🍁Menjadi Kebiasaan🍁

1.7K 125 4
                                        

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

"Hal yang akan menjadi kebiasaanku saat bangun tidur adalah melihat senyumanmu."

•Reyhan Hafiz Hanafi•

***


"Astaghfirullah!" Jerit seorang Aishwa sambil mendorong suaminya itu. Dia kaget ketika ada seorang laki-laki tengah berada di sampingnya. Membuat Reyhan jatuh ke lantai.

"Ya Allah, sayang kenapa aku didorong sih?" Tanya Reyhan bangun dari jatuhnya. Ternyata istrinya pelupa.

"Abang, maafin Aish, Aish lupa kalau semalam abang udah jadi suami Aish," ucap Aishwa merasa bersalah kepada suaminya. Dia benar-benar lupa kalau kemarin pagi telah sah menjadi istri dari Reyhan.

"Iya gapapa, sayang. Ternyata istriku pelupa yah," balas Reyhan sambil mencubit pipi chubby Aishwa.

"Ihhh... sakit abang ..." kata Aishwa meringis karena kesakitan.

"Eh ... Eh ... Maaf, habisnya abang gemes sama pipinya," Reyhan mengelus pipi sang istri.

"Sayang?"

"Iya?" Aishwa menatap sang suami.

"Tau nggak hal yang akan menjadi kebiasaan aku saat bangun tidur?" Tanya Reyhan. Aishwa mengernyit bingung.

"Apa?" Tanyanya.

"Hal yang akan menjadi kebiasaanku saat bangun tidur adalah melihat senyumanmu," jawab Reyhan sambil menggoda istrinya.

Blush! Pipi Aishwa berubah menjadi merah bak kepiting rebus. Entahlah, sekarang suaminya hobi sekali menggombal.

"Ishhh ... abang, Aish malu lah," ucap Aish terdengar manja, dia malu karena Reyhan menggombali dirinya terus. Kemarin saja, wajahnya memerah setiap mendengar kata-kata Reyhan yang menyentuh hatinya.

"Kok, malu? Kan abang cuma menyampaikan kebenaran aja, bukan gombal," jawab Reyhan tersenyum yang menampilkan lesung pipitnya.

"Aish malu, karena pipi Aish memerah," Aishwa menutup wajahnya dengan telapak tangan.

"Gapapa, tetap cantik bidadarinya abang," ujar Reyhan. Aishwa tersenyum malu, dia memberanikan dirinya untuk menatap suaminya.

"Abang ..." panggil Aishwa lembut.

"Iya sayang?" Jawab Reyhan dengan mengangkat sebelah alisnya.

"Bimbing Aish yah, bimbing Aish untuk menjadi wanita yang Allah rindukan kehadirannya di jannah-Nya, bimbing Aish untuk menjadi seorang istri soleha untuk abang," pernyataan Aishwa membuat Reyhan tersenyum, lalu dia memegang kedua tangan istrinya.

"Sayang, aku akan membimbingmu menjadi istri solehah, menjadi wanita yang selalu dirindukan jannah-Nya. Aku janji, selama nafas ini masih bernyawa, akan selalu membahagiakan bidadari," jawaban Reyhan membuat Aishwa terharu, senyuman lebar terukir di wajah cantiknya. Membuat Reyhan selalu menemukan kebahagiaan, karena selalu melihat senyuman istrinya.

"Terima kasih, abang." Balas Aishwa, kemudian dia memeluk Reyhan dari samping.

Ternyata bahagia itu bisa kita raih saat bersama pasangan halal. Kebahagiaan itu tidak bisa dibeli dengan uang, karena hanya kitalah yang bisa menentukan mau bahagia atau tidak. Sebab, bahagia itu kita sendiri yang buat.

REISHWA [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang