Rena baru saja selesai mandi. Ia sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk. Tiba-tiba dering ponselnya berbunyi tanda panggilan masuk. Ia segera meraih benda pipih tersebut, keningnya mengernyit, "Pak Athala?"
"Halo, Pak?"
"Ada waktu hari ini?"
"Ada, Pak. Kenapa ya, Pak?"
"Saya ke rumah kamu ya. Siap-siap saja."
"Ta-tapi, Pak..."
"Saya tidak butuh penolakan. Saya akan berangkat setelah ini."
"Baik, Pak."
Panggilan berakhir secara sepihak. Rena merasa jantungnya berdegup kencang, ada apa ini? kenapa rasanya berbeda sekali?
♡
"Nih, es krim."
Rena menoleh dan menerima es krim pemberian Athala. Laki-laki itu duduk di sebelah gadis itu, membuat jantung Rena berkali-kali berdetak lebih cepat dari biasanya.
"Kenapa? ayo dimakan, keburu cair nanti."
Rena mengangguk saja dan melahap es krim tersebut hingga habis tak tersisa. Athala mengeluarkan tisu dari dalam mobil dan mengulurkan tangannya untuk mengusap es krim yang ada di sudut bibir gadis itu. Tentu saja hal itu membuat Rena terkejut, baru pertama kalinya Athala bersikap manis seperti ini.
"Makan jangan kayak anak kecil." cibirnya dengan nada pelan. Rena mendengus, "Iya terima kasih, Pak."
"Sepertinya ucapan saya yang tidak akan memiliki rasa sama kamu itu salah." ucap Athala tiba-tiba, Rena menoleh cepat,
"Ma-maksud bapak?"
"Saya jatuh cinta sama kamu."
Tangan Rena terulur untuk menaruh punggung tangannya ke kening Athala, "Bapak gak demam kok."
"Ya memang, saya sehat."
"Tapi ucapan bapak barusan..."
"Kenapa? kaget ya? gak usah kaget, itu fakta kok."
"Bapak bilang, bapak gak akan pernah peduli sama saya. Dan saya dilarang untuk menyukai bapak." jawab Rena lirih sambil meremat tali sling bag yang ia pakai.
"Itu dulu, sekarang saya jatuh cinta sama kamu."
Tangan Athala meraih tangan gadis itu hingga Rena terpaku ditempatnya, "Saya suka sama kamu, bukan suka lagi sih. Lebih tepatnya saya cinta sama kamu."
Rena tidak berani untuk menatap wajah laki-laki itu, hingga akhirnya Athala meraih dagu Rena agar gadis itu mau menatap matanya, "Biarkan saya memperjuangkan kamu, Ren."
"P-pak...."
Athala mendekatkan wajahnya ke arah wajah Rena dan memiringkan kepalanya. Untuk pertama kalinya, Athala mencium gadis itu, ia berusaha untuk meyakinkan Rena kalau perasaannya itu bukan main-main.
Rena membeku, tangannya terkepal kuat saat bibirnya bersentuhan dengan bibir Athala. Sungguh, Rena tidak pernah mengira hal ini akan terjadi.
Tak berlangsung lama, Rena segera menjauhkan diri dari Athala ketika pasokan udara habis. Athala terkekeh dan mengusap kepala gadis itu dengan lembut, "Maaf, tidak seharusnya saya mencium kamu. Kamu pasti kaget."
KAMU SEDANG MEMBACA
Athena 2 [ ✔ ]
Romance[ ROMANCE ] Setelah lulus dan menyandang gelar sarjananya, Athala Januar Pratama memutuskan untuk menerima permintaan Ayahnya menjadi manajer perusahaan. Menggantikan posisi beliau selama ini. Tanpa Athala duga, ternyata sekretaris yang dikirimkan...