Setelah dari kampus, Jaemin dan Jeno segera pergi ke markas langsung. Selama di perjalanan Jaemin hanya diam, dan Jeno cukup terganggu akan itu.
"Sayang, tak mau cerita?" Tanya Jeno lembut. Jaemin yang sejak tadi diam dan menatap keluar segera menoleh pada sang suami.
"Jeno" Jeno menanggapinya dengan deheman.
"Saat aku ke kantin tadi untuk beli air, aku mendengar jika Renjun rindu padaku"
"Lalu?"
"Tapi aku tak merindukannya, entah mengapa rasa sakitku lebih mendominasi, apa aku salah?" Jeno menepikan mobilnya, dia mengalihkan semua atensinya pada Jaemin.
"Tidak, kau rindu atau tidak padanya itu adalah hakmu. Tapi sayang, meski tadi aku mengatakan di chat mengenai menghabisi mereka, sebenarnya itu hanya candaanku, sekejam-kejamnya kita, membunuh anggota keluarga tidak ada dalam list kita, meski mereka sudah melakukan hal yang jahat sekalipun pada kita." Jaemin menatap mata tajam suaminya yang kini menatapnya sangat lembut dan penuh kasih.
"Sayang, aku tahu kau masih marah pada mereka, kau masih ada dendam pada mereka. Yang kau alami selama ini langsung kau terima dari kedua orang tuamu, jadi rasa marah dan kesalmu masih sangat mendominasi, sedangkan aku dari kerabat, jadi rasa marah dan kesalku sudah lama menghilang, toh aku juga tak peduli jika suatu saat nanti aku bertemu dengan Eric atau paman dan bibiku lagi, aku tak marah pada mereka, rasa itu hilang." Jeno mengusap bahu yang lebih kecil darinya itu dengan sayang.
"Sayang, aku tak memaksamu untuk memaafkan mereka tapi dicoba perlahan ya? Karena aku tak ingin kau menyesal dikemudian hari. Aku tahu loh kalau kau diam-diam selalu menangis karena rindu ayahmu" Jaemin menggigit bibir bawahnya, Jeno yang melihat itu segera mengusap bibir bawah Jaemin.
"Jangan digigit, nanti luka" bisik Jeno. Jaemin menurut.
"Jeno"
"Ne?"
"Aku belum siap" lirih Jaemin, Jeno paham. Dia mengangguk dan mengusap sayang kepala pasangan hidupnya itu.
"Tak apa, aku paham, perlahan saja, tidak perlu terburu-buru" Jaemin melepas seatbeltnya lalu memeluk Jeno erat. Suaminya itu balas memeluknya sembari mengusap lembut punggung Jaemin.
"Sudah ya? Lupakan sejenak masalah itu, kita ada misi. Ayo kita lanjutkan perjalanan, Tuan Ahn tak suka keterlambatan, ne?" Jaemin mengangguk, ia lepaskan pelukannya. Jeno mencium kening Jaemin sayang. Jaemin segera kembali ke kursinya dan Jeno kembali fokus menyetir.
Sesampainya mereka di markas, keduanya segera turun dan berjalan masuk menuju ruang ganti. Mereka harus ganti baju dulu menjadi pakaian dinas lapangan. Pakaiannya sejenis anggota SWAT, namun tanpa rompi anti peluru. Setelah dari sana mereka segera ke ruangan Tuan Ahn, dimana saat mereka masuk ruangan itu nampak ramai, karena banyak orang.
"Sudah datang Xander? Lysander?" Tanya Tuan Ahn retoris. Keduanya mengangguk lalu segera mendekati meja Tuan Ahn. Mengabaikan orang-orang yang ada di sana.
"Tugas apa yang ingin Anda berikan? Lalu dimana Yunho hyung dan yang lain?" Tanya Jeno.
"Yunho dan yang lain sebentar lagi tiba." TOK TOK TOK tepat setelah Tuan Ahn berkata seperti itu, pintu ruangannya diketuk.
"Masuk" CKLEK mereka menoleh pada pintu masuk dimana ada lima orang berdiri di sana.
"Kemari" lima orang itu, TVXQ segera ikut mendekat.
"Tuan Ahn" sapa Yunho, Tuan Ahn tersenyum tipis dan mengangguk.
"Misi yang akan kalian lakukan berkaitan dengan orang-orang di belakang kalian." Tujuh orang itu mengangguk paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
[NOMIN] Their Mask
FanficDua anak yang hidup sebatang kara bersama, hanya bisa bergantung satu sama lain. Tumbuh dari sepasang teman hidup, menjadi sahabat sehidup semati, lalu sepasang kekasih, hingga suami-'istri' di usia muda, 19 tahun. Kisah hidup mereka yang keras memb...