Lautan Darah di Kediaman Na

10.2K 1.1K 125
                                    

Seminggu sudah Tuan dan Nyonya Na dirawat di rumah sakit, selama seminggu pula Jaemin dan Yuta bertemu diam-diam, hanya untuk bercerita, Jeno tahu ini hanya diam saja. Jeno, sebaliknya dekat dengan Renjun dan Winwin, mencoba mencari informasi mengenai 'Na Jaemin' secara diam-diam. Sebenarnya Jaemin cemburu melihat Jeno begitu dekat dengan Renjun, tapi dia tak mengelak juga jika keduanya cocok untuk bersanding. Jaemin selalu berpikir apa Jeno mau menikah lagi? Tapi rasanya dia sendiri nanti yang tersakiti, jadi dia diam saja. Hubungan Jaemin dan Jeno masih berjalan baik, dan Jaemin harap seterusnya begini.

Saat ini Jaemin dan Jeno sedang duduk manis di ruang tengah keluarga Na. Yuta dan Winwin mengajak mereka untuk ikut pulang, Renjun masih belum tahu pekerjaan asli pasangan suami-istri di depannya itu. Dia hanya berspekulasi bahwa Jaemin dan Jeno merasa bersalah dan bertanggung jawab pada kejadian yang menimpa mereka.

"Kau tak ingin memakan itu, Jaemin?" Tanya Renjun saat melihat Jaemin diam saja di hadapan strawberry shortcake. Jeno melirik istrinya dan tersenyum kecil.

"Mau tukar denganku? Milikku tiramisu" Jaemin mengangguk semangat.

"Eh? Ada apa?" Tanya Winwin yang baru bergabung dengan para anak muda itu.

"Tidak ada apa-apa eomma, hanya Jaemin yang tidak memakan kuenya lalu bertukar dengan Jeno" Jaemin hanya mengangguk saja, lalu memakan tiramisu di hadapannya, Jeno memakan strawberry cakenya.

"Jaemin tidak suka strawberry, tepatnya perasa strawberry." Ujar Jeno dengan nada tenang.

DEG!

"T-tidak suka perasa strawberry?" Jaemin mengangguki pertanyaan Yuta yang baru saja turun. Saat Yuta hendak bicara lagi, suara seseorang yang memanggil nama istrinya menghentikannya.

"Winwiinnnnnn~" terdengar suara mendayu Taeyong dan Ten dari arah luar.

"Mereka sudah datang?" Tanya Winwin yang diangguki Yuta.

"Kalian berdua tidak sadar usia atau bagaimana?!" Terdengar suara Doyoung yang kesal.

"Sudahlah, ayo ma- Oh! Ada tamu!" Jungwoo menghentikkan langkahnya diikuti nyonya lainnya. Dan perasaan mereka jadi campur aduk saat tahu Jeno dan Jaeminlah tamunya.

"Oh, Anda ada kunjungan Tuan Na? Kalau begitu kami undur diri saja." Ujar Jeno, dia meletakkan cakenya, sama halnya dengan Jaemin lalu berdiri.

"Eh! Tidak usah! Duduk saja disini! Bersama kami!" Jungwoo menggeret keduanya kembali untuk duduk. Jeno dan Jaemin hanya saling pandang dan menurut saja.

"Oh! Ada Jeno dan Jaemin! Hai!" Sapa Taeil. Keduanya hanya mengangguk dan tersenyum.

"Lanjutkan saja makannya." Ujar Ten yang langsung saja Jeno dan Jaemin kembali menikmati kue mereka yang baru habis separuh.

Suasana ramai menghiasi kediaman Na. Sejujurnya Jeno tak nyaman dengan keadaan ramai ini, bahkan Jaemin sudah beberapa kali mengodenya untuk segera beranjak, tapi semua kode itu terbaca oleh Johnny, membuat mereka berdua harus duduk diam di sana.

WUUSHH

Ada perasaan tak tenang saat Jaemin melihat sebuah bayangan hitam melesat di pekarangan, karena kediaman Na bagian ruang tengah ada jendela besar yang menghadap pekarangan.

"Ada yang mengganggumu?" Tanya Jeno saat melihat gerakan risau istrinya.

"Ada bayangan hitam melintas, perasaanku tak tenang" Jeno mengangguk.

"Mau mencari tahunya?" Jaemin mengangguk.

"Kalau buat lautan darah disini mereka trauma tidak ya?" Tanya Jaemin. Jeno terkekeh mendengarnya, dia usap sayang kepala istrinya.

[NOMIN] Their MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang