Athena 2 - 20.

499 37 0
                                    

Lima hari kemudian, Athala bersiap-siap pulang ke Jakarta. Ia memasukan pakaian ke dalam koper, dan merapikan kasur yang tampak berantakan. Ponselnya berbunyi, ternyata dari papanya. Ia segera mengangkatnya,

"Halo Pa?"

"Dimana kamu? masih di Surabaya?"

"Iya nih, Pa. Lagi beres-beres dulu. Dua jam lagi mau ke bandara." jawab Athala sambil menutup koper hitam miliknya.

"Kamu gak sendirian kan kesana?"

"Nggak, Pa. Ada sekretaris aku, dia ikut."

"Ya sudah, kamu hati-hati ya."

"Iya, Pa. Aku tutup dulu ya."

"Iya, bye Atha."

Panggilan berakhir. Athala langsung menyimpan ponsel di kantong celana selututnya. Tak lama kemudian terdengar suara pintu diketuk,

"Masuk."

Pintu terbuka, memperlihatkan sosok Rena. Gadis itu masuk, "Maaf, Pak. Kapan kita akan berangkat ke bandara?" tanyanya sambil terus menundukan kepala. Athala mendengus,

"Kau ini sedang bertanya padaku. Kenapa menunduk seperti itu? di bawahmu tidak ada duit jatuh!" dingin Athala sambil melipat kedua tangannya di dada. Rena langsung mengangkat kepalanya,

"Maaf, Pak."

"Saya akan berangkat dua jam lagi. Kau sudah siap-siap?" tanya Athala datar. Rena mengangguk, "Sudah, Pak."

"Bagus, ada yang mau ditanyakan lagi?"

Rena menggeleng, "Tidak ada, Pak. Terima kasih, saya permisi."

 Setelah pergi meninggalkan atasannya, hati Rena terasa berbunga-bunga. Ia merasa senang bisa bekerja sebagai sekretaris itu, selain untuk mencari nafkah, ia juga bisa menjadi lebih dekat dengan atasannya yang ia sukai sejak pertama kali berjumpa setahun yang lalu.

Athala mengeluarkan foto polaroid dari dalam dompetnya, ada foto Sena yang sedang tersenyum manis disana. Mengecupnya berkali-kali, ia sangat merindukan apa yang ada di diri gadis itu.

"Tunggu aku pulang, Sen."

"Biar saya saja yang menyetir mobilnya, Pak." ujar Rena saat sudah sampai di parkiran bandara kepada Athala. Mereka sudah sampai di bandara Soekarno-Hatta, mobil Athala sengaja dititipkan di parkiran sana.

Athala menghela nafas, "Saya saja."

"Baik, Pak."

Setelah koper dimasukan ke dalam mobil, Athala menyuruh Rena masuk dan duduk di kursi penumpang, setelah itu Athala masuk dan menyalakan mesin mobil terlebih dahulu,

"Kamu lapar?" tanya Athala sambil menoleh ke arah Rena.

"Ti-tidak, Pak."

"Wajahmu pucat, kita makan dulu saja." kata Athala dengan nada datarnya.

Mobil Athala mulai melaju meninggalkan parkiran bandara. Ternyata Athala mengajak Rena untuk makan di restoran cepat saji yang letaknya tidak terlalu jauh dari bandara.

"Kamu mau pesan apa?" tanya Athala sebelum mengantri untuk memesan makanan.

Rena berpikir sejenak, "Saya bingung, Pak. Sudah lama gak pernah makan di restoran kayak gini." jawabnya jujur,

Athena 2 [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang