang bernama Oliv. Gadis itu hanya bisa menundukan kepalanya takut,

"Silahkan keluar! saya tidak butuh sekretaris macam kamu!" usirnya sambil menunjuk pintu.

Oliv menganga kaget, "Tapi, Pak---"

Athena 2 [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang