"Tolong tanyakan pada Tuhanmu, bolehkah aku yang bukan umat-Nya mencintai hamba-Nya?"
-Xiao Dejun
Dapatkah aku dan dia melampaui kerasnya perbedaan?
Akankah kisah kami berakhir manis?
#1 : romansa sekolah
Sedang tahap revisi.
cr. Sartika Ayu Wulanda...
Ini serius masih ada yang baca gak sih? Kalo masih votenya jangan lupa ya! Happy reading!💚
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Author POV
"Syukurlah Kak Ojun gapapa..."
Xiaojun kaget bukan kepalang melihat tubuh Ayu sudah terkapar di atas aspal dengan kondisi bersimbah darah. Gadis itu sudah tidak sadarkan diri.
Xiaojun berlari menghampiri sang gadis, dibawanya kepala mungil Ayu kedalam pangkuannya, "Tolong! Siapa pun tolong bantu saya!" pekik Xiaojun nyaris putus asa.
Warga sekitar dan beberapa pengendara kemudian menghampiri sepasang kekasih itu.
Keadaan Xiaojun sangat kacau, baju dan celananya dipenuh darah yang mengalir deras dari tubuh gadisnya.
"Pak, pak! Langsung bawa ke mobil saya aja. Kebetulan saya Dokter, tolong di bantu ya." titah seorang pria dengan pakaian formal yang membalut tubuh tegapnya.
Sontak, warga kemudian bahu-membahu menggotong tubuh sang gadis masuk ke dalam mobil.
Tatapan Xiaojun nampak kosong. Dia diselimuti rasa takut sekaligus rasa bersalah. Sekali lagi, Xiaojun merasa gagal menjaga gadis yang begitu dicintainya itu.
"Ayo, kamu juga harus ikut. Kayaknya kamu temennya ya?"
Xiaojun yang sudah mulai menangis langsung mengangguk mengiyakan ajakan sang Dokter. Buru-buru, ia turut masuk ke dalam mobil.
"Kamu jangan panik, saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkannya. Oh iya, saya Dokter Ryeowook."
Air mata terus mengalir dari pelupuk mata Xiaojun. Fokusnya benar-benar pecah sekarang hingga ia hanya bisa mengangguk lemah.
Mobil melaju kencang. Beruntung jalanan cukup lengang sehingga Dokter Ryeowook bisa leluasa mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Xiaojun resah, khawatir serta takut. Semuanya telah melebur menjadi satu dibenak pria beralis tebal itu membuatnya kalut.
Kakinya terus bolak-balik di depan pintu ruang ICU tempat gadisnya tengah ditangani. Sudah hampir dua jam, namun Xiaojun tak sedikit pun merasa lelah. Tanpa disadari oleh Xiaojun, wajahnya sudah basah oleh air mata.