"Baiklah, rapat ini saya akhiri. Terima kasih dan selamat sore!"
Athala berjalan menuju pintu diikuti dengan sekretaris di belakangnya. Seluruh karyawan membungkukan badan dan menegakan badan mereka kembali saat Athala dan Rena benar-benar keluar.
Athala membiarkan saja sekretarisnya berjalan mengikutinya hingga akhirnya Rena kembali ke mejanya dan Athala masuk ke dalam ruangannya. Athala duduk dan menyesap kopi yang sudah dingin sedari tadi.
Dering panggilan masuk berbunyi di ponselnya. Ia melirik layar yang menyala, ternyata David yang meneleponnya. Dengan malas, ia pun meraih benda pipih tersebut dan mengangkat panggilan,
"Ada apa?"
"Gue mau kasih sesuatu buat sekretaris lo. Boleh kan?"
"Modus apalagi yang mau lo kasih ke dia?" sinis Athala,
"Kenapa lo sewot banget dah? lo suka sama dia?"
Athala melotot, "Enak aja!"
"Yaudah, lo gak usah marah sama gue. Gue otw ke kantor lo ya."
"Nanti gue suruh security buat ngelarang lo masuk." datar Athala,
"Ck! jingan. Yaudah besok kan tanggal merah, otomatis libur kan? yaudah gue mau ajak jalan sekretaris lo. Bye!"
tut tut tut
Panggilan pun berakhir secara sepihak oleh David di sebrang sana. Athala berdecak sebal dan menaruh ponselnya kembali di atas meja. Ia melihat sekretarisnya berjalan masuk ke dalam membawa dua dokumen yang sepertinya sudah selesai ia kerjakan.
"Ini dokumennya, Pak."
Athala mengangguk, "Terima kasih. Kamu boleh kembali."
Rena tersenyum tipis dan berbalik badan menuju pintu besar itu.
♡
Tok tok tok
Rena yang sedang asik memakan cemilan sembari membaca buku pun akhirnya menunda kegiatannya sebentar untuk menerima siapa tamu yang datang pagi itu.
Rena mengernyitkan keningnya dalam ketika melihat sosok laki-laki yang sepertinya pernah ia lihat. Tapi ia lupa bertemu dimana.
"Hai! ini gue David. Yang lo panggil bapak waktu gue ke kantor nemuin atasan lo." ujar David seakan mengerti dengan kebingungan Rena. Gadis berambut panjang itu teringat dan tersenyum manis,
"Ah, iya saya ingat. Maaf, ada apa ya? kenapa bapak---"
"Astaga. Gak dikantor, gak disini, lo selalu manggil gue begitu. Hei, ini diluar kerja ya, gak usah pake bahasa formal gitu." kesal David, tak terima dipanggil bapak di umurnya yang masih 23 tahun itu.
"Maaf ya, David."
"Gak apa-apa. Gue mau ajak lo jalan. Ada waktu kan?"
Rena bingung, entah harus menerima ajakan laki-laki didepannya atau tidak. Akhirnya Rena setuju dan izin sebentar untuk ganti baju. David berjalan menuju motornya yang terparkir didepan rumah Rena.
David memerhatikan rumah Rena, terlihat kumuh dan tentu saja itu membuatnya sedih. Bagaimana bisa Rena tinggal disini? tinggal sendirian dengan rumah yang sudah pasti akan rubuh jika terkena angin kencang. Apalagi jika ia lihat, gadis itu sepertinya bukan berasal dari kalangan orang biasa. Banyak pertanyaan yang datang ke pikirannya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athena 2 [ ✔ ]
Romance[ ROMANCE ] Setelah lulus dan menyandang gelar sarjananya, Athala Januar Pratama memutuskan untuk menerima permintaan Ayahnya menjadi manajer perusahaan. Menggantikan posisi beliau selama ini. Tanpa Athala duga, ternyata sekretaris yang dikirimkan...