بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
"Aku pernah berharap pada dia yang tak melabuhkan hatinya pada Tuhanku, hingga pada akhirnya hanya rasa kecewa yang aku dapatkan. "
•Aishwa Fadila Az Zahra•
⚠Ambil baiknya, buang buruknya.⚠
Aku pernah mencintai seseorang yang bahkan tak tahu Tuhannya siapa. Dia yang kuanggap baik, bahkan dia melupakan Tuhannya sendiri. Entahlah, aku juga tidak tahu alasannya, dia sangat jauh dari Tuhannya. Dia Islam, dia muslim, tapi dia bagaikan orang yang tak menyukai Islam. Bisa dibilang dia adalah Atheis. Aku salah telah melabuhkan hati pada laki-laki yang bahkan tak melabuhkan hatinya pada Tuhanku, Allah subhanallahu waata'ala."Kenapa kamu sangat tak menyukai Islam?" tanyaku saat itu, ketika kami masih berhubungan baik.
"Karena bagiku, Islam itu adalah agama yang memiliki banyak peraturan," katanya membuat hatiku sesak. Padahal Islam itu menjadikan hidup kita agar menjadi lebih baik. Peraturan yang ada di agama Islam pun demi kebaikan penganutnya. Tapi kenapa dia bisa berfikir seperti itu? Apakah dia hanya menginginkan kebebasan di dunia ini?
"Peraturan itu sendiri tak lain agar kita sebagai seorang muslim sejati bisa mematuhi peraturan Islam, supaya kita bisa menjadi makhlk-Nya yang lebih baik dan bisa berjalan di jalan yang benar," kataku.
Dia tetap bergeming. Aku memandangnya dengan tatapan yang sulit di artikan. Sebenarnya aku tidak mau lagi berhubungan dengannya, namun hatiku masih mencintainya.
"Tuhan itu nggak adil. Dia yang katanya adil, tapi apa? Kenapa dia mengambil Ibuku?" katanya dengan nada sedikit meninggi. Mukanya memerah, seperti ada dendam dalam hatinya pada Tuhan-Nya.
Aku tak mengerti, kenapa dia begitu benci pada Tuhan dan Islam. Padahal dia sendiri Islam.
"Bukankah Allah Ta'ala sudah menjelaskan tentang kematian didalam Qur'an surah Al-Anbiya ayat 35? 'Tiap-tiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Dan Kami akan menguji kamu dengan keburukan serta kebaikan sebagai cobaan. Dan hanya kepada Kamilah kamu akan dikembalikan," jawabku membuat dia menatapku. Aku menatapnya kembali.
"Kamu tidak pernah tahu, apa yang aku rasakan saat kehilangan ibu, bahkan saat itu juga aku sudah tak mempercayakan Tuhanku," katanya membuat hatiku sakit. Dia tak percaya pada Tuhan. Lalu, untuk apa aku meneruskan hubungan ini? Kalau laki-laki yang ada di hadapanku ini bukan dari hamba Allah?
"Kalau kamu tidak percaya bahwa Allah itu benar-benar ada, coba buktikan sendiri. Kamu di ciptakan dari siapa? Kamu lahir dari rahim ibumu, lalu yang menciptakan kamu siapa? Siapa lagi kalau bukan Allah Ta'ala," kataku sedikit meninggikan suaraku. Tanpa sadar, air mataku lolos begitu saja.
"Kalau kamu memang tidak mempercayakan Allah, lebih baik kita putuskan hubungan ini. Aku tidak mau menjalin hubungan dengan laki-laki yang bahkan tak mempercayai Tuhannya sendiri," setelah mengatakan itu aku beranjak pergi. Sebelum benar-benar menjauh darinya, aku mendengar dia berteriak.
"Arrggghhhh! Kenapa Tuhan? Kenapa engkau tidak adil? Engkau mengambil semuanya!" itu yang sempat aku dengar di telingaku sebelum aku menghilang dari hadapannya.
***
"Kenapa bang? Kenapa?" tanya seorang gadis pada Reyhan dengan nada lirih. Tatapannya masih tetap lurus.
"Mungkin memang dia bukan laki-laki yang baik. Kamu sudah bagus memutuskan hubungan dengan laki-laki itu, sekarang cobalah dekatkan diri kepada Allah," kata Reyhan yang duduk di samping gadis itu dengan jarak yang tak begitu jauh.

KAMU SEDANG MEMBACA
REISHWA [Selesai]
Romance"Jika memang kamu adalah jodohku, sejauh apapun pasti akan Allah pertemukan. Namun, jika memang kamu bukan jodohku, aku akan merayu Allah agar Dia menyatukan kita." •Reyhan Hafiz Hanafi• "Aku pernah mencintai seseorang hingga lupa bahwa ada Allah ya...