"Hah? jam delapan?!"
Rena segera bangun dan meraih handuk yang ada di balkon. Setelah itu berlari ke toilet dan mandi dengan terburu-buru. Ia bisa menebak kalau Athala pasti sudah menunggunya dan memarahinya ketika datang nanti.
Lima menit kemudian, Rena keluar dan langsung memakai setelan kantor juga memakai bedak secukupnya. Sudah tidak ada waktu baginya untuk berdandan lama-lama.
Sampai akhirnya ia mendengar suara pintu kamarnya terketuk membuat ia menoleh dan berdecak kesal, "Ck! sebentar lagi pakai sepatu!"
Rena bangun dan membukakan pintu untuk tamu yang datang pagi ini. Matanya terbelalak lebar saat melihat Athala berdiri didepannya dengan pakaian santai, ia bingung sendiri,
"Lah, Pak? bukannya..."
"Hei... ini hari Sabtu. Kamu mau ngapain rapi begitu?" tanya Athala yang membuat Rena segera membalikan tubuhnya karena malu. Athala terkekeh di belakangnya,
"P-pak kenapa gak bilang..." ucapnya lirih,
"Ren, jangan nangis dong. Untung aja kamu belum berangkat." ujar Athala sambil membalikan tubuh Rena dengan memegang kedua pundaknya. Athala mengusap air mata yang masih membendung,
"Cup, cup, cup. Gak boleh nangis ya. Nanti cantiknya hilang." rayu Athala sambil memasang wajah imutnya agar Rena mau tersenyum lagi. Perlahan gadis itu tersenyum dan mencubit hidung mancung laki-laki didepannya,
"Ish! nyebelin kamu tuh!"
"Iya nyebelin tapi ngangenin." ucap Athala sambil mencium hidung Rena secara tiba-tiba membuat wajah gadis itu memerah,
"Dasar maluan, digituin aja merah mukanya." goda Athala sambil memeluk tubuh Rena yang mungil. Rena menyandarkan kepalanya di dada bidang milik Athala.
♡
Athala mengajak Rena ke tempat yang merasa asing baginya. Ia mengernyitkan kening dan menoleh ke arah Athala yang sedang fokus menyetir mobilnya,
"Tha? ini kita mau kemana? aku takut, Tha. Manaan sepi banget."
Athala tak menjawab, Rena meraih tangan Athala namun disentak kasar oleh laki-laki itu, "Bisa diem gak?!"
Rena terkejut saat Athala membentaknya seperti itu. Ada apa dengan Athala? tadi pagi Athala bersikap lembut padanya. Athala menjauhkan tangannya dan kembali menyetir.
Rena merasa sesak, air matanya jatuh begitu saja saat bentakan Athala masih berputar-putar dipikirannya. Ia memilih untuk mengalihkan pandangannya ke arah jalanan dari balik kaca mobil.
Tak lama kemudian, mobil Athala terparkir dan membuat Rena kebingungan. Ini dimana?
"Tha? ini dimana eh?"
Athala diam dan turun duluan dari mobil. Rena menghela nafas berat dan ikut turun juga. Saat ia sudah keluar, ia kebingungan karena Athala tidak ada. Ia takut sambil meremat sisi rok yang ia kenakan, "Tha! kamu dimana?!"
Dari belakang Rena merasakan ada sebuah kain yang menutup kedua matanya. Rena meraba kain tersebut, "Hei? kok ditutupin? ada apasih?! Tha?"
"Ayo aku tuntun. Jalannya pelan-pelan aja." jawab Athala dari belakang. Rena jadi sedikit tenang saat merasakan tangan Athala berada di kedua pundaknya untuk menuntunnya ke suatu tempat yang tidak ia ketahui.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athena 2 [ ✔ ]
Romance[ ROMANCE ] Setelah lulus dan menyandang gelar sarjananya, Athala Januar Pratama memutuskan untuk menerima permintaan Ayahnya menjadi manajer perusahaan. Menggantikan posisi beliau selama ini. Tanpa Athala duga, ternyata sekretaris yang dikirimkan...