Rencana Besar Naruto

4K 249 25
                                    

Naruto telah berada di Konoha sejak beberapa hari yang lalu dan kembali ke kesibukannya sebagai jounin sensei untuk tim geninnya. Meski dia sempat marah kepada sang guru, Hatake Kakashi, faktanya Naruto memang tidak bisa menyimpan kebencian kepada seseorang, tak butuh waktu yang lama dia sudah bisa berdamai dengan perasaannya tak hanya dengan Kakashi, hubungannya dengan Shikamaru pun sudah kembali.

Saat ini Naruto sedang berada di kantor Hokage dia baru saja melaporkan hasil misinya pada sang Hokage.

"baiklah laporan kuterima, terimakasih atas kerja keras kalian, kalian bisa pulang sekarang" ucap Kakashi.

"baik" ucap ketiga genin bawahan Naruto.

"kalian pulang lah duluan ada yang ingin kubicarakan pada tuan Hokage" ujar Naruto.

"baiklah, kalau begitu kami duluan"

Setelah ketiga genin itu keluar, Kakashi memulai pembicaraan terlebih dahulu.

"bukankah lebih baik kau istirahat, memangnya apa yang ingin kaubicarakan?" Ucap pria bermasker itu.

"Kakashi sensei aku... hm.." Naruto terlihat ragu untuk memberitahu sang guru.

"ada apa? Bicara lah!"

"apa kau pikir a-aku sudah siap melamar Hinata?" ucap Naruto sambil menunduk malu.

"HAH?" Kakashi terkejut "ekhem... itu ku kembalikan pada dirimu, apa kau sudah sanggup?" jawab Kakashi mencoba tenang.

"a-aku... aku rasa aku sudah siap, tapi aku tidak tahu harus memulainya darimana, menurutmu bagaimana?" tanya Naruto.

"Naruto apa kau tidak salah bertanya hal seperti ini padaku? Kau pikir aku sudah pernah melamar wanita?" jawaban datar Kakashi.

"eeh?! Ya sudah kuduga, fiuh... lalu bagaimana? Aku bingung-dattebayo" resah Naruto.

"bagaimana soal tabunganmu?" tanya Kakashi.

"kurasa itu sudah lebih dari cukup, tapi untuk biaya pernikahan lain lagi ceritanya.." jawab Naruto.

"kau sudah berpikir biaya pernikahan? Melamarnya saja belum"

"ya... kupikir jika aku sudah melamar Hinata aku kan masih bisa menerima misi paling tidak itu cukup untuk tambah-tambah hehe.." jawab Naruto sambil terkekeh.

"kau sudah berpikir sejauh itu kah? Hahaha..."

"Kakashi sensei bagaimana?"

"bagaimana kalau kau temui Kurenai" saran Kakashi.

"Kurenai sensei? Ohiya kau benar juga, paling tidak dia bisa memberiku saran"

"iya, daripada kau tanya aku iyakan hahahah.."

"yasudah aku akan kesana sebentar"

"beritahu aku apa keputusanmu "

"pasti"

setelah itu Naruto langsung menuju kediaman istri dari Sarutobi Asuma, Kurenai.

Skip..

"begitulah Kurenai Sensei, aku bingung harus memulainya darimana aku takut salah langkah" ucap Naruto setelah dia menceritakan semua keluh kesahnya dan rencananya melamar Hinata.

Saat ini Naruto, Kurenai dan Mirai berada dihalaman belakang rumah milik Kurenai.

"hahaha..." Kurenai justru tertawa.

"eh? Mengapa sensei tertawa?" heran Naruto.

"tidak, tidak apa-apa, hanya saja aku sedikit teringat masah lalu, saat Hinata sering datang padaku dan mencurahkan persaannya tentang dirimu, aku hanya masih tidak percaya perasaan yang Hinata simpan selama ini akhirnya terbalaskan walau butuh waktu bertahun-tahun hihi.." tutur ibu dari Sarutobi Mirai tersebut.

"ya... soal itu.. Aku sendiri menyesal terlambat menyadarinya" Naruto menunduk.

"hm? Tapi kau mau melamar dan menikahinya karena kau mencintai dan ingin membalas perasaan itu kan?"

"tentu saja-dattebayo"

"kau tidak terlambat, justru kau tepat waktu, meski Hinata mengatakan kalau dia mencintaimu sejak dulu tapi dia bukan tipe wanita yang tergila-gila dengan itu, sebaliknya dia terus berjuang dengan kekuatannya sendiri untuk memantaskan dirinya berdiri disampingmu, karena bisa kau lihat sendiri jika dia mau teman-temanmu pasti sudah memberitahumu sejak lama soal Hinata tapi karena dia paham perasaan Hinata dia menyimpannya dan membiarkanmu menyadarinya sendiri"

"iya kau benar Kurenai sensei, tapi apa maksudmu mengatakan kalau aku datang tepat waktu?" tanya Naruto.

"karena kau menyadari perasaan itu saat Hinata hampir kehilangan kepercayaan dirinya, sekali lagi kau datang sebagai dewa penyelamat bagi Hinata" Kurenai tersenyum tulus pada Naruto "Hinata pasti sangat beruntung memilikimu yang selalu ada untuknya" lanjutnya.

"tidak, justru akulah yang beruntung memilikinya, aku selalu membuatnya kecewa dan menangis tapi dia tidak pernah sekalipun membenciku, terkadang aku bertanya-tanya sebenarnya hatinya itu terbuat dari apa" balas Naruto "aku rasa wanita seperti dirinya hanya ada satu di dunia ini, dan aku pria paling beruntung karena bisa memilikinya" lanjut Naruto sambil tersenyum memandang langit.

"aku setuju denganmu kalau soal itu, soalnya kalau dipikir-pikir harusnya Hinata membenci Sakura iyakan?" canda Kurenai.

"eh..? Kurenai sensei, itu cerita masah lalu! Lebih baik beri aku saran sekarang"

"hahahaha... baiklah-baiklah, kalau menurutku lebih baik kau persiapkan 'yang tadi itu' sebagai kejutan untuk Hinata sebagai hadiah pernikahan dan untuk langkah selanjutnya kau bisa bicarakan baik-baik dahulu pada Hinata lalu pada ayah dan keluarga besarnya, meski mengucapkannya mudah tapi jika dipraktekkan pasti sulit hhahaha" saran Kurenai.

"apa menurutmu ini tidak terlalu cepat?" tanya Naruto.

"tidak, ini niat baikmu, lagipula dengan begini kau menunjukkan pada ayah Hinata kalau kau benar-benar serius pada putrinya iyakan?"

Naruto justu hanya diam.

"hm? Apa ada masalah lainnya?"

"sebenarnya, sebagian dari keluarga Hyuga masih belum merestui hubungan kami itu yang membuatku masih cemas" ujar Naruto.

"apa yang kau khawatirkan?, Tuan Hiashi adalah pimpinan klan Hyuga, dan jika dia setuju tak akan ada yang menentangnya bukan? Tinggal bagaimana dirimu meyakinkan sebagiannya lagi, tuan Hiashi pasti percaya kau bisa melakukannya jadi, jangan khawatir" saran Kurenai "yang harusnya kau persiapkan adalah hati dan mentalmu, Karena jika Hinata resmi menjadi nyonya Uzumaki dia seutuhnya adalah tanggung jawabmu, kau harus siap menjadi suami dan ayah yang baik untuk istri dan anakmu kelak" lanjut Kurenai sambil memandang Mirai, dia teringat sosok almarhum sang suami.

"pasti sulit menjadi orangtua tunggal ya Kurena sensei?" tanya Naruto yang ikut memandang Mirai yang sedang bermain.

"awalnya aku merasa ini memang sulit tapi sekarang aku sudah terbiasa, tapi kau jangan pernah berpikir untuk membuat Hinata jadi janda hahahahaha" canda Kurenai mengalihkan pembahasan.

"ya ampun sensei, pikiranmu itu"

"hahahaha... ya sudah sekarang kau temui Hinata lalu bicarakan rencana baikmu"

"iya baiklah, terimkasih Kurenai sensei"

"tentu, kalau kau bingung tanyakan saja padaku, kau tidak bisa terus menerus mengandalkan Kakashi dan Iruka bukan? Soalnya mereka berdua sepertinya tak tertarik dengan wanita hahahaha aku jadi khawatir"

"hahahaha kau benar, baiklah kalau begitu aku pamit ya Sensei, ohya ini rahasia kita berdua yaa jangan sampai ada yang tahu, okey?!"

"iya jangan khawatir!"

Setelah itu Naruto meninggalkan kediaman Kurenai.

"kalian sudah tumbuh dewasa ya... Aku merasa sudah renta sekarang hahaha semoga niat baikmu berjalan lancar Naruto dan semoga kau bisa menjadi suami yang baik bagi Hinata" ucap Kurenai pada dirinya sendiri.

NEXT PART..

Maaf jika banyak kesalahan dalam penulisan karena author penulis amatiran, jangan dibully ya..

Jangan lupa vote dan komen ya! Terimakasih, sampai berjumpa di part selanjutnya..

PERJALANAN MENEMUKAN CINTA (NARUHINA FANFICTION) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang