Pagi di Rumah Sakit (bag. I)

10.2K 1.1K 43
                                    

Jeno dan Jaemin menghabiskan malam ulang tahun si pemuda kelinci dengan berbaring malas di kamar mereka. Setelah sore tadi melapor dan beruntungnya Tuan Ahn sedang tidak dalam mood menghukum, mereka bebas. Hanya saja Yunho yang tahu itu tetap memberi mereka hukuman, ringan, hanya disuruh mengawasi 24 orang-orang yang kemarin terlibat dalam ledakkan, termasuk Eric dan Theressa. Tapi itu akan dimulai besok, Yunho sepertinya juga tidak dalam mood menghukum, karena biasanya daripada Tuan Ahn, hukuman dari Yunho lebih mengerikan. Hukuman Tuan Ahn biasanya dilakukan di dalam markas seperti menjadi peserta latihan bersama trainee, atau membersihkan gedung 10 lantai itu, beda dengan Yunho, kau memang mau mengawasi kota selama 24 jam tanpa istirahat selama seminggu? mau kau latihan menembak dan memanah selama 3 jam penuh dengan poin harus sempurna, jika tidak harus ulang dari awal? mau latihan lari mengelilingi lapangan udara dengan Yunho di belakang menembakimu? Sekejam itulah Yunho dalam memberi hukuman, tapi bagi Jeno dan Jaemin itu bukanlah suatu hal yang baru mengingat itu sudah menjadi makanan mereka sejak dulu.

Malam ini sebelum besok menjalani hukuman, Jeno dan Jaemin memanfaatkan dengan baik untuk menghabiskan waktu berdua. Meski besok pagi mereka juga akan tetap terus bersama sih.

"Jenooo~" rengek Jaemin malam itu saat keduanya tengah asyik cuddle di ranjang, dengan Jaemin yang bersandar pada dada bidang Jeno.

"Ada apa, hm?" jemari panjang Jeno mengusap helaian rambut istri manisnya.

"Kau bilang hadiahku malam ini, apa itu?" Jeno tersenyum dan mengangguk.

"Iya, hadiahmu adalah menghabiskan malam panas denganku" goda Jeno, Jaemin yang mendengarnya bukannya mendorong Jeno, dia malah menaiki tubuh Jeno. Menduduki perut kotak-kotak suaminya.

"Jadi itu hadiahku?" tanya Jaemin dengan pandangan mata mengerling menggoda. Jeno menyeringai tipis.

"Tak suka sayang?" Jaemin tertawa kecil.

"Tentu saja aku suka, sudah berapa lama kita tidak berhubungan? 2 bulan?" Jeno mengusap kepala Jaemin sayang.

"Ya, selama itu kita tak berhubungan, kau merindukanku?" bisik Jeno di telinga Jaemin dan diakhiri dengan dia yang sengaja meniup telinga istrinya.

"Nghh~ Jenhh" Jeno tersenyum menyeringai.

" 'Dia' sudah rindu sarangnya sayang~" jemari lentik Jaemin bermain membentuk pola acak di dada Jeno. Dengan perlahan dia buka kancing piyama suaminya satu per satu per satu. Bibirnya mendekat dan-

"mhhh cppk mhh nghh mhh cppk" ciuman yang awalnya lembut itu berubah menjadi sebuah ciuman panas.

Jeno memangut bibir sang istri, menghisap bibir dan bertarung lidah. Jaemin yang mulai kehabisan nafas memukul pelan dada sang suami.

"Mmmhh Jenhh~" Jeno melepaskan ciumannya, mereka menempelkan kening mereka, saliva entah milik siapa menetes. Jeno mencium hidung mungil istrinya.

"Mari lewati malam ini bersama"

"Ne sayangku"

.

.

RS Archie

Jeno dan Jaemin melangkah dengan santai di lobby rumah sakit. Sebenarnya hanya Jeno sih yang berjalan santai, Jaemin berjalan terpincang, efek semalam yang belum hilang, dia mau tak ikut hukuman tapi nanti kalau Yunho tahu malah makin jadi hukumannya.

"Masih sakit sayang?" tanya Jeno lembut pada Jaemin yang kini berdiri di sisinya. Jaemin mengangguki ucapan Jeno, dia menunjukkan wajah paling memelasnya pada sang suami. Jeno yang gemas  menepuk kepala Jaemin pelan dan mengusak rambutnya.

"Mau diobati dulu? Di sini kan ada apotek." Jaemin mengangguk, Jeno memintanya untuk duduk di kursi ruang tunggu, sedangkan Jeno pergi membeli salep.

[NOMIN] Their MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang