Dilancarkan?

2.2K 416 54
                                    

Hayo itu bintangnya dipencet dulu!Happy reading!💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hayo itu bintangnya dipencet dulu!
Happy reading!💚

Angin bertiup sangat kencang membuatku berupaya keras menahan rok sekolahku agar tidak tersibak keatas, sialnya lagi angkot jurusan tempat tinggalku yang menjadi sebab aku berdiri disini sejak tadi tidak juga muncul membuat sumpah serapah lancar meluncur dari mulutku.

Tak hanya rok sekolahku yang terancam, namun juga rambut panjangku sudah benar-benar menjadi kusut seperti orang gila belum lagi debu yang terbawa oleh angin membuat mataku sempat kelilipan beberapa kali:
Oh, siapa pun tolong lepaskan aku dari penderitaan ini...

Berdiri di depan gerbang sekolah sambil menahan rok agar tidak tersingkap bukanlah pemandangan indah yang harus kalian lihat!

Tiba-tiba ada sebuah motor sport hitam menepi lalu berhenti didepanku lantas pengemudinya berteriak,
"Cewek, mulutnya di filter dong!"

Aku mendecih mendengarnya, kalimatnya sungguh menyebalkan apa dia tidak memahami penderitaanku sekarang?
Apa masih kurang jelas alasanku bersumpah serapah?
Hari sudah sore, belum lagi hujan akan segera turun jika dilihat dari gelapnya awan serta kencangnya tiupan angin saat ini.
Kalau tidak dapat angkot ya alamatnya aku tidak bisa pulang.

"Lupa nih sama aku?"
Pria berseragam SMA yang lain denganku itu turun dari motornya lalu melepas helm full facenya hingga mataku dapat melihat rupanya dengan lebih jelas,

"Eh? Kak Ojun kok bisa ada disini?"
heranku sembari mengucek mata memastikan apakah dia benar Xiaojun atau bukan,

"Bisalah, insting aku bilang kamu lagi kesusahan ternyata bener. Kamu lagi susah nahan rok biar gak terbang rupanya,"
Xiaojun terkekeh, mata elangnya melirik kedua tanganku yang sibuk menahan rok motif kotak-kotak kebangsaan sekolahku itu,

Mataku melotot kearahnya, "Kurang ajar!"
sentakku sebal.

Xiaojun tertawa kalem kemudian mengaduk isi tasnya sebentar lantas memberiku sebuah celana training,
"Bercanda atuh neng geulis, nih dipake gih. Aku anterin pulang, ini udah sore banget angkotnya pasti udah gak ada,"

"Punya siapa nih?"
Aku menatap celana training berwarna kuning itu penuh tanya.

"Punya aku sebenernya, tapi udah kekecilan. Pake aja buat kamu bawa terus kalo sekolah biar kalo aku jemput bisa dipake,"
terang Xiaojun,

"Emang mau gitu sering jemput aku?"
kuledek Xiaojun sambil menaik turunkan alis.

"Iyalah mau, kalo gak ya ngapain aku kesini jamilah?"

"Jamilah? Wah pacarnya Kak Ojun namanya jamilah toh,"
Aku makin gencar meledek Xiaojun,

"Heh mana ada! Jangan ngadi-ngadi!"
seru Xiaojun gemas,

Tawaku lepas setelah melihat ekspresi kesal diwajah Xiaojun yang begitu menggemaskan.

"Ini mau pulang apa gak?"
Pertanyaan Xiaojun dengan nada gregetnya membuatku tersadar tujuanku memegang celana training kuning ini,

[✔] a k u   y a n g   s a l a h  | xiaojunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang