🍁Belajar Masak🍁

941 93 5
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

"Aku tak memasalahkan jika kamu tidak bisa memasak dan aku pun tak menuntutmu untuk bisa masak, tetapi cukup menjadi istri yang solehah untukku."

•Reyhan Hafiz Hanafi•

|Reishwa by @aliyantasya25|

***

Menjadi cantik itu relatif. Menjadi wanita itu takdir. Namun, menjadi solehah itu pilihan. Sebab, solehah atau tidaknya seseorang tergantung daripada dirinya. Kalau kita ingin menjadi wanita solehah, maka perbaiki diri kita. Hijrah bukan soal pakaian yang tadinya tidak memakai jilbab, sekarang berjilbab, namun juga harus di sesuaikan dengan penampilan kita.

Jilbab dan akhlak memang dua hal yang berbeda. Jika kalian menemukan seseorang yang sudah hijrah, namun perilakunya tak sesuai dengan pakaiannya, maka jangan salahkan hijrahnya. Hijrahnya memang sudah betul, hanya saja harus ada yang diperbaiki lagi yakni Akhlaknya.

Jika diri kita sudah memutuskan untuk berhijrah dijalan Allah, maka yang harus kita lakukan adalah melakukan sesuatu karena Allah. Karena banyak di luar sana yang hijrah, karena ingin mendapatkan pasangan yang baik. Bukan begitu, kalau kita memperbaiki diri karena Allah, pasti Allah akan memberikan pasangan hidup yang hijrah karena Allah juga. Sebab, Allah tahu niat kita itu untuk apa dan untuk siapa.

Jadi, niatkan berhijrah untuk menggapai jannah-Nya dan hijrah karena-Nya. Insyaa Allah, untill jannah...

Seperti yang Aishwa lakukan saat ini, dia sedang berusaha menjadi istri yang solehah. Dia ingin menjadi istri solehah, karena ingin menjadi wanita yang selalu dirindukan surga-Nya.

Sore ini, Aishwa sedang belajar memasak untuk Reyhan. Sedangkan lelaki itu, baru saja pergi ke rumah makan miliknya. Karena ingin mengecek keuangannya.

Dia merintis dari nol, hingga sampai saat ini yang sudah memiliki tiga cabang. Dia meraih itu semua, karena sang Mama yang selalu mensupportnya.

"Bissmillah, semoga berhasil masaknya," Aishwa bermonolog.

Perempuan itu mulai memotong sayurannya dengan perlahan, sebab baru belajar memasak. Hari ini dia akan memasak sayur capcay dan ayam goreng. Jika dulu dia takut dengan minyak panas, tapi sekarang dia akan memberanikan diri untuk tidak takut lagi. Ya, walaupun harus berjaga-jaga agar tak kecipratan minyak panas.

Aishwa mulai memanaskan minyaknya, sambil menunggu sayurnya matang. Dia mulai memasukkan ayam ke dalam wadah panas, lalu dengan jarak yang lumayan jauh, dia mulai memasukkan ayam itu. Sebenernya dia takut, namun dia memberanikan diri.

Percikan minyak itu membuat tangan Aishwa kepanasan, dia berinisiatif untuk menutupnya dengan tutup panci, setelah itu dia bernafas lega karena tak ada lagi percikan-percikan yang mengenai tangannya.

"Ternyata butuh pengorbanan untuk memasak, fyuhh..." ucapnya lalu membuang nafas pelan.

Tangannya merah karena terkena minyak tadi, namun dia tidak memperdulikannya. Dia fokus mengaduk sayur capcay, tak lama lagi dia mencium bau gosong.

Allahu Akbar!

Dia menepuk jidatnya, kenapa dia bisa terlalu lama menggoreng ayamnya. Aishwa mematikan kompornya, lalu membuka penutupnya. Apa yang dia lihat itu bukan seperti ayam goreng.

REISHWA [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang