Seminggu berlalu semenjak pembantaian habis-habisan yang dilakukan oleh Grim Reaper. Jika kalian bertanya apa ada orang luar yang tahu? Jawabannya tidak, semua sudah dibereskan sedemikian rupa oleh para 'hunter' dan para tangan kanan mereka. Pekerjaan mereka bersih, meski saat itu Jaejoong marah-marah karena aula hotel kesayangannya harus dipenuhi darah karena ulah dua anak asuh kesayangannya.
Seminggu semenjak itu Kun dan Dejun masih mendapat perawatan, Taeil sudah bisa keluar meski harus masih check up, Lucas masih menjalani perawatan, luka Mark dan Jisung sudah mulai membaik, meski Jisung masih kesulitan jalan, tapi setidaknya dia sudah bisa jalan tidak berbaring terus.
Jaemin dan Jeno seminggu ini tinggal di kediaman Na, membuat kediaman itu ramai karena keributan yang dilakukan si kembar. Dan setiap malam akan ada keributan dari Yuta dan Jeno yang menonton pertandingan bola atau hanya sekedar tukar pendapat yang berujung debat tidak jelas, membuat Winwin keluar kamar dan memarahi mereka karena tidurnya terganggu.
Pagi ini seperti biasa keributan terjadi di dapur karena Renjun ingin buat masakan yang tidak pedas, tapi Jaemin ingin makanan pedas pagi itu, Winwin yang ada di tengah keduanya hanya bisa terdiam, bingung juga mau bela yang mana.
"Pedass Injooonnnn~" rengek Jaemin, Renjun menggeleng.
"Tidak pedas Na, tidak!" tolak Renjun.
"Sayang, pagi ini makan yang tidak pedas dulu ya? Kau kemarin kan sakit perut" Jeno muncul dari kamar dan mencoba membujuk Jaemin, dia kasihan pada ibu mertuanya yang kebingungan menghadapi kedua anaknya.
"Tapi aku mau makan yang pedas Nono" Jeno menggeleng.
"Tidak untuk hari ini, oke? Kemarin kau sakit perut aku tak mau kau sakit lagi" Jaemin mendengus kesal dan hanya bisa menurut saja apa kata suaminya. Jeno mengedipkan matanya pada sang ibu mertua yang kini bernafas lega. Yuta tak lama kemudian keluar dari kamar.
"Appaaaaa~" Jaemin yang melihat ayahnya langsung melepas tanggung jawabnya dan berlari memeluk sang ayah, yang untung saja masih kuat dan bisa menahan berat tubuhnya. Winwin dan Renjun hanya bisa geleng kepala. Jeno sendiri acuh pada tingkah istrinya yang memang cepat sekali berubah.
"Pagi-pagi kenapa sudah ribut, hm?" Yuta melepaskan pelukan putra bungsunya.
"Renjun dan Jaemin biasa berdebat makanan untuk sarapan" jawab Winwin yang kini kembali memasak dibantu putra sulungnya.
"Kalian ini bisa tidak sih akur kalau pagi, hm?" tanya Yuta gemas pada putra-putranya yang kelewat manis.
"Tidak bisa, membuat Renjun kesal itu sebuah kesenangan untuk Nana" Renjun yang mendengarnya mendelik sebal.
"Na, jauh-jauh dari Haechan, kau jadi sangat jahil setelah dekat dengan beruang gendut kesayangan Mark hyung itu." Jaemin menggelengkan kepalanya cepat.
"No no no~ Haechan dan aku sudah sehati untuk membuat Renjun kesal hehe"
"NANAAAA!!"
.
.
Jeno mengantar Jaemin dan Renjun ke gedung fakultas keduanya, Seungmin sudah berdiri manis di lobby.
"Nana! Injoon!" Seungmin bersorak kecil dan mendekati keduanya, Jeno hanya bisa geleng kepala melihat tingkah Seungmin yang biasanya diam dan tenang kini berubah penuh tingkah saat melihat Renjun dan Jaemin.
"Seungminnnnn!!" kedua namja manis itu segera berlari menghampiri Seungmin yang melambai pada mereka, Jeno ditinggal di belakang.
"Seungmin"
"Selamat pagi bos!" Jeno geleng kepala sendiri dengan tingkah anak buahnya ini.
"Jaga mereka berdua ya? Aku pergi ke fakultasku sendiri" Seungmin mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
[NOMIN] Their Mask
FanfictionDua anak yang hidup sebatang kara bersama, hanya bisa bergantung satu sama lain. Tumbuh dari sepasang teman hidup, menjadi sahabat sehidup semati, lalu sepasang kekasih, hingga suami-'istri' di usia muda, 19 tahun. Kisah hidup mereka yang keras memb...