The Truth

569 112 10
                                        

Dahlah vote aja.
Happy reading!💚

Happy reading!💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author POV

Setelah melewati masa kritisnya selama dua hari, akhirnya Ayu beranjak siuman.

Gadis itu telah sadar dan bisa berkomunikasi dengan normal.
Ia juga telah di pindahkan ke ruang rawat biasa karena kondisinya sudah cukup baik.

Pagi itu, Ayu hanya berdua dengan Mamanya di dalam ruang rawat.
Hari memang masih sangat pagi, sekarang bahkan baru pukul 6, langit juga belum terang betul.

"Mama mau nanya sama kamu."

Ayu menoleh, memberi atensi penuh kepada sang Mama, "Ya atuh langsung tanya aja, Ma. Ngapain basa-basi sama anak sendiri?"

"Kamu juga ngapain main rahasia-rahasiaan sama Mama sendiri?"

Tubuh Ayu seketika menegang mendengar pertanyaan berunsur jebakan dari sang Mama.
Namun ia berusaha untuk tetap tenang.

"Maksud Mama rahasia apaan sih?"

"Selama ini kamu nutupin hal besar dari Mama! Kenapa kamu diem aja?! Tega kamu bohong sama Mama?!
Mama menatap Ayu dengan tatapan menuntut.

Ayu hanya tertuntuk lesu.
Dia tak mau menjawab perkataan sang Mama karena ia sadar betul Mamanya kini tengah marah sekaligus kecewa.
Padahal sesungguhnya Ayu benar-benar tidak mau membuat Mamanya sedih dan khawatir padanya.

"Jawab Mama, Sartika Ayu! Mama gak didik kamu buat jadi anak yang suka bohongin orangtua ya!"
bentak Mama.

Air mata meluncur begitu saja dari kedua sudut mata indah Ayu.
Ia sungguh tak mampu membendungnya lagi.
Hal yang ia takut kan sudah terjadi, apa boleh buat? Meski berat, Ayu harus memberitahu kebenaran kepada sang Mama.

Gadis itu menarik nafas dalam-dalam, berusaha mengumpulkan keberanian untuk berterus terang pada Mamanya.

"Aku kena kanker hati, Ma."
Dengan kepala tertunduk, Ayu mengutarakan beban yang selama ini dipikulnya seorang diri. Hanya Hendery yang tahu soal ini.
Sungguh, gadis itu tidak mau membuat siapun khawatir dan kesusahan karena dirinya.

Ya. Dokter Ryeowook yang telah memberitahu Mama dua hari lalu sebelum Ayu sadarkan diri. Awalnya Mama nyaris menyalahkan Tuhan atas segala hal yang menimpa anaknya, namun hal itu tak jadi ia lakukan mengingat betapa tegar dan kuatnya sang anak.

Mama selalu menunaikan ibadahnya tepat waktu, mendoakan segala hal terbaik demi anak semata wayang yang begitu disayanginya tersebut.

'Brakk!'

Sebuah parcel buah berukuran besar jatuh meluruh diatas lantai berubin putih rumah sakit tersebut membuat sepasang Ibu dan Anak itu menoleh ke sumber suara, mendapati Xiaojun berdiri denga tatapan terkejut sekaligus tak percaya.

[✔] a k u   y a n g   s a l a h  | xiaojunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang