🍁Berharap yang Terbaik🍁

1.4K 94 4
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

"Aku hanya berharap yang terbaik untuk kita, untuk kamu dan aku, juga untuk dia."

•Aishwa Fadila Azzahra•

|Reishwa by Aliya Natasya|

***

"Astaghfirullah!" Jeritku kala aku bermimpi bang Reyhan menikah dengan Keysha. Ya Allah ... apakah ini tanda, bahwa aku harus merelakannya? Tapi aku tak mau diduakan olehnya? Tiba-tiba saja kepalaku terasa sangat pusing. Aku melihat ke arah kanan ternyata bang Reyhan tertidur di samping ranjangku.

Aku berpikir untuk membangunkan bang Reyhan. Namun saat aku melihat wajahnya sedang kelelahan, aku jadi tak tega. Sebenarnya aku ini kenapa? Tiba-tiba saja kepalaku berat sekali. Rasanya seperti dihantam sesuatu. Perutku yang mual pun ingin memuntahkannya.

Aku melihat bang Reyhan mulai membuka matanya. Lalu, dia duduk di sampingku. Aku tak tega melihat wajahnya. Pasti dia memikirkan permintaan Bundanya Keysha.

"Sayang, alhamdulillah kamu udah sadar," katanya bersyukur. Sadar? Berarti tadi aku pingsan.

"Aku khawatir saat kamu pingsan tadi, aku sudah meminta dokter memeriksa kamu." Deg! Dokter memeriksaku berarti bang Reyhan sudah tahu kalau aku hamil.

"Kenapa istri abang nggak bilang kalau lagi hamil?" tanyanya lembut. Tatapannya membuat aku tenang, namun saat mengingat mimpi itu, aku sedih.

"Maaf ... tadinya Aish mau kasih surprise kemarin, cuma pas abang menceritakan itu semua, Aish mengurungkan diri," ucapku. Ada jeda beberapa detik, lalu aku melanjutkan perkataanku. "Anak kita kembar bang," ucapku tersenyum.

"Maasyaa Allah Alhamdulillah... ya Allah atas karunia-Mu. Akhirnya hamba menjadi seorang ayah," ucap bang Reyhan terharu mendengar kalau anaknya kembar. Aku juga sangat bahagia, Allah telah mempercayakan kami untuk menjaga dan merawat buah hati kami.

"Iya bang, kita akan jadi orang tua," jawabku tersenyum padanya.

"Bang?" Panggilku bang Reyhan pun menatap wajahku.

"Iya sayang?" Jawabnya.

"Aku mimpi abang menikah dengan Keysha." Saat aku berucap begitu, raut wajahnya berubah.

"Sayang ... dengerin abang, ingat janji abang dulu? Bahwa abang tidak mau menduakan istri abang?" Aku hanya mengangguk saat dia bertanya begitu. Aku ingat betul janji itu. Dan aku yakin, bang Reyhan pasti menepati janjinya. Dia menyayangiku, mana mungkin dia menduakanku. Tapi asal kalian tahu, kini keadaannya berbeda. Ada yang lebih butuh bang Reyhan daripada aku. Apa iya aku harus memaksa bang Reyhan untuk menikahi Keysha?

"Cuma kamu istri abang, cuma kamu sumber kebahagiaan abang saat ini. Tolong, jangan buat abang marah dengan kamu yang menyuruh abang menikahi Keysha!" Nada bicaranya agak meninggi, aku menahan tangisku. Kalau dia tidak mau menikah dengan Keysha, apakah Keysha akan kehilangan sumber kebahagiaannya di sisa hidupnya? Aku tidak mau di akhir hayatnya, Keysha tak bahagia.

"Bang ... Wallahi ... Aish ikhlas abang menikah dengan Keysha," ucapku lalu menarik nafas dalam-dalam. "Karena bagaimana pun juga, Keysha sudah aku anggap seperti adikku sendiri, aku mengikhlaskan abang menikah dengannya," lanjutku. Namun, bang Reyhan hanya diam, rahangnya mengeras. Aku berusaha untuk meyakinkan dia. Memegang tangannya, lalu mengusap-usapnya.

REISHWA [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang