بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
"Sampai kapanpun kamu nggak akan menemukan tuhan, kalau hatimu jauh dari-Nya. Kalau saja hatimu tertaut pada Dia yang telah menciptakan kita, sudah pasti kamu menemukan Tuhan di dalam hatimu"
•Aishwa Fadila Azzahra•
⚠Ambil baiknya, buang buruknya.⚠
Aku membereskan buku-buku setelah dosen meninggalkan ruangan. Semua teman-teman sejurusan mulai meninggalkan kelas. Setelah semua sudah beres, aku memutuskan untuk pergi ke masjid yang tak jauh dari kampusku.
Aku masih semester tiga jurusan desaigner, kaena aku sempat menunda kuliah. Jadi, aku tertinggal satu tahun dengan abang Reyhan. Dulu, ketika aku berusia sembilan tahun. Bang Reyhan sering banget mengajarkan aku matematika, yakni hitung-hitungan. Aku kagum pada bang Reyhan, karena sedari dia dalam kandungan di tinggal oleh sang papa menghadap Allah. Dia begitu mandiri dan sangat menjaga mamanya sejak usia sepuluh tahun.
Setelah sampai di masjid, aku langsung membuka sepatuku di depan masjid dan mearuhnya di batas suci.
Aku langsung menuju tempat wudhu perempuan dan menyimpan buku-buku yang tadi ku pegang di tempat penyimpanan barang.
Tak menunggu lama, aku selesai mengambil air wudhu. Setelah itu aku menunaikan kewajiban. Salat empat rakaat, salat Ashar.
Setelah menunaikan salat empat rakaat, aku tak langsung menyudahi salatku. Aku berdoa dengan khusyuk. Meminta pertolongan Allah, supaya Allah mempermudah jalanku.
Aamiin... setelah itu aku membuka mukena yang kupakai tadi. Merapikannya kembali ke tempat asalnya.
Aku melirik jam yang ada di tanganku, menunjukkan pukul 15:45. Aku mempercepat langkahku. Ketika aku sampai di gerbang masjid, aku melihat seseorang yang sangat aku kenal. Dia menatapku dari jauh, namun aku melangkah mundur perlahan. Tak mau melihat batang hidungnya lagi. Sudah cukup sakit hati ini. Aku tidak akan lagi mau bertemu dengannya. Ketika aku hendak membalikkan badan, tiba-tiba saja dia memanggilku.
"Wa!" katanya dengan nada sedikit berteriak. Aku berhenti melangkah. Membelakanginya sembari menutup wajahku. Sungguh, aku sakit. Bahkan sangat sakit ketika melihat dia.
Aku tidak mau berharap pada dia yang tak melabuhkan hatinya pada Tuhanku, Allah.
"Wa, tunggu!" panggilnya lagi, saat aku hendak melangkahkan kakiku, dia memanggilku lagi.
Dengan nada gemetar aku menjawab, "untuk apa?!"
Aku tebak dia sudah berada di belakangku. Dengan hatinya yang gemetar, aku menghadap ke arahnya. Namun, kepalaku masih tetap menunduk.
"Wa, bisakah kamu menunggu aku?" tanyanya yang kuyakini tengah memandang wajahku.
"Sampai kapan?" Jawabku pelan bahkan sangat pelan. Aku melihat sepatunya yang mendekati kakiku. Aku mundur dua langkah, agar menepis jarak yang ada.
"Sampai aku benar-benar menemukan tuhanku,"
Ya Allah ... kenapa kata-kata itu selalu membuat hatiku sesak. Nyatanya, dia memang tak pantas untukku. Bahkan dia sendiri tak percaya kepada-Mu... Maafkan aku yang telah menjatuhkan hati pada salah satu hamba-Mu tapi, dia sendiri tak menjatuhkan hati pada-Mu...
Air mataku lolos melewati pipiku, lantas aku menghapusnya pelan.
"Kamu sadar nggak sih? Kamu itu Islam. Kamu muslim, tapi kenapa kamu tidak percaya kepada Tuhanmu sendiri?! Kenapa Fa?! Hiks..." ucapku dengan keras. Aku tak tahan untuk mengeluarkan kata-kata itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/237160671-288-k281199.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
REISHWA [Selesai]
Romance"Jika memang kamu adalah jodohku, sejauh apapun pasti akan Allah pertemukan. Namun, jika memang kamu bukan jodohku, aku akan merayu Allah agar Dia menyatukan kita." •Reyhan Hafiz Hanafi• "Aku pernah mencintai seseorang hingga lupa bahwa ada Allah ya...