بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
"Ternyata memendam rindu sendirian itu sangatlah pedih. Rasa ingin bertemu itu menggebu dalam dada."
•Aishwa Fadila Azzahra•
|Reishwa by Aliya Natasya|
***
Waktu dua bulan terasa dua tahun. Rasa rindu itu terus menggebu dalam hati. Ingin bertemu, dan memeluknya.
Ya Allah ... berikan kesabaran untukku.
Semenjak tidak ada kabar, aku menjadi khawatir dengan keadaan bang Reyhan. Aku terus menghubungi nomernya, namun tidak aktif. Apa iya, dia sibuk sampai lupa menghubungiku? Tidak, tidak. Aku tidak boleh berburuk sangka pada suamiku sendiri. Barang kali, memang bang Reyhan tengah sibuk dengan tugasnya di desa. Aku harus memahaminya, jangan berpikir seperti ini.
Kemarin malam, aku memeriksa kandungan bersama mama. Dan kata dokter, kurang lebih tiga bulan lagi aku akan melahirkan. Tentang jenis kelamin bayi kembar ini, kata dokter jenis kelaminnya cewek dan cowok. Pasti bang Reyhan senang memiliki sepasang anak kembar. Aku pun sangat bahagia, karena Allah telah mempercayakan aku menjadi seorang ibu.
Aku tak sabar menunggu kehadiran buah hatiku. Rasanya aku ingin mempersiapkan semuanya. Mulai dari kamarnya, pakaiannya dan semua hal yang menyangkut perlengkapan bayi.
Mungkin kalau bang Reyhan sudah pulang, aku akan memberikan kejutan untuknya. Dan juga aku akan meminta bang Reyhan untuk membelikan perlengkapan bayi kami.
Pagi ini, aku tengah berjemur di halaman rumah. Matahari pagi memang sangat bagus sekali untuk kulit, apalagi untuk kesehatan bayiku. Aku berjalan di rumput-rumput hijau. Rumah Papa memang sangat asri pemandangannya. Apalagi udaranya sangat sejuk. Kata mama, ibu hamil itu harus rajin bergerak, agar ketika nanti persalinan lancar. Dulu, aku pernah diceritakan oleh mama. Sewaktu mama mengandungku, beliau rajin sekali olahraga ibu hamil. Makanya, persalinannya pun lancar.
Aku ingin melahirkan secara normal, sebab aku ingin merasakan apa yang mama rasakan. Aku ingin merasakan bagaimana posisi ketika mama melahirkan aku. Dan itu, akan aku lakukan ketika aku melahirkan nanti.
Dret ... dret...
Suara ponselku berdering di dalam saku baju gamisku. Aku lantas melihat siapa yang meneleponnya. Aku berharap yang meneleponku bang Reyhan.
Dan ternyata benar, bang Reyhan menghubungiku. Aku buru-buru memencet layar ponselku untuk mengangkat sambungan video call darinya.
Aku tersenyum dan mengarahkan wajahku ke kamera ponsel.
"Assalamualaikum, abang!" Sapaku yang sudah tak bisa menahan rindu ini.
"Waalaikumussalam, istri abang ini sehatkan?" Tanya bang Reyhan padaku. Lalu, aku mengangguk antusias.
"Aish sehat, bang. Anak-anak kita pun sehat. Abang ... Aish rindu sama abang," ucapku terus menatap wajah bang Reyhan yang ada dilayar ponselku. Dia nampak sibuk dengan tugas KKN nya.
"Alhamdulillah kalau sehat, abang juga rindu istri abang. Secepatnya abang pulang, abang sudah rindu sama istri dan calon anak-anak abang, dan maaf, abang baru kasih kabar." Dia rindu, aku lebih rindu lagi.
"Iya, bang. Jangan lama-lama ya, bang. Aish sudah rindu sama suami Aish, dan ingin cepat bertemu," ucapku tak sadar ini sudah jam sepuluh pagi.
"Aish, ayo makan dulu!" Ucap mama yang menghampiriku. Lantas aku tersenyum dan mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
REISHWA [Selesai]
Romance"Jika memang kamu adalah jodohku, sejauh apapun pasti akan Allah pertemukan. Namun, jika memang kamu bukan jodohku, aku akan merayu Allah agar Dia menyatukan kita." •Reyhan Hafiz Hanafi• "Aku pernah mencintai seseorang hingga lupa bahwa ada Allah ya...
![REISHWA [Selesai]](https://img.wattpad.com/cover/237160671-64-k281199.jpg)