Dalam perjalanan pulang Naruto dihadang puluhan orang yang ingin berjumpa dengannya namun Naruto yang tak ingin meladeni orang-orang itu berlari sambil menggenggam tangan Hinata agar bisa terhindar dari orang-orang itu. setelah perang berakhir Naruto memang menjadi sangat populer wajar saja dia adalah pahlawan dalam perang besar itu meski tak hanya dia seorang namun, gelar pahlawan yang sudah dia dapatkan bahkan sebelum perang membuatnya lebih populer dibanding rekannya Sakura, Sasuke dan bahkan Kakashi yang akan dilantik menjadi Hokage.
Naruto tanpa sadar berlari ke arah kedai favoritnya sembari menggenggam tangan Hinata dia berhenti dibalik dinding kedai Ichiraku dengan nafas yang ngos ngosan. Hinata yang tangannya digenggam sudah merona, sedari tadi jantungnya bagaikan ingin loncat keluar, sungguh hebat efek genggaman tangan Naruto ini.
"huft.. huft.. apa mereka sudah tak mengejar kita? Aku benar-benar tak mau diganggu-ttebayo"
"Na-Naruto-kun.. eumm"
"hn? ada apa Hinata"
"ta-tanganku" kata Hinata terbata-bata. Naruto yang menyadarinya langsung saja melepas tautan tangan mereka dan suasana pun menjadi canggung diantara mereka.
"eh inikan Ichiraku, wahh pas sekali-ttebayyo aku lapar" kata Naruto memecah keheningan diantara mereka "ayo kita makan Hinata" ajaknya, dan Hinata pun ikut bersamanya untuk makan Siang di kedai favorit Naruto itu.
Setelah masuk ke dalam kedai, Naruto dan Hinata langsung saja memesan 2 porsi ramen dan setelah pesanan mereka siap mereka langsung menyantapnya namun, Naruto sedikit mengalami kesulitan karena sekarang dia harus menggunakan tangan kirinya untuk makan karena dia kehilangan tangan kanannya saat bertarung dengan Sasuke. Hinata yang menyadari Naruto sedang kesulitan membuat Hinata menghentikan kegiatan makannya dan beralih ke mangkok Naruto.
"bi-biarkan aku membantu" ucap Hinata sebari mengambil alih mangkok Naruto.
Naruto yang benar-benar lapar tak punya pilihan lain selain menerima bantuan Hinata untuk menyuapinya.
"hm.. baiklah ini" memberikan Sumpitnya "maaf merepotkanmu"
Hinata hanya tersenyum dan mulai menyuapi Naruto. Naruto merasa ada debaran aneh dalam dadanya saat Hinata mulai menyuapinya namun dia tak tau apa itu. sedangkan Hinata dengan lembut menyuapi Naruto sesuap demi sesuap meski sekarang jantungnya benar-benar berdebar kencang.
Teuchi dan anaknya Ayame yang tak lain merupakan pemilik kedai menyadari suasana hening nan canggung dantara mereka. Mereka berduapun memecah keheningan.
"eh Naruto bagaimana dengan lukahmu" kata pria berprawakan tinggi itu.
"oh tangan kananku maksud Paman? Kata nenek Tsunade dia akan membuatkan tangan palsu untukku dan juga Sasuke menggunakan sel Hashirama, hokage pertama, aku juga tak begitu mengerti tapi itulah yang kutangkap dari penjelasan nenek Tsunade" Naruto menjelaskan.
"begitu ya, ngomong-ngomong Naruto kau benar-benar sudah populer sekarang, orang-orang dari desa lain datang demi menemuimu"
"yaa.. itu sedikit mengganggu-ttebayyo, Kakashi Sensei dan Nenek Tsunade masih melarang aku bertemu dengan orang-orang luar desa agar tak mengundang lebih banyak orang selain itu, aku lelah harus menghindari mereka" kata naruto sembari mengunyah ramen yang disuapi Hinata.
"hahaha.. nah lalu kenapa kau bisa lolos dari pengawasan Nona Tsunade, dia pasti melarangmu pergi dari Rumah Sakit kan?" balas Ayame kali ini sembari terkekeh.
"aku baru saja pulang dari pemakaman, tapi bertemu banyak orang yang memanggil namaku jadi aku lari kesini dan lagi aku lapar-ttebayyo aku bosan makanan Rumah Sakit, sangat Hambar"
Hinata hanya terkekeh kecil mendengar penuturan pria pirang didepannya. Hinata benar benar seperti seorang ibu yang menyuapi bayi besar yang cerewet, suasana canggung mereka yang tadi sudah hilang saat Naruto berceloteh dengan menjelaskan apa yang dia alami beberapa hari terakhir ini. Naruto juga sudah merasa tidak canggung lagi setidaknya sampai Ayame melontarkan sebuah pertanyaan.
"lalu apa yang kalian lakukan berdua? Bukankah orang-orang yang dari pemakaman sudah pulang dari tadi" Tanya Ayame sukses membuat Hinata menghentikan kegiatannya dan membuat Naruto tersedak.
"uhuk uhuk ekhem... eh eumm itu tadi anu.." Naruto terbata-bata, untunglah kedatangan dua orang temannya menyelamatkannya, tidak mungkin dia menceritakan pada Ayame apa yang tadi mereka lakukan, bisa-bisa diledek dia.
"eh Naruto, Hinata" ucap salah seorang temannya yang memiliki tanda berbentuk gigi taring dipipinya
"ohh Kiba, Shino" balas Naruto
"ternyata kalian disini, Naruto, Kakashi Sensei dari tadi mencarimu tau, lalu apa yang kalian lakukan disini" Tanya Kiba
"Kiba kalau mereka di kedai makan seperti ini sudah jelaskan mereka sedang apa, kau tak perlu bertanya lagi, soalnya.." ucapan Shino terpotong.
"oi Shino aku tau tapi kau lihat tidak biasanya mereka berdua seperti ini kan"
"Kiba-kun, Shino-kun tadi aku tak sengaja bertemu dengan Naruto-kun saat ingin pulang dari pemakaman dan kebetulan kami berdua sedang lapar jadi kami mampir disini dan aku sekaligus membantu Naruto-kun makan" penjelasan Hinata berbohong namun, tak sepenuhnya bohong.
"hah? Membantunya makan? Maksudnya menyuapinya begitu?" Tanya Kiba lagi.
"eh itu.. anu.. kan Naruto-kun tidak bisa menggunakan tangan kanannya jadi dia agak kesulitan jadi aku membantunya" jawaban Hinata.
"ohhhh.... Begitu" jawab Shino dan Kiba bersamaan dengan nada curiga.
"itu benar, lagipula memangnya kenapa kalau Hinata menyuapiku?" jawab Naruto yang sukses membuat Hinata merona lagi.
"tidak apa-apa" jawab Kiba sembari duduk di samping Hinata diikuti Shino.
"yasudahlah paman, ini uangku sekalian untuk ramen Hinata, aku pamit" tak ingin menjadi sasaran ledekan teman-temannya Naruto pun berpamitan.
"eh Naruto-kun a-aku tak usah, aku bisa.."
"jangan ditolak-ttebayyo ini karena kau membantuku tadi" Naruto tersenyum pada Hinat.
"kau tak ingin meneraktir kita juga Naruto" ledek Kiba
"tidak, uangku hanya cukup untuk dua porsi" balas Naruto "nah Kiba Kakashi Sensei dimana? Kau bilang dia mencariku" tanyanya pada Kiba.
"Tadi aku bertemu di sekitar kantor Hokage tapi tadi dia bilang ingin melihat keadaan Sasuke makanya dia mencarimu, mungkin dia sedang ada ditempat Sasuke sekarang.
"Sasuke yah, baiklah terimakasih" mendengar nama Sasuke disebut Naruto langsung berlari.
Sasuke memang sedang ditahan sekarang di tahanan khusus guna mempertanggung jawabkan perbuatannya selama ini, meski Sasuke juga merupakan pahlawan perang Shinobi tetap saja perbuatannya sebelum perang tetap harus dipertanggung jawabkan.
Hinata yang sedari tadi diam juga berpamitan pada kedua temannya "Kiba-kun, Shino-kun aku juga pamit kalau begitu, aku takut dicari Ayah"
"baiklah Hinata, kau pasti tidak mau di wawancarai oleh kami kan" Kiba menggoda teman perempuan satu Timnya itu
"Kiba-kun.." balasan Hinata
"hahaha tidak tidak aku hanya bercanda"
Setelah itu Hinata pun pulang namun, ditengah perjalanannya dia mendengar sesuatu.
NEXT PART..
Maaf jika banyak kesalahan dalam penulisan karena author penulis amatiran, jangan di bully ya..
Jangan lupa like dan komen ya! Terimakasih, sampai berjumpa di part selanjutnya..
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJALANAN MENEMUKAN CINTA (NARUHINA FANFICTION) ✔
RomanceFANFICTION (Uzumaki Naruto x Hyuga Hinata) Disclaimer: Masashi Kishimoto Pair:All character of Naruto Shippuden and Boruto In the village of Konoha After PDS4, Before and After The Last Naruto The Movie Menceritakan tentang perasaan serta kisah N...