"Selamat pagi, Pak. Bapak sudah sarapan?" tanya Rena setelah menyapa Athala yang baru saja datang. Laki-laki yang sedang merapikan kerah kemejanya pun hanya menjawab dengan anggukan kepala saja. Rena mengangguk paham dan membiarkan Athala berjalan masuk ke dalam ruangan.
"Ada yang aneh... Ah sudahlah biarkan saja."
♡
Flashback on,
Athala berjalan masuk ke dalam rumahnya. Ia melihat Ayahnya baru saja pulang. Athala menoleh ke belakang dan mencium tangan Gino,
"Papa abis darimana?" tanyanya. Gino tersenyum sambil menepuk pundak anak sulungnya,
"Papa? ada apa?" tanya Athala lagi. Ia penasaran, kenapa Ayahnya hanya menjawab dengan tepukan di pundak saja?
"Nanti papa beri tahu. Papa ke kamar dulu ya."
Gino berlalu dari hadapan anaknya. Sementara si Athala hanya bisa terdiam ditempat sambil memikirkan ucapan Ayahnya tadi.
"Apa yang mau papa beri tahu? penting kah?"
Malamnya, Athala keluar dari kamar dan berjalan menuju ruang makan untuk makan malam bersama keluarganya. Ia duduk didepan Rachel. Sementara itu, Gino juga datang sambil membawa sesuatu di tangannya. Athiya tidak begitu peduli, gadis itu sibuk melahap makanan yang ada di hadapannya.
"Itu apa, Pa?"
"Ini? ini kunci apartemen." jawabnya sambil mengangkat kunci apartemen tersebut ke atas. Kening Athala mengernyit,
"Siapa yang mau tinggal di apartemen?"
"Ya kamu, Tha. Papa mau kamu itu belajar mandiri. Lagipula jarak dari rumah ke kantor lumayan jauh. Gak apa-apa kan kalo kamu tinggal di apartemen?"
Athala terdiam, bibirnya tertutup rapat. Tinggal di apartemen?
"Athala belum kepikiran, Pa. Ini terlalu mendadak."
"Papa tau, Nak. Tapi papa yakin, kamu bakal terbiasa mandiri. Seminggu sekali kamu boleh kok kesini, gak apa-apa." ujarnya sambil duduk dan mengambil piring kosong yang ada di atas meja.
"Kalau kamu mau, kamu bisa langsung tempatin apartemen itu besok pagi."
Flashback off,
Athala berdecak sebal, mengingat tadi pagi adalah hari pertamanya ia pindah ke apartemen. Entah ada alasan apa Gino menyuruhnya tinggal disana. Gino bilang ia harus belajar mandiri. Tapi kan...
Laki-laki bersetelan kantor itu berdiri dan berjalan menuju jendela kaca besar yang ada di dalam ruangannya. Kedua tangannya ia masukan ke dalam celana hitam bahan yang dikenakannya,
"Tempatnya sih enak. Lebih luas dibandingkan kamar gue. Tapi kan gue belum terbiasa tinggal sendiri disana. Papa ada-ada aja." gumamnya pelan.
Pintu ruangan terbuka, Rena masuk sambil membawa berkas dokumen yang sepertinya baru saja selesai ia buat. Athala menoleh ke belakang dan melihat Rena sedang menaruh berkas tersebut di atas meja, "Ini berkasnya, Pak. Silahkan dilihat dulu takut terjadi kesalahan." ujarnya sopan. Athala mengangguk, lalu Rena berkata lagi,
KAMU SEDANG MEMBACA
Athena 2 [ ✔ ]
Romance[ ROMANCE ] Setelah lulus dan menyandang gelar sarjananya, Athala Januar Pratama memutuskan untuk menerima permintaan Ayahnya menjadi manajer perusahaan. Menggantikan posisi beliau selama ini. Tanpa Athala duga, ternyata sekretaris yang dikirimkan...