بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
"Tuhan menciptakan kamu dan aku, agar kelak kita bisa bersanding di pelaminan."
•Reyhan Hafiz Hanafi•
Suasana acara resepsi yang dilaksanakan di rumah Aishwa begitu ramai. Semua kerabat, teman, sahabat bahkan keluarga jauh pun berdatangan untuk menghadiri acara resepsi pernikahan Reyhan dan Aishwa.
Mereka mengadakan resepsi di rumah, agar tidak menghamburkan uang untuk membayar hotel berbintang. Reyhan bisa saja membayar untuk sewa hotel berbintang, tapi Reyhan tidak mau berfoya-foya untuk menggelar acara semewah itu. Karena pernikahan itu bukan dilihat dari mewahnya resepsi, melainkan niat dan kata 'sah' yang diucapkan para saksi. Karena pada saat kata itu terucap, maka seluruh penduduk langit menyaksikannya.
Setelah salat berjamaah, Reyhan kembali keluar kamar bersama Aishwa yang baru saja selesai di rias oleh petugas WO.
Seluruh tamu dihidangkan berbagai macam makanan, mulai dari rendang, ketupat sayur, opor ayam, dsb.
Suara MC menyita perhatian semua tamu undangan.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh... seluruh tamu undangan yang dihormati, saya selaku MC di pernikahan Reyhan dan Aishwa ini, akan membaca susunan acara resepsi ini," ujar sang MC.
Reyhan dan Aishwa sudah duduk di kursi taman. Taman yang sudah dihias sebegitu cantik dan indah. Backdrop berwarna putih dipadu warna emas, di tengahnya ada nama Reyhan dan Aishwa membuat kesan elegan sebagai pelengkap resepsi. Bunga yang ada di genggaman Aishwa sudah siap untuk di lemparkan ke para tamu undangan nantinya.
"Untuk acara pertama, yakni pembukaan, marilah kita membaca bassmallah untuk membuka acara resepsi pernikahan ini, Bissmillahirrahmanirrahim ..."
"Selanjutnya acara yang kedua, yaitu pembacaan ayat suci Al-Quran yang akan dibacakan oleh mempelai pria. Kepada Reyhan kami persilakan untuk membacakan ayat suci Al-Quran."
Reyhan tak langsung berdiri, dia menoleh ke arah istrinya, sedangkan Aishwa tengah tersenyum ke arahnya. Setelah itu, dia bangun dari duduknya menuju panggung.
Dengan suara merdunya, Reyhan melantunkan surah Ar-Rahman. Surah yang mengandung kenikmatan yang Allah berikan.
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Ar-Rahman: 13)
Yakni nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan, hai dua jenis makhluk, jin dan manusia yang kalian dustakan? Demikianlah menurut pendapat Mujahid dan ulama lainnya, yang hal ini ditunjukkan oleh pengertian yang terkandung pada konteks sesudahnya. Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa nikmat-nikmat Tuhanmu tampak jelas pada kalian dan kalian diliputi olehnya hingga kalian tidak dapat mengingkarinya atau tidak mengakuinya. Dan kami hanya dapat mengatakan seperti apa yang dikatakan oleh jin yang beriman kepada-Nya, "Ya Allah, tiada sesuatu pun dari nikmat-nikmat-Mu yang kami ingkari, maka bagi-Mulah segala puji."
Disebutkan bahwa Ibnu Abbas selalu menjawabnya dengan ucapan berikut, "Tidak, lalu yang manakah, wahai Tuhanku?" Dengan kata lain. dapat disebutkan bahwa kami tidak mendustakan sesuatu pun darinya.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Ishaq, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, dari Abul Aswad, dari Urwah, dari Asma binti Abu Bakar yang telah menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah ia dengar dalam salatnya membaca satu rukun Al-Qur'an sebelum diperintahkan untuk menyerukan dakwahnya secara terang-terangan, sedangkan orang-orang musyrik mendengarkannya, yaitu firman Allah Swt.: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Ar-Rahman: 13) (Tafsir Ibnu Katsir)
KAMU SEDANG MEMBACA
REISHWA [Selesai]
Romance"Jika memang kamu adalah jodohku, sejauh apapun pasti akan Allah pertemukan. Namun, jika memang kamu bukan jodohku, aku akan merayu Allah agar Dia menyatukan kita." •Reyhan Hafiz Hanafi• "Aku pernah mencintai seseorang hingga lupa bahwa ada Allah ya...