بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
"Sumber kebahagiaanku saat ini adalah seorang ibu. Beliaulah malaikat yang saat ini, ingin ku bahagiakan."
•Reyhan Hafiz Hanafi•
Seorang laki-laki bersarung tengah berjongkok di depan makam seseorang. Dengan khusyu' lelaki itu membacakan surah yasiin. Setelah berjam-jam dia membacakan dan mendoakan untuk almarhum ayahnya.
Reyhan Hafiz Hanafi, lelaki itu mengusap-usap batu nisan sang Papa. Papan nisan dengan nama Gibran Hafiz Hanafi Bin Zayn Hanafi terus di pandang oleh Reyhan.
Tak terasa waktu berlalu, sudah hampir dua puluh satu tahun sang Papa meninggalkan dia dan juga mamanya.
Sedikit bercerita mengenai Tasya--Mama Reyhan. Wanita tegar dan kuat itu begitu sabarnya dalam mendidik Reyhan anak semata wayang bersama almarhum Gibran. Reyhan banyak tahu cerita tentang almarhum papanya.
Dulu, saat Reyhan berusia sepuluh tahun. Mamanya bercerita kalau papanya itu tampan. Dan juga romantis pada sang mama. Maka dari itu, Tasya tidak berniat untuk menduakan cintanya pada Gibran.
"Pa ... Terima kasih karena telah mencintai Mama, Reyhan bahagia mempunyai papa seperti Papa Gibran. Semoga Allah menghadiahkan sebuah rumah di jannah-Nya. Aamiin ... " setelah itu Reyhan meninggalkan sang Papa.
Ada rasa rindu yang sampai kapanpun takkan pernah bisa terobati ialah merindukan sosok yang telah meninggal dunia. Menjadi yatim bukanlah keinginan Reyhan, tapi takdir telah menuliskannya bahwa dia menjadi yatim saat masih di dalam kandungan.
Reyhan melepas peci hitamnya, dia duduk di sofa ruang keluarga. Memejamkan matanya sejenak untuk menghilangkan rasa penat. Sudah seharian ini, Reyhan bekerja di rumah makan milik sang mama Lebih tepatnya, Reyhan membantu mengelola rumah makan mamanya, karena usia mamanya tak lagi muda. Jadi mamanya memberikan amanah kepada Reyhan. Selain itu, Reyhan juga sedang menyusun laporan tugas kuliahnya. Walaupun dia kuliah, tapi tetap dia bekerja untuk sang mama.
"Rey ... sudah pulang nak?" Tanya sang Mama yang baru saja duduk di samping Reyhan.
"Sudah Ma," jawab Reyhan sembari membenarkan posisi duduknya.
"Makam papamu bersihkan Rey?" Tasya selalu menanyakan hal itu pada Reyhan, kala Reyhan baru saja pulang dari makam papanya. Sebab, Tasya tak ingin makam suami tercintanya kotor apalagi rumput-rumput liar yang sering tumbuh di atas makam.
"Bersih ma, karena ada penjaga yang selalu membersihkan makam Papa," kata Reyhan.
Tasya bernafas lega, "Alhamdulillah..." katanya.
"Ma, sudah dua puluh satu tahun papa pergi, apa mama gak ada niatan untuk menikah lagi? Reyhan ikhlas kok, kalau mama menikah lagi, asal mama bahagia," ucap Reyhan sambil menggenggam tangan sang Mama. Menatap mata sang Mama yang berkaca-kaca. Reyhan ingin mamanya bahagia. Kalau nanti Reyhan menikah dan memiliki istri, setidaknya ada pengganti untuk menjaga mamanya.
"Rey ... mama sudah bilang berapa kali, kalau mama gamau menduakan cinta papamu, mama cinta mati sama papa kamu, hiks..." ucap mamanya penuh dengan kesedihan. Air matanya tumpah ruah membasahi pipinya. Saat ini Tasya memang sedang tak menggunakan cadarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REISHWA [Selesai]
Romance"Jika memang kamu adalah jodohku, sejauh apapun pasti akan Allah pertemukan. Namun, jika memang kamu bukan jodohku, aku akan merayu Allah agar Dia menyatukan kita." •Reyhan Hafiz Hanafi• "Aku pernah mencintai seseorang hingga lupa bahwa ada Allah ya...