Athena 2 - 19.

440 34 1
                                    

Satu tahun kemudian...

Tak terasa, hari dan bulan pun berlalu begitu cepat. Hari ini sudah setahun Rena bekerja sebagai sekretaris pribadi Athala.

Athala masih sama sifatnya, selalu dingin, ketus, kejam dan masih belum menunjukan tanda-tanda kalau cowok itu menyukainya seperti apa yang David bilang padanya waktu dulu.

Seperti saat ini, Athala sedang sibuk memainkan tab yang baru saja ia beli kemarin di kursi kebesarannya. Katanya biar lebih mudah dibawa kemana-mana dibanding laptop.

"Pak, nanti siang akan ada rapat pertemuan dengan perusahaan Jaya Indo Group."

"Baik. Kamu boleh kembali." jawab Athala dingin.

Rena mengangguk dan segera keluar,  Athala menghela nafas dan menaruh tab nya di atas meja. Panggilan masuk berbunyi dari ponselnya, ia segera meraih benda pipih itu dan mengangkat panggilannya, "Ada apa?"

"Besok kan libur nih, kuylah nongkrong di cafe. Gue traktir dah. Gue juga ajak Rafael, Imron sama David kok."

Athala mengangguk, "Oke, gue kesana besok."

"Najis, giliran ada traktiran baru mau dateng. Biasanya sibuk mulu lo."

"Hehe, yaudah besok ya."

"Wah bro! apa kabar lo? tambah berotot aja tuh badan!" ujar Imron bertos ria kepada Athala yang baru saja datang. Athala terkekeh dan duduk di kursi yang masih kosong.

"Kabar baik, gue lagi sibuk kerja. Jadi sorry kalau gue cuma punya waktu di hari libur."

 "Iya, santuy aja. Kita tahu lo itu manajer, nerusin bokap lo kan? gak apa-apa, tenang aja." sahut Bayu yang membuat Athala sedikit tenang. Rafael tersenyum tipis, hanya menyimak obrolan teman-temannya sambil menyesap kopi hangat pesanannya.

"Duh, bro. Sorry banget nih, gue harus buru-buru ke rumah sakit." ujar David yang sedang memasukan ponselnya ke dalam saku kemeja dengan terburu-buru.

Sepertinya David baru saja mendapat panggilan kalau ia harus kembali ke rumah sakit untuk menangani pasien baru.

"Eh iya, Dav. Hati-hati."

David mengangguk dan sebelum pergi, cowok itu menyempatkan diri untuk bertos ria sebentar dengan keempat temannya.

Imron tersenyum tipis ke arah Athala, "Masih keinget Sena, Tha?"

Imron menatap ke arah pandang Athala, cowok itu sedang melihat pengunjung cafe yang berdebat seperti dirinya dulu dengan Sena. Athala terkekeh, merapikan surai hitamnya ke belakang,

"Setiap saat pun gue selalu keinget dia." kata Athala.

"Gue tau lo cinta banget sama Sena, Tha. Pasti sakit ya kalau mencintai seseorang yang udah berbeda dunia." ujar Bayu,

"Iya, masih belum ada cewek lain yang bisa gantiin dia di hati gue sampai sekarang. Gue sekarang milih fokus ke pekerjaan. Soal jodoh nanti juga suatu saat bakal ketemu."

"Nah gitu dong, Tha. Gue salut sama lo."

"Tapi ada satu cewek yang entah kenapa selalu hadir dalam pikiran gue." ujar Athala. Imron menoleh, "Siapa?"

Athena 2 [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang