Marshmallow

668 141 34
                                        

Vote itu gratis kok.
Ayo jangan lupa pencet bintangnya sebelum lanjut baca~
Happy reading!💚

Sepatu sudah kukenakan, begitu pun dengan seragam kebangsaan sekolahku.
Tangan kurusku meraih ransel sekolah tak lupa membawa serta beberapa buku paket tebal yang tak mampu ditampung oleh tas dengan tanganku yang bebas.
Aku pun siap menuju sekolah, meski agak sedikit lebih awal dari biasanya.

"Ma?"
Aku menuju dapur mencari keberadaan Mama.

"Udah siap ke sekolah? Tumben banget udah siap jam segini."
sahut Mama yang masih sibuk membalik nasi gorengnya diatas penggorengan.

"Iya, gak tau nih Ma, tadi tiba-tiba kebangun lebih pagi yaudah aku langsung mandi aja."
balasku sambil menata ulang buku-buku paketku kedalam tote bag bahan canvas agar lebih mudah dibawa.

"Kemajuan yang bagus tuh."
Mama memindahkan nasi gorengnya ke dalam sebuah wadah kaca ukuran sedang.

Semerbak harum nasi goreng buatan Mama membuat perutku langsung lapar.
Aku lantas membantu Mama mengisi air minum ke pitcher lalu menyiapkan piring untukku dan Mama.

"Ayo jangan lupa baca doa dulu."
titah Mama sambil mendudukkan dirinya pada kursi dihadapanku.

Aku menundukkan kepala lantas melafalkan doa sebelum makan.

"Aminn..."
ucapku setelah selesai berdoa.

Aku mengambil beberapa sendok nasi goreng lantas memindahkannya ke piringku kemudian menyantapnya dengan lahap.

"Mama perhatiin kamu kayaknya sedih banget beberapa hari ini, gak kayak biasanya. Ada apa nak? Kok gak cerita sama Mama sih?"
Manik mata Mama menatapku penuh selidik sekaligus iba.

Duh, aku harus bagaimana?
Aku tidak mau Mama jadi ikut kepikiran soal masalahku. Aku tidak mau Mama jadi jatuh sakit karena memikirkan masalahku apalagi dalam seminggu ini kesehatan beliau sedang menurun.

"Gak ada apa-apa kok, Ma. Cuma masalah kecil antara aku sama Xiaojun."
bohongku sambil tersenyum tipis.
Maaf, Ma. Aku terpaksa bohong sama Mama.

"Hmm gitu, yaudah kalo ada masalah yang sekiranya Mama bisa bantu cerita ya. Jangan suka mendem masalah sendiri, masalah gak akan selesai kalo kamu diemin aja."
Mama menyolek hidungku kemudian tersenyum lembut.

Mama bukan tipe orangtua yang suka mencampuri terlalu dalam urusan pribadi anaknya.
Mama adalah tipe orangtua yang lebih memilih anaknya menemukan jalan keluar sendiri dalam masalahnya, Mama juga selalu menghargai keputusan apapun yang kupilih.
Kata Mama, selagi apa yang menjadi pilihanku tidak merugikan atau membuatku jadi kesusahan Mama mendukung itu.

"Iya siap, Mamaku yang paling cantik."
Senyumku terbit.

"Mau Mama anter ke sekolah gak?"
Mama kembali buka suara setelah membereskan alat makan.

"Gak usah, Mama langsung ke kantor aja. Aku berangkatnya sama Xiaojun kok palingan bentar lagi sampe."
Aku mengacungkan layar ponselku yang menampilkan chat roomku dengan Xiaojun.

Katanya dia lagi di jalan, bilangnya mau berangkat sekolah bareng hari ini.

Oh iya, aku dan Xiaojun memutuskan untuk tetap menjalani hubungan kami.
Aku juga tidak tahu sampai kapan terjebak dalam hubungan yang sulit ini.
Tapi mau bagaimana? Aku dan Xiaojun sudah sama-sama jatuh cinta terlalu dalam satu sama lain dan berpisah bukanlah hal yang mudah bagi kami berdua.

Tak masalah jika kami dinilai egois karena memang nyatanya begitu.
Kami sama-sama mencintai, kurasa Tuhan juga memahami hal itu.

Katakanlah aku salah karena mencintai pria yang jelas-jelas berbeda iman denganku, tapi bukankah cinta itu buta?

[✔] a k u   y a n g   s a l a h  | xiaojunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang